Bab 7: Rahasia di Ruang Rapat
Hujan deras membasahi jendela supermarket, menciptakan irama monoton yang menyatu dengan langkah Nazeera. Di antara rak-rak yang sepi, dia merasa terisolasi, seperti dalam dunia sendiri. Namun, ketika dia berbalik, dia melihat Pak Darren, manajer produce, mengintipinya dengan tatapan yang membuatnya merasa tidak nyaman.
"Pak Darren?" panggil Nazeera, suaranya terselip ke dalam suara hujan.
Pria itu tersenyum ramah, mencoba menutupi ketidaknyamanan. "Hei, Naz. Apa yang kau lakukan di sini?"
Nazeera menahan kebingungannya. "Saya hanya akan mengambil absen harian saya, Pak Darren. Tidak ada yang spesial."
Darren mengangguk, matanya tetap memperhatikan Nazeera. "Apakah saya bisa ikut bersama Anda? Saya punya beberapa pertanyaan mengenai proyek yang sedang Anda kerjakan."
Nazeera ragu, tetapi dia tidak ingin menolak. "Tentu saja, Pak Darren. Mari kita pergi ke ruang rapat."
Ketegangan di Ruang Rapat:
Ketegangan terasa kental saat mereka berjalan bersama. Nazeera memutar otak mencari alasan mengapa Darren mengikutinya. Apa yang dia inginkan? Di ruang rapat, suasana semakin tegang. Darren duduk di seberang Nazeera, matanya menatapnya dengan intensitas yang membuatnya merasa tidak nyaman.
"Jadi, Nazeera," katanya akhirnya, "Saya ingin tahu apakah Anda merasa nyaman di lingkungan kerja kita?"
Pertanyaan itu membuat Nazeera tersentak. Apa yang dimaksud Darren? Apakah dia melakukan sesuatu yang salah?
"Ya, Pak Darren," jawabnya dengan cemas. "Saya merasa cukup nyaman dengan lingkungan kerja di sini."
Darren mengangguk, tapi ekspresinya tetap serius. "Bagus. Bagaimana dengan hubungan Anda dengan rekan kerja? Apakah semuanya berjalan lancar?"
Nazeera merasa semakin bingung. Apakah pertanyaan ini relevan dengan pekerjaannya? Apa yang sedang dibicarakan oleh Darren?
"Saya rasa hubungan saya dengan rekan kerja saya baik-baik saja, Pak Darren," jawabnya hati-hati.
Darren menggelengkan kepala, seolah-olah tidak puas dengan jawaban itu. "Hmm, saya lihat Anda cukup dekat dengan beberapa rekan kerja Anda. Apakah Anda yakin itu tidak mengganggu produktivitas Anda?"
Darah Nazeera berdesir. Apa yang sebenarnya dimaksud Darren? Dan mengapa dia merasa terawasi?
Nazeera merasa semakin tidak nyaman. Apa yang dimaksud Darren dengan dekat? Apakah dia memperhatikan pergaulannya dengan beberapa kolega? Tetapi itu urusan pribadi, bukan?
"Saya yakin saya bisa memisahkan urusan pribadi dan profesional, Pak Darren," kata Nazeera dengan mantap.
Darren mengangguk, tetapi senyumnya terasa berlebihan. "Baiklah, jika Anda yakin. Saya hanya ingin memastikan bahwa lingkungan kerja kita tetap profesional dan produktif."
Nazeera merasa lega ketika pertemuan itu berakhir, tetapi kekhawatiran tetap mengganggunya. Apa sebenarnya yang diinginkan oleh Pak Darren dari pertemuan itu? Dan mengapa dia begitu peduli dengan kehidupan pribadinya?
Pertemuan di Luar Jam Kerja:
Suatu malam, Nazeera pulang dari supermarket dalam hujan deras. Bayangan Darren yang menunggu di tengah hujan memberinya dorongan untuk bertanya-tanya apa yang sebenarnya diinginkan oleh Darren darinya.
Hujan yang turun dengan lembut telah mengubah pelataran parkir menjadi lapisan licin yang mengkilap. Nazeera menarik mantelnya lebih erat, berusaha melindungi diri dari rintik-rintik air yang masih jatuh dari langit kelabu. Di balik kacamata hitamnya, matanya memandang Darren yang berdiri di sana, seolah menunggu kedatangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Kesedihan Dipelukan Hujan [End]
Fiksi UmumRintik hujan membasahi tanah dengan irama yang hampir menyentuh hati. Di dalam pelukan hujan,Nazeera merasakan kebingungan dan kegelisahan yang mengalir dalam alur air yang turun dari langit. Tetapi di tengah rintik hujan yang mengalir, ada keindaha...