Tiba di dorm ...
" Aireen !! "---
______________________________________Kahar sedang menunggunya di hadapan tangga . Kahar terus angkat si Aireen dan bergegas masuk ke dalam bilik Aireen . Amirr menyusul .
" Abang Amirr . Abang baliklah kelas dulu . Biar aku rawat luka aku sendiri . " Dia berkata sejurus Kahar meletakkannya di atas katilnya . Dia membetulkan posisi duduknya .
" Kau sure ni ? " Amirr bertanya untuk kepastian .
Aireen mengangguk .
" Jangan risau . Kahar ada . " Aireen berkata seraya memandang Kahar yang sedang melihatnya dengan riak wajah risau .
Amirr mengangguk dan berjalan keluar .
" Kau okay tak ni ? Teruk betul kau kena belasah . Kalah bapa aku . " Kahar berkata seraya membuka peti first aid .
Aireen nak ketawa tapi perutnya sakit .
" Kau dah gila ke apa tadi ? Kenapa kau pergi mengaku yang kau yang ajak aku ? Biar je lah aku tanggung . " Kahar berdiri di hadapannya , memegang towel dan sebotol air mineral .
" Tutup mata . Aku nak bersihkan darah . " Kahar mengarahkan . Suaranya garau seperti biasa tetapi boleh tahu yang dia sebenarnya risau .
Aireen tutup mata dan Kahar meletakkan towel itu di bawah dagu Aireen . Dia dengan perlahan mencurahkan air mineral itu di wajah Aireen .
Aireen berkerut menahan sakit . Pedih .
Towel yang putih tadi sudah berubah menjadi merah . Kahar mengelap wajah Aireen dengan lembut menggunakan towel yang sama .
Kahar meneliti wajah Aireen . Pipi putih gebu milik Aireen merah dek kerana dilempang awal tadi . Dia dengan lembut mengusap pipi merah si Aireen dengan towel di tangannya itu .
Perempuan cantik macam kau ni , pakej sekali pandai ... Tak kan tak ada boyfriend kan ? Kalau ada , mesti bahagia lelaki tu .
Tapi aku harap kau tak ada sesiapa dalam hati kau , Aireen .
Aireen lebih selesa memejamkan matanya .
" Kalau aku biar kau mengaku tadi , conferm kau kena gantung sekolah lagi . Atau lebih teruk lagi , kena buang sekolah . Lepas tu , kena belasah dengan ayah kau lagi sekali . " Aireen berkata .
Kahar tersentak dari lamunan .
" Alah biarlah . Aku anak jantan . Aku dah biasa kena belasah dengan abah aku . Kau perempuan . Kalau ada apa-apa jadi macam mana ? Siapa nak kahwin dengan aku nanti ? " Kahar memperlahankan hujung ayatnya .
" Huh ? " Aireen bertanya . Dia membuka mata .
" Tak ada apa . Tutup mata . " Kahar mengarahkan . Dia tersenyum kecil .
CEY KAHAR CEY
Kahar mencapai ubat sapu untuk luka dan plaster kecil . Dia dengan perlahan menyapu ubat itu pada luka di dahi Aireen . Aireen mendesis . Kahar dengan perlahan meniup luka itu .
" Sakit ke ? Sorry . " Kahar meminta maaf walaupun bukan salah dia . Dia meniup luka itu sekali lagi .
Aireen membuka matanya , Kahar betul-betul berada di hadapan mukanya . Dekat . Dekat sangat . Jantungnya berdegup kencang . Kalau dia tak meninggal sebab kena belasah ni , conferm dia meninggal sebab kena heart attack .
Dia memalingkan mukanya . Kahar dengan perlahan menarik muka Aireen untuk memandangnya semula menggunakan jari telunjuknya .
" Pandang aku , Aireen . Stay . " Kahar berkata . Entah kenapa Aireen terus tak berani nak bergerak lagi . Sangkut-sangkut nafasnya kerana jarak wajahnya dengan Kahar hanya tinggal beberapa inci .
YOU ARE READING
THE KAPLA'S CINTA HATI
Fanfiction" Andai kau bulan , biarlah aku menjadi buminya . " Kahar berkata manis . " Bumi ? Kenapa bukan bintang ? " Aireen pelik . Pick up line si Kahar tak sampai ke otaknya . " Kalau aku jadi bintang , ada banyak saingan sebab bintang ada banyak . Nanti k...