Happy Reading
Jangan lupa vote sebelum membaca ♥️
***Berita tersebut sudah menyebar kemana-mana, bahkan sampai di telinga Alana membuat Alana kini berjalan tergesa-gesa menuju kelasnya. Dia sekarang tidak bersama dengan Galvin, semakin membuat dia menjadi khawatir.
"Al, Lo udah denger info? Emang Lo di apain sama Argetous?" Tanya Govie dengan cepat, ketika melihat Alana sudah berada di hadapan matanya.
"Galvin mana? Apin? Zayyan?" tanya Alana mengalihkan pertanyaan Govie, namun Govie hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Belum Dateng mungkin, Lo gak sama Galvin?" Alana menggelengkan kepalanya, membuat Govie menatapnya dengan heran.
"Gue heran sama Aodra, beraninya nutup jalan di kira punya Neneng moyangnya apa," celutuk Lala yang baru saja ikut gabung, Govie dengan cepat melayangkan tatapan tajamnya kepada Lala.
"Diem Lo! Kagak tahu apa," balas Govie sedikit berbisik.
Alana diam membisu, dia menaruh tasnya lalu berjalan keluar dari kelas. Ia menunggu kehadiran Galvin, kedua temannya pun ikut mendekatinya dan menatap lapangan area parkir dari atas sana.
Namun dari kejauhan terlihat Aodra yang tengah berangkat bersama, mata mereka langusng tertuju kepada jok Galvin yang duduk seorang wanita selain Alana.
Govie dan Lala salimg pandang, kemudian menatap Alana dengan cepat. "Al?"
***
"Gue bakal keluar dari OSIS," final Alana setelah berkata sekian lama bersama dengan Fajar, dan juga beberapa OSIS inti lainnya.
Mereka melebarkan matanya mendengar perkataan Alana, sungguh mereka juga tak terima jika Alama keluar dari OSIS yang memiliki pengaruh besar untuk osis.
"Kenapa? Gue gak terima kalau Lo main keluar, Lo tinggal beberapa bulan aja selesai," kata Fajar, dengan nada sedikit ketus. Tidak suka dengan perkataan yang Alana keluarkan.
Alana menghembuskan nafasnya. "Gue gak bisa lagi ambil OSIS, kesibukan gue nambah banyak. Gue gak bisa lagi-"
"Gak ada alasan, Lo gak boleh keluar!" tekan Fajar, menunjuk wajah Alana dengan jari telunjuknya membuat Alama langsung menjadi diam.
"Terserah, Lo!" kesal Alana, melihat sikap Fajar yang egois kepadanya. Dia pun segera keluar dari ruang osis, pikirannya kacau, sumpek, dan moodnya juga sedang tidak baik-baik saja.
Sebenarnya masih jam pelajaran, namun Alana mengumumkan kepada Fajar jika dia ingin bertemu di ruang osis. Namun siapa sangka jika tujuan Alana di tolak mentah-mentah oleh Fajar, padahal sebenarnya itu adalah hak dia untuk keluar atau tidaknya dari OSIS.
Alana dengan wajah kesalnya lantas menuju toilet, membasuh wajahnya yang terasa sedikit kering. Menatap wajahnya yang masih basah lewat cermin besar.
"Kenapa Galvin sekolah sama dia, ya?" Batin Alana bertanya-tanya, mengingat melihat Galvin membonceng salah satu wanita yang tak lain adalah Alexsa.
"Alana."
Alana membalikkan tubuhnya kaget, ketika seseorang memanggil dirinya. Kening Alana kembali berkerut, melihat Karensa yang sudah berdiri di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Mahendra [END] [REPOST]
Ficção AdolescenteGalvin Mahendra, siapa yang tak mengenal dirinya? Seorang anak SMA yang menjabat sebagai ketua geng motor Aodra, yang paling ditakuti di kotanya. Tidak ada yang berani mengusik seorang Galvin, bahkan seorang pujaan hati tidak ada yang boleh menyentu...