Bab 24 : Kisah Kado Istimewa dari Darren
Darren merenung di rumahnya yang berada di kota kecil, merasa hidup kembali setelah merayakan ulang tahun Nazeera. Nazeera, dengan hati penuh harapan, bekerja di supermarket dan merasa ada sesuatu yang menunggu untuk diungkapkan. Setelah pesta ulang tahunnya, dia membagikan sisa kue kepada orang-orang di sekitarnya sebagai tanda terima kasih.
Gadis berkulit putih seputih susu menemukan dirinya duduk di tengah tumpukan kado yang indah. Kertas berwarna-warni, pita yang terjalin rapi, dan nama-nama teman-temannya yang tertera di atasnya. Dia membuka satu persatu kado itu, hati berdebar-debar. Ada kado berbentuk kotak, ada yang berbentuk bundar, dan ada yang terbungkus dengan kertas yang berkilauan.
Namun, ada satu kado yang menarik perhatiannya. Terbungkus dengan indah, kado itu memiliki sentuhan romantis yang tak terlupakan. Darren, teman baiknya, memberikan kalung dengan liontin berbentuk hati. Kalung itu memancarkan keindahan dan makna.
Di dalam kotak kado, ada catatan yang berbunyi, "Untuk Nazeera, semoga setiap langkahmu dihiasi kebahagiaan dan cinta. - Darren Edgar."
Nazeera memegang kalung itu dengan lembut. Sentuhan romantis dari Darren mengukir kenangan yang tak terlupakan di hatinya. Dia merasa dihargai dan terharu oleh upaya dan perhatian yang diberikan oleh teman-temannya, terutama oleh Darren.
Kalung itu kini menghiasi lehernya, mengingatkannya pada momen indah perayaan ulang tahunnya. Setiap detik, mulai dari berbagi kue hingga menerima kado romantis, memberikan warna dan kebahagiaan pada hari yang istimewa tersebut.
Perempuan bertubuh mungil berjalan di supermarket, tersenyum mengingat perayaan ulang tahunnya. Dia memasuki toko kue, aroma manis mengingatkannya pada masa kecilnya. Dia terpaku pada kue-kue indah di etalase, setiap kue mengingatkannya pada kenangan bersama Ameera. Kalender di dinding menjadi pengingat tentang momen-momen indah dalam hidupnya.
Di sudut lain toko, rak-rak dipenuhi dengan berbagai produk. Darren, pemilik toko, selalu memiliki kata-kata bijak untuk setiap momen. "Merayakan pencapaian adalah cara kita menghargai diri sendiri," ucapnya suatu hari.
Nazeera merenung tentang nilai-nilai yang dia pelajari dari Darren tentang menghargai setiap momen dan pencapaian dalam hidup. Saat Darren muncul di sampingnya, dia sedang menata apel Fuji Wangshan di rak supermarket. Nazeera, yang juga sedang menata apel, menoleh ke arah Darren dan tertarik pada satu apel merah dengan kulit mengkilap.
Dia berhenti sejenak dan meraih kalung dari lehernya. Kalung perak itu memiliki mata permata biru yang memancarkan cahaya. Dengan senyum tulus dan penuh kehangatan, dia menunjukkan kalung itu kepada Darren, seolah-olah kalung itu adalah simbol dari semua kenangan dan momen indah yang mereka bagikan.
"Kalung ini begitu indah dan bermakna bagiku," ucap Nazeera dengan suara lembut. Matanya berbinar saat dia membiarkan kalung itu bersinar di cahaya, memperlihatkan keindahan desainnya yang halus dan detailnya yang memukau. Ekspresinya penuh dengan apresiasi dan kekaguman atas gestur penuh perhatian dari Darren.
Pak Darren, dengan senyum hangat, menjawab, "Sangat menyenangkan mendengarnya, Naz. Saya senang Anda menyukainya. Saya berharap kalung ini akan selalu mengingatkan Anda pada momen-momen istimewa yang kita bagikan bersama."
Nazeera mengangguk. "Pasti akan begitu. Ini akan menjadi salah satu perhiasan favorit saya dari sekarang. Lagi pula, itu memiliki makna yang lebih dalam karena datang dari Anda."
Pak Darren menatap Nazeera dengan penuh perhatian. "Saya sangat senang mendengarnya. Melihat Anda bahagia adalah hadiah terbaik bagiku. Semoga kalung itu selalu memberikan Anda kebahagiaan dan kenangan indah."
Nazeera tersenyum lebar. "Terima kasih lagi, Pak Darren. Anda sungguh memperindah ulang tahun saya dengan kehadiran Anda dan kado yang luar biasa ini."
Pak Darren menggenggam tangan Nazeera dengan lembut. "Tidak perlu berterima kasih, Naz. Saya senang bisa membuat hari istimewa Anda menjadi lebih berkesan. Semoga kita bisa terus berbagi momen-momen bahagia seperti ini di masa depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Kesedihan Dipelukan Hujan [End]
Ficção GeralRintik hujan membasahi tanah dengan irama yang hampir menyentuh hati. Di dalam pelukan hujan,Nazeera merasakan kebingungan dan kegelisahan yang mengalir dalam alur air yang turun dari langit. Tetapi di tengah rintik hujan yang mengalir, ada keindaha...