35. DIMULAI

1.7K 160 80
                                    

Double update nih!

Yakin gak mau vote?

Udah 40k masa gak nyampe 50k ayo dong!!

Happy Reading ♥️
Budayakan folow sebelum membaca ♥️

Pagi yang cerah berada di dalam hutan, diiringi suara burung yang sangat merdu. Banyak sekali siswa-siswi yang sudah bekeliaran, sekedar mencari spot bagus dan juga melihat pemandangan.

"Tuh, kan! Mata Lo bengkak gitu jadinya," ujar Lala ketika melihat Alana yang sudah keluar dari tenda, dengan menggunakan baju gardigannya.

"Udah-udah, jangan di bahas dulu," sela Govie merasa tidak enak kepada Alana.

"Gimana, kalau kita jalan-jalan sekitar sini? Kayaknya sih bakal ada view kere gitu," ajak Govie, mnatap Lala dan Alana secara bergiliran.

"Boleh."

Mereka pun mulai berjalan menuju jalur kiri, disana nampak sangat indah. Kayu-kayu tinggi menjulang keatas, cahaya yang masuk dari sela-sela pohon tersebut. Namun cahaya masih minim, karena baru menunjukkan pukul setengah tujuh.

"Gue kita camping kita ini, bakal kayak anak Pramuka gitu, eh malah bebas banget," ujar Lala, ketika pertama kali mendengar akan camping. Dia benar berfikir, jika dia akan melakukan seperti camping Pramuka waktu kelas X.

"Ada-ada aja Lo, kita disini buat have fun. Bentar lagi ujian, jadi kita habisin waktu bareng sama-sama," ujar Govie, dengan kamera yang berada di tangannya terus memotret apapun yang dia lihat.

Kreek!

Langkah mereka langsng terhenti, ketika mendengar suara patahan ranting kayu. Alana, Govie, dan Lala langsung saling pandang.

Mata mereka melihat ke sana kemari, namun tidak ada siapapun di sana.

"Kita berjalan udah jauh kali kah?" tanya Lala, yang sedikit was-was.

"Gue lupa, kita Dateng dari arah mana." Govie menggigit bibir bawahnya, dia benar lupa karena mereka berjalan tak tau arah bukan hanya berjalan ke depan.

Alana mengusap wajahnya. "Udah, cari aja jalan yang di inget," ujar Alana, lalu membalikkan badannya namun matanya melebar melihat siapa yang dia lihat, berdiri tepat di hadapannya.

"Alexsa?"

****

"Pagi ku cerah ku, matahari bersinar ku gendong janda kembang di pundak."

Kelvin mendelik, ketika mendengar lirik yang di katakan Zayyan. "Emang Lo sekarang lagi gendong janda kembang? Di lirik aja kayaknya dia gak bakal Sudi," ujar Kelvin, lalu kembali mencuci wajahnya dengan air sungai yang begitu segar dan sangat indah.

"Yang ada para janda nempel sama gue!" Balas Zayyan dengan nada sombongnya.

"Di sukai kok sama bekasan, gak laku ya sama yang baru?" Sindir Andi, membuat Zayyan langsung memutar bola matanya dengan malas

"Terserah Lo!" Kesalnya, lalu berjalan menuju sedikit ke tengah, ada sebuah batu besar yang cocok untuk dia duduki disana.

"Kelvin, foto in gue dong! Bagus deh kayaknya disini," ujar Zayyan sembari mengambil posisi bersila, di atas batu besar tersebut.

Kelvin sebenarnya malas, namun dia berjalan mendekati Zayyan. "Udah kayak Aladin aja Lo," jawab Kelvin.

Kelvin lalu sibuk memfotoksn Zayyan, entah sudah berapa kali Kelvin memfotokan namun tidak ada yang bagus di mata Zayyan.

Galvin Mahendra [END] [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang