Ditengah-tengah perjalanan
"Eungh gue dimana ini?" ucap el dengan nada serak khas bangun tidur.
"Ubah bahasa mu menjadi lebih sopan el" ucap veyna dingin dan datar.
El merinding dibuatnya.
"Hah? ohh iya-iya, maaf--"
"Good boy" Veyna mengusap rambut hitam legam milik el.
El mendongak melihat wajah gadis cantik yang tepat didepannya. "Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya veyna, meski ia sedang mengemudi, tetap saja ia bisa merasakan jika el sedang menatapnya.
"Kakak--"
"Veyna--
Veyna zoe Astara." ujar veyna."El boleh manggil kak asta gak?" Veyna terkekeh.
"Sure. sebelumnya tidak pernah ada yang memanggilku dengan sebutan Asta" jelasnya.
"Yang bener?, Berarti yang manggil kakak kak asta cuman el doang ya!" ucap el yang terdengar sedikit posesif.
"Tentu" el sumringah mendengar itu.
"Apa masih jauh kak?" Tanya el.
"Sebentar lagi, jika kau mengantuk tidurlah kembali" perintah veyna.
"Umm" el mengangguk lucu. Lalu ia menyembunyikan kepalanya ke leher Veyna sembari memeluknya.
Cup
Kepala el dikecup kembali oleh Veyna. El tersipu malu meski veyna tak melihatnya.
"you're mine el" batin Veyna.
Cup
El mengecup singkat leher Veyna.
"Akh, el apakah kau mencoba memancingku hm?"
Mendengar itu el langsung panik."M-mancing apa kak m-maksudnya?" Walaupun el kelihatan polos, tapi tetap saja ia tidak sepolos itu ia tahu tentang 18+ juga.
"Hah lupakan saja"
"I-iya" el gelagapan sendiri.
"Kita sudah tiba" ujar Veyna.
"Benarkah? Kalo begitu el mau turun sekarang" ucap el sambil mencoba untuk turun dari pangkuan Veyna.
"Tunggu dulu" Veyna menatap mata el dengan lekat. Yang ditatap menundukkan kepalanya. Malu.
"Tatap saya el, saya sedang berbicara" perintah veyna tak menerima bantahan. El menurutinya, ia menatap mata veyna. Namun tak lama kemudian wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Ia benar-benar malu.
"Apakah kau sakit? Kenapa wajahmu memerah?" Veyna khawatir. El menggeleng ribut. "E-el gapapa kak"
"Baiklah, saya ingin bertanya-- apakah kamu besok sekolah?"
"I-iya kak, besok el mulai sekolah disekolah baru, soalnya el pindahan" jelas el namun matanya tak menatap kearah veyna, saking tidak kuatnya.
"Tatap saya el" lagi-lagi el menurutinya namun seperti tadi-- tak lama kemudian wajah el kembali memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUEL
Fiksi RemajaDi tengah hening malam yang sepi, bayangan-bayangan tersembunyi dalam kegelapan menunggu untuk muncul ke permukaan. Namun, di balik tirai malam yang gelap, terdapat sebuah cerita yang menarik untuk diungkap. Sebuah cerita tentang seorang lelaki imut...