Happy Reading
Jangan lupa vote sebelum membaca ♥️***
Rumah Galvin di rias dengan dekorasi yang sangat meriah, bahkan sudah hampir satu rumah terias dengan elegan, dengan sebuah banner yang bertuliskan "Sweet seventeen Alexsa."
Alexsa menatap semua dekorasi yang sudah selesai dengan senang, dia lalu melirik Galvin yang berdiri di sampingnya. Lalu memeluknya dnegan erat, tanpa ada penolakan dari Galvin.
"Makasih, Gal. Kamu emang gak pernah berubah," kata Alexsa xenan suara yang terdengar senang.
"Mending Lo siap-siap, bentar lagi Aodra bakal kesini jadi tamu pertama," kata Galvin mengalihkan pembicaraan, membuat Alexsa melepaskan pelukannya.
"Oke, deh!" Alexsa dengan wajah cemberut, berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Galvin menatap kepergian Alexsa, dia merasa tidak enak dengan hari ini. Dia merasa sedikit gelisah, dan juga khawatir. Feeling-nya juga tidak enak, seolah akan terjadi sesuatu.
"Kenapa Gal?"
Galvin kaget, ketika Mawar sudah berada dibelakang dirienya. Bahkan Dion juga baru saja keluar dari kerjanya.
"Gak apa, kok. Mama gak jadi Arisan?" Tanya Galvin berusaha mengalihkan pembicaraan, walau suaranya sedikit bergetar menahan grogi yang ada pada dirinya.
"Nanti keluarga Alexsa bakal kesini, termasuk eyang. Jadi kamu harus sopan, ya," pesan Mawar, dengan senyuman manisnya mengusap wajah anaknya dengan lembut. "Oh ya, Alana udah kamu kabarin?"
Deg!
Setiap mendengar nama Alana, kenapa hati Galvin langsung mencelos begitu saja. Seperti ada sebuah perasaan yang tertahan begitu lama.
"A-alana —"
"Mama udah tahu, kok. Nanti biar mana yang telfon Tante Diana kalau kamu gak bisa jenguk Alana," ujar Diana berusaha untuk menenangkan Anaknya. Dia juga sudah tahu, apa yang terjadi jadi dia juga bisa berusaha kompromi dengannya.
"Makasih, ma," jawab Galvin dengan lirih.
"Iya, mandi dulu gih. Bentar lagi eyang bakal dateng."
****
Tepat jam delapan malam, pesta ulang tahun Alexsa sudah berjalan dengan lancar. Bahkan sekarang pembagian potongan kue, membuat suasana menjadi ricuh.
Satu kelas yang di undang benar terpesona, melihat Galvin dan Alexsa, dengan pakaian yang sengaja mereka rancang. Namun ada juga yang kesal, melihat sikap Gavin kepada Alexsa.
"Jadi potongan pertama setelah orang tua, yaitu untuk orang yang aku sayang," kata Alexsa sambil membawa potongan kue, dengan mata yang tertuju kepada Galvin di hadapannya. "Galvin Mahendra!"
Prok! Prok! Prok!
"Kiwww!"
"Yakin gak di sayang?!"
Suasana menjadi ricuh dengan candaan, Galvin menerima sondoran kue dari Alezsa. Bahkan Alexsa menyuapi Galvin kue, begitu juga dengan Galvin menyuapi Alexsa.
"Cocok banget kalian berdua!" Celutuk Roy—Papa Alexsa yang selesai memotret foto mereka berdua.
Mama Alexsa juga ikut tersenyum mendengarnya. "Iya, kalian pasangan yang cocok," jawabnya membuat Alexsa menjadi tersipu malu mendengarnya.
Prok! Prok! Prok!
"Enak banget yah! Pacarnya sekarat di rumah sakit, disini malah enak-enakan mesra sama seorang SAHABAT!" ujar Lala dengan suara yang sangat keras, membuat mereka semua membalikkan badannya seolah memberikan jalan juga kepada Lala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Mahendra [END] [REPOST]
Teen FictionGalvin Mahendra, siapa yang tak mengenal dirinya? Seorang anak SMA yang menjabat sebagai ketua geng motor Aodra, yang paling ditakuti di kotanya. Tidak ada yang berani mengusik seorang Galvin, bahkan seorang pujaan hati tidak ada yang boleh menyentu...