Bab 22 : Merayakan Hubungan dan Kesempurnaan dalam Perayaan Ulang Tahun Nazeera
Hari itu, tanggal 19 Februari, mentari menyapa bumi dengan sinarnya yang hangat, membuat Nazeera terbangun dari tidurnya dengan perasaan syukur yang mendalam. Udara pagi terasa berbeda, seolah menyimpan rahasia yang hanya dia yang tahu. Mungkin itu getaran alam yang merayakan hari istimewa, atau mungkin juga karena perasaan bahagia yang mengalir begitu kuat di dalam dirinya.
Nazeera melangkah ke luar kamar, kakinya menyentuh lantai kayu yang dingin. Bau kopi dan roti panggang menyambutnya di dapur. Orang tuanya dan adiknya, Zara, sudah duduk di meja makan. Wajah mereka berseri-seri, tapi tidak ada ucapan selamat ulang tahun yang terlontar. Nazeera mencoba menutupi kekecewaannya dengan senyum, meskipun hatinya berdebar kencang.
"Selamat pagi, ayah, ibu, Zara," sapanya, mencoba memperlihatkan semangat.
"Selamat pagi, Nea," jawab ibunya sambil tersenyum. "Hari ini ada banyak hal yang harus kita lakukan. Semangat ya!"
Nazeera merasa kecewa karena merasa ulang tahunnya terlupakan. Dia berusaha fokus pada pekerjaannya di supermarket, tetapi perasaan kecewa terus menghantuinya.
Nazeera bekerja dengan cermat di supermarket, tetapi pikirannya melayang jauh dari pekerjaannya. Hari ini, tanggal 19 Februari, adalah ulang tahunnya, tetapi dia memutuskan untuk tidak memberi tahu siapa pun di tempat kerja. Ryan, rekan kerjanya yang selalu ceria, melihat Nazeera agak lesu.
"Hey Naz, apa yang terjadi? Biasanya kamu lebih bersemangat dari ini," tanya Ryan dengan kepedulian di matanya.
Nazeera menoleh dan mencoba tersenyum. "Oh, tidak apa-apa Yan. Hanya sedikit lelah hari ini, mungkin," jawabnya dengan hati-hati.
Ryan mengangguk, namun ekspresinya masih penuh kekhawatiran. "Baiklah, jika ada yang bisa saya bantu atau jika kamu butuh istirahat, katakan saja. Kita semua di sini untukmu, ingat itu," ucapnya dengan tulus sebelum melanjutkan tugasnya.
Sementara itu, di kantor manajerial, Pak Darren, manajer Nazeera, duduk di mejanya dengan pandangan khawatir. Dia tahu bahwa hari ini adalah ulang tahun Nazeera, tetapi dia menghormati keputusannya untuk tidak memberi tahu siapa pun di tempat kerja. Darren ingin memberikan kejutan yang tak terlupakan untuk Nazeera, tetapi dia juga tahu betapa sulitnya mengelola harapan dan ekspektasi di hari yang istimewa ini.
Setelah rapat dengan staf lainnya, Darren memanggil Ryan ke ruangannya. "Ryan, aku punya ide untuk membuat hari ini spesial bagi Nazeera. Kita harus membuatnya merasa dihargai dan bahagia, meskipun dia memilih untuk tidak mengumumkan ulang tahunnya," ucap Darren dengan bersemangat.
Ryan tersenyum lebar. "Saya sepenuhnya setuju, Pak Darren. Nazeera layak mendapat penghargaan yang istimewa hari ini. Apa rencananya?"
Darren memberikan detail rencana kejutan mereka untuk Nazeera di rumahnya. Mereka akan menghiasi ruangan dengan indah, menyediakan makanan dan kue ulang tahun, serta mengundang semua orang terdekatnya untuk merayakan bersama. Ryan setuju untuk membantu mengatur semuanya dengan rinci.
