Camping, adalah kegiatan yang di tunggu-tunggu oleh para siswa kelas XII. Karena mereka akan menghabiskan waktu untuk berlibur, sebelum mereka akan berperang dalam ujian sekolah.
Camping itu di laksanakan selama dua hari dua malam, bahkan bisa membuat siswa menjadi puas berada di alam bebas tersebut.
Seluruh siswa kelas XII sudah berkumpul di lapangan, dengan barang-barang mereka yang di bawa masing-masing.
"Ingat jangan ada yang masuk ke bis kelas lain, karena itu nanti akan ada pengecekan anggota siswa!" Ujar Fajar lewat speaker yang di bawanya.
"Sekarang menuju bis masing-masing di mulai dari anak kelas Bahasa!"
Seluruh siswa kelas bahasa langsung menuju keluar sekolah, untuk masuk bis yang sudah mereka dapatkan. Lalu berlanjut hingga akhirnya seluruh siswa sudah berada di dalam bis.
"Loh, Alana lo gak masuk bis?" Tanya Lala yang baru balik dari toilet, sebelum dia masuk ke dalam bis.
Alana menggelengkan kepalanya. "Enggak, gue boncengan aja sa- ehh!" Tangan Alana terasa di tarik ke samping, terlihat Galvin dan Aodra di tambah Angkasa yang sudah berada di sana.
"Mau boncengan? Sama siapa?" Tanya Galvin dengan tatapan tajamnya, Alana langsung menghempaskan celakan tangan Galvin.
"Bukan urusan Lo!"
"Jelas urusan aku, aku masih punya tanggung jawab tentang kamu," ujar Galvin dengan suara tajamnya. "Mending ikut kita, kalau gak mau masuk bis!"
"Enggak! Gue ogah," jawab Alana , dia melirik Fajar yang masih berada di sampingnya. "Gue ikut sama osis, ya?"
Fajar menaikkan kdua bahunya. "Gue kayaknya gak bisa izinin," jawab Fajar dengan takut-takut, melirik AODRA yang sudah menatapnya dengan tatapan tajamnya.
Alana memutar bola matanya, mengepalkan tangannya dengan keras. "Terserah!"
****
AODRA, bersama dengan Angkasa membawa kendaraan pribadi. Atas izin dari guru dan kepala seolah, mereka pun dengan senang hati membawa kendaraan pribadi. Dan meminta izin pun dengan seribu alasan, dan sudah pasti Zayyan dan Kelvin yang memiliki ide.
Alana bersedekap dada, bersender sambil menatap mereka yang sama sekali tidak merasa bersalah.
"Lo marah sama kita?" Tanya Zayyan, yang mengerti arti dari tatapan Alana yang tidak seperti biasanya.
Angkasa menghembuskan nafasnya dnegan kasar. "Al, kalau Lo di liat sama Om Daniel boncengan sama cowok selain kita, bisa habis kita semua," ujar Angkasa membuat Alana menatapnya.
"Apa hubungannya coba?"
Galvin yang semula hanya menatap kedepan dengan malas, kini memutar tubuhnya menatap Alana dengan tatapan tajamnya. Bahkan mata elangnya tak berhenti menatap mata Alan.
"Ada hubungannya, Kamu, Aku dan AODRA masih terlibat kamu masih tanggung jawab kita," tegas Galvin membuat Alana meneguk ludahnya. Tak seperti biasa tatapan Galvin seperti ini.
"Biasa aja kali!" Alana memalingkan wajahnya, berusaha untuk bersikap biasa saja.
Suasana mobil langsung menjadi hening, tidak ada yang berani membuka suara sedikitpun. Suasana mendadak menjadi tegang dan canggung.
"Kok sepi?" Celutuk Zayyan tiba-tiba, Kelvin langsung mengusap wajah Zayyan dengan kasar.
"Diem Lo!"
"Gue masih punya mulut, jadi gak salah kalau gue gak bisa diem," ujar Zayyan mengusap balik wajah Kevin dengan kasar.
"Markonahh, kalian berdua ga tau situasi apa dimana ribut aja kerjaannya," kesal Andi, yang melihat pertengkaran di depannya ini. Sungguh tiada hari tanpa melihat pertengkaran Zayyan dan Kelvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Mahendra [END] [REPOST]
Ficção AdolescenteGalvin Mahendra, siapa yang tak mengenal dirinya? Seorang anak SMA yang menjabat sebagai ketua geng motor Aodra, yang paling ditakuti di kotanya. Tidak ada yang berani mengusik seorang Galvin, bahkan seorang pujaan hati tidak ada yang boleh menyentu...