"El ikut ga, ke kantin?" Ajak chiko. El yang saat itu sedang melamun tiba-tiba tersadar.
"Hah? Boleh deh" jawab el. Ia melirik david yang sedang termenung
"Vid, ayo ngantin" ajaknya. David menolak dengan halus.
"Engga deh, kalian aja, gue lupa ga bawa uang" ungkap david.
"Lu bawa bekel makan dari rumah?" Tanya kevin.
"Kagak, tadi gue kesiangan jadi ga sempet" ungkap david lagi. El, chiko, dan kevin terdiam, hingga akhirnya chiko angkat suara.
"Gini deh-- lu ikut ngantin, nanti masalah makan, sama kita bertiga dibayarin" ucap chiko. Namun david tetap menolak. Ia merasa tidak enak.
"Ga usah gapapa--"
"Ga ada penolakan" belum juga selesai David berbicara, omongannya di potong oleh kevin dengan nada yang datar.
"Y-yaudah deh, gue ikut" david akhirnya menuruti ajakan mereka, meski dalam hatinya ia merasa tidak enak karena merepotkan teman-teman barunya.
El, chiko, kevin dan david keluar dari kelas melangkah kan kakinya menuju kantin bersama-sama.
"Oh ya, gue chiko"
"Kevin" el dan david mengangguk menanggapi ucapan chiko dan kevin.
"Kok gue paling pendek di sini ya?" Ucap el dengan sangat pelan, Agar yang lain tidak mendengarnya. Namun pendengaran kevin, chiko dan david, sangatlah tajam hingga suara ucapan el yang kecil pun mereka dapat mendengar nya.
"Karna lu bocil" ucap kevin. El langsung menatap kevin sinis.
"Udah gede gini dibilang bocil, kalian aja kali yang ketinggian!" kesal el. Membuat mereka terkekeuh geli.
"Lu gede diantara anak-anak TK" tambah chiko yang membuat el semakin kesal.
"serah lu" el memalingkan wajahnya, ia benar-benar kesal saat ini. Sedangkan dari tadi david berusaha untuk menahan tawanya.
"Napa lu bgitu? Ada yang lucu?!" ujar el ngegas pada david. El lalu berjalan lebih cepat hingga mendahului teman-teman nya. Mereka bertiga hanya diam melihat el yang seperti itu. El memang benar-benar seperti anak kecil yang kepengen balon namun tak dituruti petmintaanya.
Hingga ketika ada perempatan el malah tetap berjalan lurus, padahal jelas-jelas kantinya terletak disebalah kanan.
"El, mau kemana?" Tanya kevin sembari menaikan sebelah alisnya.
"Kantin lah!" Teriak el yang jaraknya agak jauh dari teman-temannya.
"Kantinya disebelah sana" tunjuk david. padahal sudah jelas ada papan nama yang dimana menunjukkan letak kantin.
"Kok lu pada ga ngasih tau?!" Sewot el. Lalu berjalan menghampiri ketiga temannya.
"Mangkanya kalo gak tau letak nya dimana-- jangan jalan duluann" ujar kevin.
"Lah ya serah gue lah, ko ngatur-- situ siapa?" Ujar el membuat sang lawan bicara menahan kesal. Rasanya kevin ingin mengarungi el lalu membuangnya ke parit.
"Serah lu dah, ngomong ama bocil gak akan ada habisnya"
"nyenyenye" ledek el.
"Udah ributnya, nanti bell masuk keburu bunyi." chiko melerai perdebatan antara kevin dan el, lalu ia berjalan kearah kantin.
Disusul oleh david kevin lalu el terakhir. Saat memasuki kantin el sedikit membelalakkan matanya. Kantin nya sangat luas.
"Ayo duduk disana" tunjuk chiko pada bangku yang kosong. Mereka lalu duduk di kursi tersebut.
"Mau pesen apa? Biar gue pesenin" tawar david.
"Gue chicken katsu saus barbeque sama air mineral aja" ucap kevin.
"Gue juga" timpal chiko.
"Yaudah deh gue juga samain" ujar el.
"Kalo lu pesen apa vid?" Tanya kevin pada david.
"Gue samain aja ama kalian" jawab david, kevin mengangguk. David pun pergi untuk memesan makanan.
Tak lama kemudian david kembali tanpa membawa pesanan mereka. Pesanannya memang akan diantarkan sendiri oleh penjualnya. Jadi tak perlu berdiri lama-lama untuk menunggu pesanannya siap.
"David kok bisa pindah kelas, padahalkan kelas sebelumnya katanya kelas unggulan" el bertanya. David tersenyum menanggapinya.
"Meski kelas itu unggulan-- tapi gue ga nyaman ada dikelas itu. Emang sih menurut kelas lain kelas itu murid-murid nya pada pinter-pinter --, itu emang bener, tapi mereka cuman peduli sama diri sendiri doang. Ga mentingin sekitar, sebenarnya gue dari awal masuk udah kepengen pindah, tapi kata guru bk coba aja dulu siapa tau nyaman, dan yaaa gue ga nyaman, alhasil gue memutuskan buat pindah" jelas david panjang lebar. kevin, chiko, dan el setia mendengarkan cerita dari david. Jadi itu ternyata alasannya mengapa pindah kelas.
"Ohh gitu--, untung gue ga ditempatin dikelas sono tadi" ujar el.
Mereka berempat berbincang-bincang ria, sesekali tertawa saat mendengar cerita lucu yang dilontarkan oleh david. Hingga tanpa sadar pesanan mereka telah siap dan telah dihantarkan.
"Terimakasih ya bu" ucap mereka berempat dengan serempak.
"Iya sama-sama, selamat makan yaa" balasnya dengan ramah, lalu pergi.
Saat el mau menyuapkan sesendok makanan tiba-tiba saja langsung ditegur oleh david.
"Berdoa dulu"
"Oh iyaa lupa hehe"
"Masih bocil dah jadi pelupa" sarkas kevin.
"Diem, lu kagak diajak" sewot el.
"Sstt" lerai chiko.
"Dia duluan ko" adu el.
"Wlee" kevin menjulurkan lidahnya. "Vin udah, lu ngejek dia bocil tapi lu sendiri kayak bocil" ujar chiko yang membuat kevin terdiam. Kini bergiliran el yang mengejek kevin dengan menjulurkan lidahnya.
"Lidah kalian berdua gue potong, mau?" Suara dingin nan mencekam terdengar dari chiko. El seketika menjadi diam membisu seperti kevin. Sekarang david yang sedang menahan tawanya mati-matian.
"Maaf chiko" cicit el.
"Makan" titah chiko. mereka makan dengan khidmat setelah membaca doa. Tak ada obrolan saat itu karena mereka bertiga takut jikalau chiko semakin ngamuk.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUEL
Teen FictionDi tengah hening malam yang sepi, bayangan-bayangan tersembunyi dalam kegelapan menunggu untuk muncul ke permukaan. Namun, di balik tirai malam yang gelap, terdapat sebuah cerita yang menarik untuk diungkap. Sebuah cerita tentang seorang lelaki imut...