Ayah Theron, Nyonya Celestia, dan adik Nazeera, Zara, sibuk menghias rumah dengan semangat. Bunga mawar merah ditempatkan di meja bundar yang terbungkus kain putih, dan lilin-lilin lembut diatur untuk menciptakan suasana hangat dan bersemangat. Ameera dan Sarah juga membantu dengan ide-ide kreatif, percaya bahwa Nazeera akan terkejut dan bahagia melihat kejutan ini.
Setelah persiapan selesai, Darren mengirimkan pesan singkat kepada Nazeera, "Hey Naz, bisa kamu pulang sebentar? Ada sesuatu yang perlu aku bicarakan denganmu."
Nazeera menerima pesan tersebut dan membalas, "Tentu, Pak Darren. Saya akan segera pulang."
Dia mencoba menenangkan diri, tidak mengetahui bahwa saat ini, Darren telah merencanakan kejutan besar untuk merayakan ulang tahunnya di rumah.
Nazeera tiba di rumah setelah hari kerja yang panjang, masih terbayang kekecewaannya di pagi hari. Namun, saat dia membuka pintu rumahnya dengan hati-hati, tidak mengetahui bahwa sesuatu yang istimewa sedang menanti di baliknya. Suara riuh rendah dan cahaya gemerlap langsung menyambutnya dari dalam. Matanya membelalak kaget saat melihat semua orang yang dia cintai berkumpul di ruang tamu yang dihiasi indah. Darren, rekan kerjanya dan sahabat setianya, tersenyum lebar sambil menghampirinya.
"SURPRISE!" seru mereka serentak, suara mereka menggema di dinding-dinding rumah.
Nazeera merasa hatinya meledak. Dia merasa dicintai dan dihargai. Semua perasaan kecewa tadi pagi lenyap seketika. Hari ini memang istimewa, dan dia tahu bahwa momen ini akan selalu terukir dalam ingatannya.
Dia melangkah masuk, air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. Setiap sudut ruangan dihiasi dengan indah, bunga-bunga mawar merah merekah di atas meja bundar yang terbungkus kain putih. Cahaya lilin yang lembut memancarkan kehangatan, menciptakan suasana yang penuh kegembiraan dan kehangatan.
Darren mendekatinya dengan senyum lembut. "Selamat ulang tahun, Nazeera. Hari ini adalah untukmu, untuk menghormati orang yang luar biasa yang kamu adalah."
Nazeera tersenyum bahagia, terharu oleh kata-kata Darren yang tulus. Dia merasa beruntung memiliki sahabat seperti Darren yang selalu ada di sampingnya, baik dalam kesulitan maupun kebahagiaan.
Sementara itu, dalam hati Darren, dia merasakan kebahagiaan melihat Nazeera bahagia. Dia ingin menyampaikan lebih banyak lagi, tentang betapa berharganya Nazeera dalam hidupnya. Namun, kata-kata terasa terlalu sedikit dibandingkan dengan perasaan dalam hatinya.
"Terima kasih, Darren. Ucapan dan kehadiranmu sangat berarti bagiku," ucap Nazeera dengan suara lembut, sambil merasakan kehangatan pelukan dari seorang teman yang begitu dihormatinya. Dia bisa merasakan detak jantung Darren yang berbicara lebih banyak daripada kata-kata.
Sementara itu, dalam hati Darren, dia merasakan kebahagiaan melihat Nazeera bahagia. Dia berpikir, "Ini adalah momen yang luar biasa. Melihat kebahagiaan Nazeera adalah hadiah terindah bagiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Kesedihan Dipelukan Hujan [End]
Ficción GeneralRintik hujan membasahi tanah dengan irama yang hampir menyentuh hati. Di dalam pelukan hujan,Nazeera merasakan kebingungan dan kegelisahan yang mengalir dalam alur air yang turun dari langit. Tetapi di tengah rintik hujan yang mengalir, ada keindaha...