Halo kembali lagi dengan Pie ♥️
Siap ketemu Galvin? Alana?
Angkasa Alana?
Or siapa nih?Jangan lupa jejak!
Happy Reading ♥️
Budayakan folow sebelum membaca ♥️"Om Izinin saya ketemu Alana. Saya mau bicara penting sama dia."
"Semenit deh om, eh jangan deh terlalu cepet sejam aja deh sejam doang gak lebih om."
"Atau om juga boleh duduk bareng biar jadi pengawas aku ngobrol sama Alana."
Daniel hanya menatap koran yang berada di tangannya, sambil mendengarkan celontehan yang di lontarkan oleh Galvin. mungkin Galvin sudah satu jam berada di teras rumah Alana, untuk meminta izin kepada Daniel bertemu dengan Alana.
"Ah! Om Daniel gak budeg kan?" Tanya Galvin yang sudah kesal, dengan Daniel yang terus mengabaikan dirinya.
Daniel melirik Galvin dari lirikan matanya dengan tajam. "Saya memang sudah tua, tapi saya tidak budeg," jawab Daniel, matanya kembali tertuju kepada koran di tangannya. "beda dengan kanu, masih muda anak saya minta tolong malah nolongin yang lain. Budeg beneran di syukurin."
Galvin memutar bola matanya dengan malas, mendengar sindiran hangat yang di berikan oleh Daniel kepada dirinya
"Om saya minta maaf, saya tahu saya salah. Makannya saya kemari mau bertemu dengan Alana, saya mau bicarakan soal itu semua," balas Galvin lagi, bahkan posisinya duduk menjadi lebih mendekati tubuh Daniel.
"Ck!" Daniel berdecak kesal, dia menaruh koran di atas meja, matanya menatap Galvin yang menatap dirinya. "kamu mau ketemu sama anak saya, memang anak saya mau ketemu sama kamu?"
Skak!
Galvin benar-benar tak bisa menjawab apa-apa lagi sekarang, dia sudah berada di posisi yang sudah di skak mat oleh Daniel sekarang.
"Y-ya kan siapa tahu mau, lagian juga saya masih status pacarnya, kan?" Balas Galvin dengan percaya dirinya, membuat Daniel memutar bola matanya dengan malas.
" 30 menit 10 detik saja kasih kamu waktu, lewat dari itu tidak ada toleransi lagi," kata Daniel, lalu berdiri untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Dikira gue mau wawancara apa di kasih waktu segitu," gumam Galvin, lalu ikut berjalan mengikuti Daniel masuk ke dalam rumahnya.
Daniel berjalan menuju kamar Alaan, diikuti oleh Galvin yang berada di belakangnya. Galvin benar berharap, jika Alana mau berbicara dengannya kali ini saja.
Tok! Tok! Tok!
Daniel mengetuk pintu Alana, tak lama kemudian Alana membuka pintunya. Ekspresi Alana langsung berubah, ketika melihat kehadiran Galvin yang berada di belakang Daniel.
"Ini bocah ingusan dari tadi mau ketemu kamu," kata Daniel, menyebut Galvin dengan istilah bocah ingusan. Galvin berdecak dengan kesal, namun dia tahan tak ingin merubah niat baik Daniel untuk mempertemukannya dengan Alana.
Alana memutar matanya dengan malas. "Buat apa? Gue sibuk, besok mau ulangan," jawab Alana, Galvin sudah yakin jika itu hanya alasan Alana saja.
"Besok gak ada ulangan apa-apa, aku butuh bicara sama kamu tadi juga dikasih waktu 30 menit sepuluh detik sama papa," ujar Galvin, membuat Alana dengan cepat menatap Daniel yang hanya menaikkan kedua bahunya
Alana mengehembuskan nafasnya. "30 menit sepuluh detik, di mulai dari sekarang."
Galvin melebarkan matanya tak percaya, mendnegar perkataan Alana. "Sekarang? Disini? Kamu gak—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Mahendra [END] [REPOST]
Ficção AdolescenteGalvin Mahendra, siapa yang tak mengenal dirinya? Seorang anak SMA yang menjabat sebagai ketua geng motor Aodra, yang paling ditakuti di kotanya. Tidak ada yang berani mengusik seorang Galvin, bahkan seorang pujaan hati tidak ada yang boleh menyentu...