Saat ini gue lagi keliling sekolah bareng ketiga temen gue. Ini emang beneran keliling gak kayak tadi yang banyak iklan.
Si chiko sama yang lain nunjuk²in ruangan ini ruangan itu. Gue cuman ng-iyain doang. Sampe tibalah di tempat terakhir. Perpustakaan.
Gue ngrasa aneh, letak perpus ini kenapa paling belakang. Dan agak jauh tempatnya juga. "Kok perpusnya agak serem ya?, sepi"
"Perpus yang ini emang jarang dipake"
"Terus kalo jarang dipake, siswa/i pake perpus yang mana?" Tanya gue.
"Perpus yang didepan, mungkin karena letaknya agak jauh, jadi jarang ada yang kesini" timpal si Chiko. Gue cuman ber'oh doang. Habis itu kita berempat beranjak pergi dari area perpus.
"Mau ke kelas?" Tanya Chiko.
"Males---" ujar gue. Lagian di kelas juga ngpain, paling main hp doang.
"Mau pulang~" gue natap langit yang berawan ini. Kenapa hari ini gue ngarasa males bet ya.
"INI KAPAN SIH PULANGNYA LAMA BET ANJ!" Gue teriak. Si kevin ngliat ke gue.
"Berisik" kata si kevin. Gue ngdelik.
"Mau pulang chiko~" si chiko nghela nafas. Kek nya dia udah cape sama sikap gue yang begini. Hihi mian.
"Bentar lagi juga pulang" balesnya.
"Pulang jamber emang?" Tanya gue. Sekarang si david nimbrung. "Jam 3"
"Masih lama~"
"Tiga jam lagi el, sabar"
"Mending nonton basket aja kuy, katanya ada latihan gabungan sama SMA sebelah" ujar si david. Gue tertarik sama ajakan si david.
"Ayoo! siapa tau disana ada cewe cantik" ujar gue semangat. Tapi tiba-tiba si kevin nampol pala gue pelan. Kurang ajar nih anak.
"Lu udah punya pacar ege!, Masih mau nyari cewek lain?!"
"Yaaa gapapa~"
"Bocil buaya" si kevin jalan duluan terus di susul chiko sama si david. Gue adalah orang yang sering ditinggalin ama mereka.
"Apasi gajelas, Kak asta kan ganteng--- eh tapi cantik juga deng, berarti ga cantik? Cantik, tapi ganteng, berarti ga cantik? Cantik, tapi ganteng" gue ngomong sendiri gatau kenapa.
"Ngeri banget sama diri sendiri" setelah itu gue nyusul tiga curut yang udah ninggalin gue.
________________________
"Outdoor apa indoor?" Tanya si chiko ke si david.
"Outdoor" jawab david. Si chiko terus jalan duluan. Gue sama yang lain ngikutin.
Dari kejauhan gue liat lapang basket emang agak penuh. Hingga gue ngrasa kenal sama kaos basket yang dipake tim SMA sebelah.
Makin gue jalan makin jelas tulisan yang ada di kaos itu. ANJIR ITUMAH TIM BASKET SMA GUE DULU!. Ada dia gak ya---. Pas mau duduk dikursi penonton batiba ada yang neriakin nama gue dengan panggilan yang jarang orang panggil. Semoga ngerti.
"ARANNNNNN!!!!!!!" Suara melengking terdengar dari arah lapangan. Dia lari sambil teriak. Gue pun sama.
"LINAAAAAAA!!!!"
Brak
Grepp
Gue meluk dia, dia meluk gue. Kangen banget sama nih curut satu. Dia lina, sahabat gue dari waktu SMP sampe SMA barengan terus, tapi sayangnya kita lost kontak gara-gara gue pindah SMA dan ganti nomor. Tapi akhirnya kita ketemu kembali disini.
Si Lina nangis, gue juga. Terharu rasanya. Pisah beberapa bulan serasa ga ketemu seabad. Buat kalian yang mikir gue ga nyamperin dia kerumahnya, itu salah. Gue pernah ke rumahnya minggu lalu--, tapi kata warga sekitar dia udah pindah.
"HUAA PACAR GUEE LU KEMANA AJAA hiks"
"Lina, kita kan cuman temenan"
"Ai sia!! Kita kan besti gelo!" Si lina ngegas pake bahasa sunda. Dia emang keturunan sunda.
