" Apa tadi tu , Kahar ? "---
______________________________________" Dia yang jibam , Rina . Dia punca . " Kahar berkata . Suaranya agak garau . Tak seperti biasa .
Aireen mengerling ke tempat lain sebelum bercakap .
" Aku tahu . Dan aku tak kisah pun . Aku okay je . " Aireen cuba meyakinkan Kahar .
" Tapi aku kisah dan aku tak okay . Dia punca kau kena tibai , Aireen . Macam mana kau boleh maafkan dia dan lupakan apa yang dia buat macam tu je ? " Kahar agak marah .
" Aku tak lupa , Kahar . Aku ingat . Cumanya , benda dah jadi , Kahar . Kita tak boleh nak ulang kembali masa . " Suara Aireen berubah lembut .
Kahar masih tak puas hati . Raut wajahnya menjelaskannya .
" Kahar . Lupakan benda tu sekejap . Boleh ? Aku nak luangkan masa dengan kau dekat sini . Tak fun lah kalau kau macam ni . Senyumlah . " Aireen memegang wajah Kahar dan menarik kedua hujung bibirnya untuk membuatnya senyum .
Kahar tertawa . Dia tersenyum dan menggosok-gosok kepala Aireen dengan agak kasar , merosakkan hairstyle Aireen .
" Woi . Kahar ! Rambut jangan main eh . " Aireen menuding jari ke wajah Kahar .
Kahar tertawa dan dia ingin membuat sekali lagi .
" Kalau kau sentuh dan rosakkan rambut aku lagi , memang aku siku muka kau , Kahar . " Aireen mengugut .
" Okay . Okay . Tak buat dah . " Kahar mengalah . Sayang muka rupanya si Kahar ni .
Mereka duduk di bangku yang tersedia di situ mereka melihat bulan penuh yang amat cantik di langit .
Kahar menyalakan sebatang rokok .
" Kau nak ? " Kahar menghulurkan sekotak rokok padanya .
Aireen menggeleng .
" Tak nak lah . Tak rasa nak hisap . " Aireen merehatkan kepalanya di atas bahu Kahar .
Kahar terhenti sejenak sebelum tersenyum dan sambung menghisap rokok .
" Aireen . " Lembut Kahar memanggilnya .
" Hmm ? " Aireen menjawab . Dia menutup matanya . Entah kenapa dia berasa selesa . Tambahan lagi angin malam yang sejuk menerpa ke arah mereka .
" Andai kau bulan , biarlah aku menjadi buminya . " Kahar berkata manis .
" Bumi ? Kenapa bukan bintang ? " Aireen angkat kepala memandang Kahar , pelik . Pick up line si Kahar tak sampai ke otaknya .
" Kalau aku jadi bintang , ada banyak saingan sebab bintang ada banyak . Nanti kau tengok bintang lain selain aku . Tapi kalau aku jadi Bumi , kau hanya akan berputar di sekeliling aku sahaja . Maksudnya apa , cinta ?Maksudnya , kau akan tengok aku seorang je . Only me . Dan aku hanya akan tengok kau seorang sahaja . Aireen Khairina , cinta hatiku . " Panjang Kahar menjelaskan .
" Oh-- " Terasa bahang dimuka Aireen . Telinga dan mukanya memerah .
Aireen menutup wajahnya dengan tangan sebelum menghirup udara segar dalam-dalam dan tertawa .
" Kau ni kalau tak buat aku blushing sehari , memang tak sah kan ? " Aireen menelengkan kepalanya ke arah Kahar .
" Biarlah . Aku suka tengok kau blushing . Comel . " Kahar mencuit hidung si Aireen .
Aireen tersenyum .
" Kalau kau Arjuna , akan aku menadah tangan dan meminta kepada sang pencipta untuk menjadikan ku Rahara-mu . " Aireen membalas ayat si Kahar .
YOU ARE READING
THE KAPLA'S CINTA HATI
Fanfiction" Andai kau bulan , biarlah aku menjadi buminya . " Kahar berkata manis . " Bumi ? Kenapa bukan bintang ? " Aireen pelik . Pick up line si Kahar tak sampai ke otaknya . " Kalau aku jadi bintang , ada banyak saingan sebab bintang ada banyak . Nanti k...