[Chαpter 16]

340 28 2
                                    


"K-kakak" panggil el pada veyna yang terus berjalan tanpa membalas panggilannya.

"Kakak tungguin el-" el berusaha untuk mensejajarkan langkahnya dengan veyna. Namun veyna semakin mempercepat langkahnya.

"Maafin el k-kak---" saat el mencoba untuk menggenggam tangan veyna. Tanganya malah dihempaskan begitu saja.

Samuel POV

TANGAN GUE DIHEMPASIN !, nyut-nyutan hati gue cok diginiin, tapi dia pasti lebih kit ati. Huhu mian.

"Kak asta--" berkali-kali gue panggil tapi tetep aja dia bodo amat sama gue. Hingga tiba-tiba dia diem terus buka pintu. Kek nya ini ruangan pribadinya.

Cklek

Srett

Tangan gue ditarik sama dia. Otomatis gue masuk kedalem. Dia ngunci pintunya terus mojokin gue ditembok. Tangannya dipinggir pala gue supaya gue ga kabur.

Ini sebagai pemanis aja ya, biar kalian gampang bayanginnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini sebagai pemanis aja ya, biar kalian gampang bayanginnya.

Gue nunduk. Dia natap gue pake tatapan yang dingin. "Kenapa kamu mengikuti saya?" Ujar kak asta datar.

GUE GEMETERAN SUMPAH GA BOONG. Posisinya deket bet anj.

"Bukankah pacarmu masih berada di lapangan?" Kali ini gue ga nunduk lagi pas denger dia ngomong begitu. Gue beraniin natap dia walaupun jantung gue gak karuan.

"Lina bukan pacar el kak"

"Ohh-- ternyata perempuan jalang itu bernama lina."

"Kakak jangan salah paham dulu-- el bisa jelasin--"

"Saya malas mendengar penjelasan darimu"

"Kakak~" gue natep dia pake jurus andalan  gue. Puppy eyes.

Huft~

"Jelaskan" kata kak asta, walaupun nadanya kayak males gitu.

"Dia sahabat kecil el kak, el udah lama gak ketemu sama lina, jadi--" omongan gue dipotong sama kak asta.

"Apakah harus dengan pelukkan?." Gue nundukin kepala lagi.

"M-maaf"

"Tatap mata saya el" Gue natap dia dengan air mata yang mau tumpah.

"Apakah kamu tidak mengerti ucapanku hm?" Denger itu gue nunduk lagi. Mata gue pipis. Udah ga bisa ditahan walaupun gue berusahan buat ga mewek.

"Kamu milik saya el.

Jangan sampai ada perempuan lain yang menyentuh apa yang menjadi milikku!."

"Ah, tapi kau malah membiarkan si-sialan itu memelukmu bahkan kau membalasnya."

"M-maaf kakak hiks hiks"

"Apa kau tidak mengerti perasaanku el?!" Nada bicara kak asta naik. Gue makin mewek dibuatnya.

SAMUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang