Esoknya , pagi .
Aireen bangun awal macam biasa dan tolong masak sarapan .
Selesai , dalam pukul 10.30 macam tu , mak ngah mula mengemas .
Dia mengemas di dalam biliknya dan di dalam bilik Kahar . Walaupun Kahar selalu menyapu . Kahar masuk ke dalam biliknya , cuba untuk menolong .
" Aireen ... Buat apa tu ? " Dia sengaja bertanya walaupun dia nampak dengan mata kepalanya sendiri yang Aireen sedang membuang sarang labah-labah menggunakan ... Apa benda tah tu . Bulu ayam ?
" Tengah basuh baju . Kenapa ? Nak tolong ? Tolong sidai je kejap lagi . " Aireen membalas dengan sindiran .
" Pergh . Garang sangat akak kita pagi-pagi ni . " Kahar tersenyum sinis sambil bermain lidah .
Aireen berhenti membuat kerja dan mendongak untuk memandang Kahar .
" Abdul Kahar . Kau tak boleh ke kalau tak main lidah ? Alangkah baiknya kalau aku boleh kerat lidah kau . " Aireen mengecilkan matanya . Geram .
" It's habit , cinta . " Kahar berkata , membongkokkan sedikit badannya dan kelihatan lidahnya menekan hujung bibirnya .
Kahar sebenarnya nampak yang Aireen ingin senyum tetapi cepat-cepat di cover dengan wajah selambanya .
Tapi telinganya masih memerah .
Alahai , comel !
" Dah . Tepi . Aku nak buat kerja . " Aireen menolak Kahar ke tepi .
" Nak tolong ! " Kahar merampas bulu ayam itu dari pegangan Aireen .
" Kahar ! " Aireen cuba mencapai bulu ayam yang diangkat tinggi oleh Kahar . Dia tak dapat nak capai .
" Kahar , please lah . Aku nak buat kerja . Banyak lagi tempat aku nak kemas . Bagi lah . " Aireen terlompat-lompat untuk mencapai benda itu .
" Alo-lo-lo-lo ... Comelnya dia ... Cer try lompat tinggi sikit . Mana tahu dapat . " Kahar mengusik .
Kahar makin lama makin ke belakang , ke arah katilnya kerana Aireen makin lama makin ke hadapan .
Aireen tak perasan yang ada satu dumbell di hadapan kakinya . Dia tersadung dan secara tak langsung menolak Kahar sekali untuk jatuh .
Dia memejam mata dengan erat , pasrah kalau mukanya sembah bumi . Tapi sebaliknya , wajahnya tersembam pada sesuatu yang lembut . Tapi tak selembut tilam . Ianya keras , tapi tak sekeras lantai .
Dia perlahan membuka mata . Wajah Kahar berada dekat dengannya . Kelihatan Kahar turut terkejut . Aireen boleh rasa dan dengar detak jantung Kahar yang semakin melaju .
Telinga masing-masing memerah .
Senyap . Mereka berdua kaku buat seketika sebelum panggilan dari mak ngah kedengaran .
" Adik ! " Kedengaran suara mak ngah dari luar .
Aireen dan Kahar tersentak . Aireen cepat-cepat bangun dan merapikan rambutnya . Kahar duduk . Dia meraup rambutnya ke belakang dan melihat ke arah Aireen . Aireen cepat-cepat merampas bulu ayam itu dari tangan Kahar dan berjalan keluar .
" Ya , mak ngah ? " Aireen menyahut .
Wajah Kahar memerah . Dia beberapa kali meraup wajahnya dan tersenyum .
" Comel . " Kahar tersengih .
Dia berjalan keluar dan menolong mak ngah . Dia tersenyum pada Aireen . Aireen menjelingnya . Banyak kali .
++++
" Kahar . Tolong pergi kedai boleh ? " Mak ngah meminta tolong .
YOU ARE READING
THE KAPLA'S CINTA HATI
Fanfiction" Andai kau bulan , biarlah aku menjadi buminya . " Kahar berkata manis . " Bumi ? Kenapa bukan bintang ? " Aireen pelik . Pick up line si Kahar tak sampai ke otaknya . " Kalau aku jadi bintang , ada banyak saingan sebab bintang ada banyak . Nanti k...