Bab 18 : Sumber Kekuatan dan Kebahagiaan
Lucas dulu adalah sosok yang dicintai Nazeera dengan tulus. Mereka memiliki masa lalu yang penuh canda tawa, berbagi impian, dan merencanakan masa depan bersama. Namun, segalanya berubah ketika kepercayaan Nazeera hancur. Lucas terlibat dalam sebuah insiden yang mengkhianati kepercayaannya, mengakibatkan Nazeera merasa dikhianati dan terluka secara mendalam. Kesalahpahaman ini memicu pertengkaran hebat, yang akhirnya membuat Lucas dijebloskan ke penjara.
Bagi Nazeera, proses penyembuhan dari luka emosional itu tidaklah mudah. Setiap hari, dia merenungkan pertanyaan yang sama: "Apakah dia benar-benar menyesal?" Rasa ragu dan ketakutan untuk membuka hati lagi menghantuinya. Apakah Lucas bisa benar-benar berubah? Apakah dia pantas mendapatkan kesempatan kedua?
Gadis berambut sebahu sedikit ikal menatap layar ponselnya dengan khawatir. Pesan dari penjaga penjara membuat hatinya berdebar tidak karuan. "Dia ingin bertemu denganmu, Nazeera. Dia merasa menyesal atas perbuatannya dan ingin bicara denganmu," ujarnya dengan nada serius.
Nazeera merasa bingung dan ragu. "Oh, saya...saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Apakah dia benar-benar menyesal?" Terdengar cemas dan sedikit gemetar. Dia memegang ponsel dengan tangan yang bergetar.
Penjaga penjara berusaha meyakinkan. "Ya, Nazeera. Lucas sepertinya sungguh menyesal atas tindakannya dan ingin memperbaiki hubungannya denganmu. Dia berharap bisa menyampaikan permintaan maafnya secara langsung," kata penjaga dengan suara tegas dan penuh keyakinan.
"Saya pikir saya harus memberinya kesempatan untuk berbicara. Saya akan segera ke sana," ucap Nazeera dengan suara teguh dan penuh tekad.
"Kami akan menyiapkan pertemuan antara kalian berdua. Jika ada sesuatu yang perlu Anda tanyakan, jangan ragu untuk menghubungi kami," kata penjaga penjara dengan ramah.
"Terima kasih. Saya harap ini bisa membawa kejelasan dan perdamaian," kata Nazeera penuh harapan.
Pertemuan di Penjara:
Ketika Nazeera tiba di penjara, suasana dingin dan suram seolah mencerminkan keadaan hatinya yang bimbang. Lucas duduk di sisi meja besi, wajahnya pucat dan matanya penuh penyesalan. Tatapannya yang rapuh mencerminkan beban kesalahannya.
Nazeera mendekatinya dengan hati-hati. Setiap langkahnya diiringi dengan keraguan yang mendalam. Begitu dekat, namun begitu jauh. Dia merasa campuran antara keinginan untuk memaafkan dan ketakutan akan luka yang masih dalam.
Lucas menatapnya dengan mata yang penuh penyesalan dan patah hati. "Zeera, aku... aku tahu aku telah membuat banyak kesalahan. Aku tidak bisa berhenti memikirkan semua hal buruk yang sudah aku lakukan."
Nazeera menatapnya dengan tatapan yang masih penuh luka. Rasa takut dan keraguan menyelimuti hatinya. Seandainya dia bisa mempercayai Lucas lagi, tetapi luka yang dalam membuatnya ragu.
"Tapi bagaimana aku bisa percaya lagi?" Nazeera bertanya dengan suara lemah. "Bagaimana aku bisa yakin bahwa kamu tidak akan melukai aku lagi?"
Lucas menggeleng. "Saya tidak bisa memberikan jaminan, Zeera. Tapi aku berjanji, aku akan melakukan segalanya untuk memperbaiki apa yang telah rusak. Aku akan belajar dari kesalahan-kesalahan itu."
Perempuan bertubuh mungil menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Keraguan yang mendalam memenuhi hatinya, namun di balik itu, ada keinginan yang kuat untuk memberi kesempatan kedua.
"Saya akan mencoba, Lucas. Tapi aku harap kamu serius tentang hal ini. Aku tidak bisa lagi menanggung sakit hati yang sama."
Lelaki berambut pirang pasir menatapnya dengan tekad. "Saya mengerti, Zeera. Terima kasih karena masih memberiku kesempatan ini. Saya tidak akan menyia-nyiakannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Kesedihan Dipelukan Hujan [End]
Художественная прозаRintik hujan membasahi tanah dengan irama yang hampir menyentuh hati. Di dalam pelukan hujan,Nazeera merasakan kebingungan dan kegelisahan yang mengalir dalam alur air yang turun dari langit. Tetapi di tengah rintik hujan yang mengalir, ada keindaha...