Pukul 8.36 malam .
Kahar duduk di luar rumah , membiarkan angin sejuk dari pantai menerpa ke arahnya . Dia menghisap rokok . Fikirannya dah melayang ke tempat lain .
" Aireen dengan lelaki macam tukar-tukar baju . "
Betul ke Aireen macam tu ? Well . Aku pun baru lagi kenal Aireen .
" Kahar ? " Pak ngah memanggilnya .
Kahar tak perasan pak ngah memanggilnya .
" Kahar . " Pak ngah mencuit bahu Kahar .
" Oh . Pak ngah . Sorry . " Lamunan-nya terhenti .
" Pak ngah tak kisah kan kalau saya merokok sekejap ? " Kahar melihat sebatang rokok di antara jarinya .
Mereka berborak dalam loghat .
" Tak apa . Pak ngah tak kisah . Pak ngah pun nak sebatang dua sekejap . " Pak ngah mengeluarkan sekotak rokok dari poketnya dan menyalakan sebatang rokok .
Kahar mati ayat . Dia tak tahu nak borak apa dengan Pak ngah .
" Bila pak ngah tengok kamu , pak ngah teringat akan arwah anak pak ngah , Izzue . Pak ngah tahu yang kamu yang pegang jawatan dia sekarang . " Pak ngah berkata .
Kahar terkejut .
" Macam mana pak ngah tahu yang saya kapla ? " Kahar memandang Pak ngah .
" Kamu kan anak Yamin . Abang-abang kamu pun kapla juga . Sudah tentu kamu pun jadi kapla sekali . " Pak ngah menjelaskan .
" Macam mana pak ngah boleh kenal ayah saya ? " Kahar ingin tahu .
" Sebab abah Aireen kawan baik dengan ayah kamu suatu ketika dulu . Mereka rapat sangat . Macam yang pak ngah cerita sebelum ni . " Pak ngah menghela nafas berat.
" Kamu dengan Aireen macam mana ?" Pak ngah bertanya , menukar topik .
" Macam ni lah . Kawan . Tapi saya baru lagi kenal dia , so ... Saya tak tahu sangat pasal dia . " Kahar berkata .
" Kalau kamu nak tahu lah kan ... Itu bukan Aireen . Itu bukan Aireen yang kami sekeluarga pernah kenal . " Pak ngah membuka bicara .
" Maksud pak ngah ? " Kahar tak faham .
" Aireen berubah . Aireen masa dulu tak macam tu . Dia mula berubah sejak umi dia meninggal . Dia jadi makin lain lepas dia masuk Aspuri . " Pak ngah menghembus asap rokok sambil memandang ke arah pantai .
" Aireen yang pak ngah pernah kenal adalah Aireen yang ceria , riang dan peramah . Dia masih lagi macam tu sekarang ni cuma tak sama macam dulu . Kalau bukan sebab kamu ada dekat sini , conferm dia asyik duduk dekat buaian dekat belakang . " Pak ngah bercerita .
Kahar hanya mendengar .
" Kamu suka Aireen , Kahar ? " Soalan mengejut dari pak ngah membuatnya tersedak asap rokok .
Dia perlahan-lahan mengangguk, segan .
" Tapi saya tak tahu kalau dia suka saya dan terima saya ke tak . " Kahar memandang ke bawah .
" Kahar . Pak ngah kenal Aireen . Selama ni , dia tak pernah bawa balik kawan ke rumah . Tak pernah sekali pun . Tapi kali ni , dia tiba-tiba bawa kamu balik . Lelaki pula tu . Kamu rasa ? " Pak ngah membuatkan Kahar berfikir .
Kahar tak faham .
" Haih . Maksudnya , dia pun ada perasaan pada kamu . Cumanya , Aireen ni jenis gadis yang ... Dia akan fikir dua tiga kali sebelum meluahkan perasaan . Ada sampai satu tahap yang dia just simpan perasaan dia dalam hati . " Pak ngah menjelaskan .
YOU ARE READING
THE KAPLA'S CINTA HATI
Fanfiction" Andai kau bulan , biarlah aku menjadi buminya . " Kahar berkata manis . " Bumi ? Kenapa bukan bintang ? " Aireen pelik . Pick up line si Kahar tak sampai ke otaknya . " Kalau aku jadi bintang , ada banyak saingan sebab bintang ada banyak . Nanti k...