"Hiks lina ko ngegas sih hiks" gue masi nangis. Tapi ini kek nangis bercanda anj, boongan. Emang boongan si. Yakali gue sama si lina nangis beneran. Gagaga. Dia aja sering ngtawain gue kalo gue lagi mewek.🙃
"Cup cup cup~ maapin linaa ya bayii" dia ngpat pat pala gue. Geli aih. Tapi gue ngangguk.
Gue duduk sebelahan ama lina dikursi penonton yang paling bawah. Ngobrol sambil ketawa ketiwi kagak jelas. Hingga akhirnya dia dipanggil sama temen-temenya buat latihan lagi. Untungnya tadi gue udah dapet nomer wa nya.
Pas si lina dah pergi. Gue malah ngrasain aura yang gak enak disekitar sini. Tapi gue abaikan. Gue jalan kearah yang dimana si chiko dan kawan-kawan duduk.
"Dah gue bilangin lu udah punya pacar ege"
"Yakann kenapa-- orang yang tadi sahabat lama gue"
"Tapi kan kak veyna gak tau kalo cewek yang tadi sahabatan sama el, bisa aja dia salah paham" gue diem pas denger penjelasan si chiko. IYA JUGA YAA?!. Marahnya dia nyerimin ajg. Mulai panik gue cok. Akskksksks.
"Rasain kalo kak veyna marah sama lu " ujar si kevin.
"Udah kali vin, kak veyna dari tadi juga liatin si el mulu, tuh liat" ujar si david. Sekarang gue bener-bener panik. Gue liat kak asta lagi duduk diujung deket lapang sambil liatin gue dengan tatapan yang errr---- pasti kalian tau.
"Kok bisa disana?!"
"Ya bisa"
"Beberapa pengurus osis lagi ngawasin yang lagi latihan gabungan, termasuk pacar lu" ujar si kevin. Haduh~ gue pasrah aja deh. 😓😓
Samuel POV end
Saat ini el sedang menonton pertandingan basket a.k.a latihan gabungan antara SMA Arcadia dan SMA sebelah, dengan perasaan yang campur aduk. Dari tadi ia terus bergelut dengan pikirannya karna mengingat veyna pasti akan marah besar padanya. Pasti.
El benar-benar tidak tenang. Ia harus bagaimana?. Bagaimana kalau ia langsung dibunuh oleh Veyna??. Gawat, el takut akan hal itu.
"Tenang el--, nanti jelasin aja ke kak Veyna tentang kejadian tadi" ucap Chiko, karena dari tadi chiko melihat temannya itu hanya diam saja dan melamun.
"Ga bisaa chiko, el takut--"
"Konsekuensinya. siapa suruh lu peluk pelukan tadi"
"Kan tadi kangen-kangenan doang kevin" Kevin memijit pelipisnya, mengapa temannya itu begitu keras kepala.
"Serah lu dah el, cape gue"
"Mangkanya jangan lari-lari" ujar el pelan.
"Ahahaha lol"
Chiko menggelengkan kepalanya pelan saat melihat tingkah laku teman-temannya itu.
Dua jam berlalu, latihan basket gabungan selesai. Begitu juga dengan el, ia langsung mencari keberadaan Veyna yang tiba-tiba saja menghilang.
"Kak asta nya kemana ya?" Tanya el pada pengurus osis yang mengawasi latihan tadi.
"Kak asta siapa?"
"Kak veyna" ujar el.
"Ohh--, itu dia tuh, katanya dia mau keruangannya sih" tunjuknya pada veyna yang sedang berjalan didepan sana.
"Ada perlu ap---"
"Oke makasih ya!!" El berlari menyusul Veyna. Sedangkan lawan bicaranya tadi menggelengkan kepalanya pelan saat el memotong pembicaraannya.
"Dasar bocah, ada-ada aja".
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUEL
Teen FictionDi tengah hening malam yang sepi, bayangan-bayangan tersembunyi dalam kegelapan menunggu untuk muncul ke permukaan. Namun, di balik tirai malam yang gelap, terdapat sebuah cerita yang menarik untuk diungkap. Sebuah cerita tentang seorang lelaki imut...