Kau dan Aku saling membantu
Membasuh hati yang pernah pilu
Mungkin akhirnya tak jadi satu
Namun bersorai pernah bertemu
-Sorai by Nadin Amizah****
Bab 49: Sembunyi di Kabut Hujan
Pernikahan Darren dan Cassandra digelar di perkebunan yang megah, di mana cahaya senja memancar di langit, menciptakan suasana yang magis. Darren, meskipun tersenyum di altar, merasa kekosongan dalam hatinya tanpa kehadiran Nazeera. Mereka telah berbagi sejarah panjang sebagai sahabat dekat, dan cinta pertama Darren masih membara di dalamnya.
Di samping Darren, Cassandra merasakan kebahagiaan campur dengan keraguan. Cintanya pada Darren begitu dalam, namun bayangan Nazeera menggelayut di pikirannya, seperti awan yang tak pernah hilang. Dia berharap pernikahan mereka bisa menjadi awal yang baru, meskipun mengetahui bahwa Darren masih membawa perasaan yang kuat untuk Nazeera.
Mereka berdua berdiri di bawah langit yang bersemayam awan merah jambu, menatap masa depan yang penuh dengan harapan. Darren mengetahui bahwa dia telah membuat pilihan yang tepat, memilih untuk fokus pada kebahagiaan bersama Cassandra, sambil tetap menghormati dan mengenang Nazeera dengan sepenuh hati.
Di sisi lain perjamuan, Nathan dan Ameera menikmati suasana yang hangat. Mereka tertawa dan berbagi kenangan lama, seolah-olah waktu tidak pernah berlalu di antara mereka. Nathan, tanpa bisa menahan perasaannya, menyapa Ameera dengan hati-hati.
"Ameera, sungguh kejutan bisa bertemu denganmu di sini," ucap Nathan, suaranya lembut namun penuh makna, menyentuh lengan Ameera dengan lembut.
"Ya, aku juga tidak menyangka akan bertemu denganmu di pernikahan Darren dan Cassandra. Bagaimana kabarmu?" tanya Ameera, matanya bersinar dengan senyum yang penuh pengertian.
Nathan menggelengkan kepala, "Aku baik-baik saja. Tapi melihatmu di sini membuatku agak terkejut."
"Mengapa?" tanya Ameera, sedikit terangkat alisnya.
"Sejujurnya, setelah sekian lama, aku menyadari bahwa perasaanku terhadap Nazeera hanya sesaat. Dan cintaku yang sebenarnya masih untukmu, Ameera," ucap Nathan, suaranya penuh ketulusan, seolah mencari keberanian dalam kata-katanya.
Ameera terkejut, namun segera meletakkan tangannya di dadanya, "Oh, Nathan, aku tidak tahu harus berkata apa. Aku juga merasakan hal yang sama. Aku merindukanmu."
Nathan mengambil kedua tangan Ameera dengan lembut, "Aku juga merindukanmu, Ameera. Apakah kita bisa memulai kembali hubungan kita dari awal?"
Ameera mengangguk tulus, suaranya lembut namun penuh kebahagiaan, "Ya, tentu saja. Aku sangat bahagia bisa mendengarnya."
"Sama-sama, Ameera. Terima kasih telah datang ke pernikahan ini dan memberiku kesempatan untuk menyadari perasaanku," ucap Nathan, matanya lembut, menggenggam tangan Ameera dengan erat.
"Kita berdua pantas mendapatkan kebahagiaan ini," kata Ameera dengan senyum hangat, matanya penuh keyakinan. Suasana di sekitar mereka dipenuhi getaran cinta dan harapan, seolah-olah pernikahan Darren dan Cassandra membawa keajaiban bagi mereka yang hadir.
Sementara itu, bagi Cassandra, perasaannya bercampur antara kebahagiaan dan keraguan. Dia mencintai Darren dengan sepenuh hati, namun tidak bisa menghapus bayangan Nazeera dari pikirannya. Saat mereka berjalan menyusuri perkebunan setelah upacara, Cassandra menyadari betapa kompleksnya perasaannya.
"Cassandra," Darren memulai dengan lembut, suaranya penuh perhatian, merasakan ketegangan di udara, "apakah kamu bahagia?"
Cassandra tersenyum tipis, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Ya, Darren, aku bahagia. Kau tahu betapa aku mencintaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Kesedihan Dipelukan Hujan [End]
General FictionRintik hujan membasahi tanah dengan irama yang hampir menyentuh hati. Di dalam pelukan hujan,Nazeera merasakan kebingungan dan kegelisahan yang mengalir dalam alur air yang turun dari langit. Tetapi di tengah rintik hujan yang mengalir, ada keindaha...