[Chαpter 22]

261 20 2
                                    


Samuel POV end

Kring kring~

Bell istirahat berbunyi, namun 4 sekawan itu masih dalam kondisi tertidur. Chiko, kevin, el dan david, mereka berempat tertidur ketika pelajaran sejarah wajib.
Author juga suka ngantuk kalo pelajaran sejarah whehe.

Karna guru sejarah yang terus menjelaskan materi tanpa henti, alhasil semua murid MIPA 6 merasakan kantuk yang luar biasa. Hanya orang-orang tertentu yang bisa bertahan.

Tok tok tok~

Pintu kelas diketuk oleh seseorang dari luar kelas, tasya yang saat itu sudah siap pergi ke kantin terlebih dahulu menghampiri orang itu. Ternyata--

"Eh kak veyna-- kenapa kak?" Orang yang mengetuk pintu tadi adalah veyna. Ia berniat ingin bertemu dengan kekasihnya.

"Mau bertemu dengan pacar saya" Ujar veyna. Brutal juga nih anak.

Sedangkan tasya yang saat itu tidak tahu siapa kekasih veyna langsung bertanya pada teman-temannya yang ada dikelas dengan teriakan yang bisa saja membuat kaca pecah.

"GAIS KAK VEYNA NYARIIN PACARNYA--"

"Woi cowok² ada yang jadi pacar kak veyna kagak?" Teriak tasya dari pintu kelas.

"Gue-- bukan" timpal salah satu cowok.

"Bangsat" umpat tasya.

"Kak mending kakak aja yang masuk kedalem deh" Ucap tasya yang diangguki oleh veyna.

Saat veyna memasuki kelas 10 MIPA 6, matanya langsung tertuju pada seorang pemuda imut yang sedang tertidur pulas di bangku paling belakang.

Ia tersenyum tipis. Sangat tipis. Bahkan tidak seperti senyuman.

Tasya yang saat itu masih berada dipintu kelas, ia melihat kearah mana veyna akan tertuju. Ia juga penasaran siapa yang menjadi kekasih kakak kelasnya itu.

Tasya terkejut saat veyna menghampiri bayinya, el. 'JANGAN-JANGAN PACAR KAK VEYNA--- BAYI GUE!!' Tasya berteriak dalam batin.

"Wake up honey~" Ujar veyna berbisik pada telinga kekasihnya yang sedang tertidur pulas. Membuat El terusik dari tidurnya.

Samuel POV

"Eeungg---" Gue menggeliat, bangun-bangun KAKI GUE KESEMUTAN!. Haduh.

Tapi bukan itu si yang bikin gue kebangun, gue kebangun gegara denger suara kak asta.

Gue ngucek mata agar penglihatan gue lebih jelas liat kak asta. "umm kenapa kak?--" Gue ngomong dengan suara yang khas baru bangun tidur. Gue liat ketiga temen gue ternyata masih molor. Gue natep kak asta yang ada disamping.

"Apa?" Tanya gue lagi.

"Ayo pergi ke kantin bersama, kau belum sarapan dari pagi" Ujar kak asta. Gimana ya-- tapi ini masalahnya kaki gue masih kesemutan. Kalo jalan ngrasa gapunya kaki sebelah anj, rasanya kek mati rasa. Huhu.

"Mau si, tapi kaki el kesemutan ini, susah jalan-- jadi keknya- eh eh--" Kak asta dengan tiba-tiba mangku gue, padahal kan belum selese ngomong.🙄🗿.

Gue malu diliatin ama temen sekelas. Mungkin mereka baru tau kalo gue pacarnya kak asta. Jadi pada masang wajah yang kaget.

"Kak turunin el, el berat tau--" Ucap gue. Kak asta terkeukeuh pelan. "Kamu sangat ringan sayang" Ujar kak asta dengan entengnya. 🗿🗿

Makasi dah jujur,----, tapi lain kali gausah jujur-jujur amat.

Kak asta jalan keluar kelas, katanya dia mau ngajak gue ke kantin. Gue si oke-oke aja, berhubung gue juga lagi laper.

SAMUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang