[Chαpter 26]

339 16 0
                                    

"ADUHHH! APEU NI RAJUU COMEL NYEEU" Teriak gue kala melihat boneka beruang putih yang ada di sofa.

Dengan cepat gue ambil tuh boneka terus gue cium-cium, gue peluk, gue gigit ampe gue penyek-penyek saking gemasnya.

Sambil nungguin kak Asta mandi, gue memutuskan untuk nonton sinetron sambil rebahan sama si boneka beruang ini.

Senyum-senyum sendiri kek orgil, salting sendiri, kesel sendiri, ketawa sendiri udah gue keluarin semua saat nonton sinetron yang satu ini.

Tapi lebih banyak keselnya si, greget banget gue sama tokoh utamanya yang banyak drama kali, pen gue cekek deh rasanya.

Tapi gue gak mau boong bagus banget anj filmnya.

Emang si bagus. Tapi kalo ditanya mau lanjut nonton atau enggak, keknya gue gak akan nonton sinetron yang satu ini dikemudian hari, karna bisa-bisa darah gue naik dan darah gue numpuk begimana?.

Gak lama kemudian kak asta nongol dengan pakaiannya yang casual dan wajahnya yang selalu cantik everyday everything everyiloveyou. calangeo mbak pacar.

ihihi

Kak Asta duduk, terus ngerengkuh pinggang gue agar duduknya makin deket ama dia, tapi karna ada setan ngbisikkin buat jahilin dia, alhasil bukannya gue ngedeket tapi malah ngejauh.

Gue liat dari ujung mata, kak Asta natap gue dengan tatapan yang tajam sedangkan gue tetep fokus sama film di TV.

Lagi-lagi kak Asta ngerengkuh pinggang gue lagi, tapi gue tetep ngejauh duduknya saat dia narik pinggang gue.

"E-eh"

Karna kak Asta itu kesabarannya setipis tisu jadi ujung-ujungnya dia ngangkat tubuh gue dan alhasil gue berada diatas pangkuannya.

Boom?!

Gue liat wajahnya udah jutek banget anjir, eh tapi emang pada dasarnya dia emang begitu sih. Gak heran, tapi gue tetep heran.

Karna mental gue lemah perkara tatapan tajam dari mbak pacar. Gue nyengir kuda, terus nelesubin wajah gue ke ceruk lehernya.

Aku mau di manja-manja~~
Tapi kamu cuek-cuek ajaa~~

"Kamu sangat nakal sayang." Kak Asta ngomong tepat dipinggir telinga gue. Syok dikit sisanya shik shak shok.

Samuel POV end

"eumm~ maaf yaa setannya ngbisikkin el buat ngejahilin kakak" ucapan El membuat Veyna terkekeh.

"Alasan" mendengar perkataan sang kekasih, El sontak langsung menatap ke arah Veyna dengan wajah yang memelas.

"Iyaa tauu~"

"Baiklah-baiklah, saat ini kamu hanya perlu membersihkan tubuhmu yang bau matahari ini" Veyna memperagakan seolah-olah tubuh El ini bau, tapi kenyataannya tidak, tubuh kekasihnya itu masih tercium bau wangi vanilla yang khas.

"Iyaa tauu badan el mah bauu-- iyaa tauu kak gausahh dispill juga napa ah!" Veyna tersenyum lebar melihat kekasih imutnya itu mendumel.

Cup

Veyna mengecup pipi El yang sedikit berisi itu. El terdiam, wajahnya kini sudah memerah seperti tomat.

"Awas ah! Katanya badan el bau, kok malah cium pipi El si!"

"Yang bau tubuhmu, bukan pipimu"

"Oh gitu, kakak ngakuin kalo badan El itu bau hah?!"

"Hump!"

El beranjak dari pangkuan Veyna, ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang katanya bau ini.

"Gimana si ah, padahal badan gue masih wangi! Ini malah dikatain bau matahar!, hidung pacar gue keknya bermasalah deh" Dumel El yang didengar oleh Veyna.

Veyna terkekeh melihat kekasihnya utu yang begitu lucu.

Namun tak lama teriakan menggelegar El terdengar dari kamar mandi. "KAKAK HANDUKNYA MANA INI??!!"

"EH GAKJADI HANDUKNYA UDAH ADA!" Teriak El dari kamar mandi lagi.

Veyna menggelengkan kepalanya pelan dengan senyuman yang tipis dibibir nya, tingkah laku kekasihnya ini benar-benar membuat Veyna merasa ingin melemparnya ke sungai.

Eh, gak deng, Veyna kan sayang El.

Tak lama kemudian namun cukup lama, El keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang casual seperti Veyna. Ia memakai kaos polos warna putih oversize dan celana pendek.

Namun El kebingungan, sebab Veyna tidak berada ditempatnya. "Kakak!" Panggil El dengan sedikit teriak sembari mencari keberadaan Veyna kesepenjuru tempat.

"KAKAKKK!!" Panggil El lagi dengan teriakan yang hampir membuat kaca apartemen retak.

Namun tetap saja tak ada balasan yang didapat. Hanya ada suara dentingan jam dinding yang membuat El ingin memecahkannya karna suaranya yang begitu mengganggu telinganya.

Namun El merasa ada satu tempat lagi yang harus ia telusuri, yakni ruangan yang bertuliskan...

Gak ada tulisannya sih.

Tanpa nyangnyengnyong monyong El segera memasuki ruangan itu, dan boom!.
'Gue cari-cariin ternyata ada disini!!' batin El.

Yap dalam ruangan itu terdapat Veyna yang kini sedang berkutat dengan laptopnya, Veyna juga memakai kacamata anti radiasi yang membuatnya semakin berdamage dimata El.

Hal yang membuat El penasaran adalah mengapa Veyna sudah memakai pakaian setelan kantor.

Apakah kekasihnya itu akan pergi kekantor?.

"Kak" Mendengar itu Veyna mengalihkan pandangannya kearah pemuda imut yang kini sedang berada didepan pintu.

"Come on babe" Perintah Veyna dituruti oleh El yang kini mulai berjalan kearahnya. Kedua tangannya terbuka untuk menyambut pemuda imut itu lalu menggiringnya untuk duduk di pangkuannya.

"Kakak mau kemana?" Tanya El.

"Aku akan pergi ke kantor sayang, ada hal yang harus aku urusi sebentar" Ujar Veyna.

"Mau ikutt~" Pinta El dengan nada yang digelombangkan.

"Kamu tunggu saja disini, hanya sebent--" Ucapan Veyna dipotong oleh rengekan El.

"Mau ikutt kakak~~" Rengek El sembari menggoyang-goyangkan tangan Veyna.

Melihat El yang sudah seperti ini pun ia hanya bisa mengiyakannya.

"Baiklah, tapi ganti celanamu" Titah Veyna, sebab El memakai celana pendek yang membuat paha mulus itu terpampang, Veyna tidak mau jika aset miliknya dilihat oleh orang lain.

"Ay ay captain" Ujar El dengan semangat. Namun tak lama ia kembali terdiam sembari memikirkan sesuatu.

"What's wrong babe? Kenapa melamun?" Tanya Veyna.

"El kan gak ada celana lagi kak, El gak bawa pakaian dari rumah" Ujarnya.

"Ah, aku sudah menyiapkannya untukmu" Veyna beranjak dari duduknya dengan diikuti oleh El dibelakangnya.

•••

Samuel POV

ANJIR ANJIR ANJIRR COKKK PERUSAHAAN PACAR GUE GEDEEE BANGETT, gedungnya si yang gede ehehehe.

Gue pegang tangan kak Asta dengan erat soalnya takut ilang. Dari tadi gue nahan buat gak nonjok wajah orang-orang kantor yang dari tadi ngeliatin gue terus.

Gue tau gue cakep, ganteng, imut, lucu, baik hati dan tidak sombong, tapi kalo begitu terus yaa gue risih anj.

Karna ternyata urusan kak Asta itu ada meeting sama perusahaan besar lainnya, jadi gue disuruh dia buat nunggu diruangannya. Sambil ditemenin si boneka beruangg putihh yang gembul.

Gue bawa bonekanya ke kantor whehe. Walau tadi gak dibolehin ama mbak pacar, tapi yaa bukan Samuel namanya kalo gak suka maksa.

TBC
Maapkeun author ghosting

SAMUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang