Dia berjalan menghampiri tangga . Dia turun beberapa anak tangga dan dia terdengar suara yang seperti teresak-esak . Dia turun lagi satu anak tangga dan---
______________________________________Dia nampak sosok gadis yang dia amat kenal sedang duduk di tepi tangga sambil memakai windbreaker berwarna putih . Dia menutup kepalanya dengan penutup kepala yang terdapat pada windbreaker tersebut .
Kahar dengan perlahan menuruni anak tangga dan menyapa si gadis .
" Aireen ? Kenapa ni ? " Lembut Kahar bertanya . Dia melabuhkan punggung di sebelah Aireen .
" Pergilah , Kahar . Aku tak nak kau tengok aku macam ni . " Suara Aireen serak . Memang sah dia menangis . Dia mengelak daripada memandang Kahar .
" Tak nak . Aku nak teman kau . " Kahar berdegil .
Aireen senyap , memandang ke tempat lain .
" Aireen.. " Kahar dengan lembut menarik wajah Aireen untuk memandangnya .
Kahar mengelap air mata Aireen .
" Kenapa ni ? Hmm ? Kau okay ke tak ? " Kahar memandang tepat ke dalam mata merah Aireen .
Mata dan hidung si Aireen merah . Hati Kahar rasa pedih melihat Aireen macam ni . Tak pernah-pernah dia tengok Aireen menangis .
" Sekarang ni , kalau kau nak nangis , nangis je . Aku ada . " Kahar berkata . Ayat Kahar mengundang tangisan Aireen .
Aireen menangis semula . Kahar menarik Aireen untuk bersandar di dadanya . Aireen hanya menuruti kerana dia amat perlukan sokongan seseorang sekarang ni .
" A-aku punca , Kahar . Aku punca umi mati . Aku rindu umi . Salah aku , Kahar . Salah aku . " Aireen meluahkan .
Kahar faham yang Aireen rindu akan arwah umi-nya .
" Bukan salah kau , Aireen . Dah sampai masanya umi kau pergi . Allah lebih sayangkan dia ." Kahar cuba menenangkan Aireen .
" Tapi aku---" Kahar tak membenarkan Aireen menghabiskan ayatnya . Aireen terus menangis teresak-esak .
" Shh... Shh... Shh..."
Kahar mengusap-usap kepala Aireen dengan lembut .
Selepas beberapa minit , tangisan Aireen makin mereda .
" Kahar... " Kedengaran suara serak Aireen memanggilnya .
" Ya , Aireen ? " Kahar memandangnya .
" Macam mana rasanya keluarga ? Keluarga yang bahagia ? " Aireen bertanya . Dia sungguh ingin tahu .
Kahar senyap .
" Aku minta maaf , Aireen . Aku tak tahu ... Dan aku pun nak tahu macam mana rasanya . " Kahar mengeluh sebelum cuba untuk tersenyum .
" Tapi bila aku dengan kawan-kawan aku , especially kau , aku rasa happy , rasa bahagia . Rasa macam... Rumah . " Kahar mengukir senyuman manis di bibirnya .
" Aku boleh jadi tempat luahan kau , Aireen . Bila-bila masa dan dimana jua . " Kahar berkata .
Aireen mengangkat muka dan memandang Kahar .
" Kalau kau tak percaya , aku boleh bersumpah sekarang juga . " Kahar sudah bersedia untuk bersumpah .
" Tak payahlah sampai bersumpah . " Aireen tersenyum kecil .
" Haa ! Itu yang aku nak tengok ! Senyuman kau ! Dah . Tak nak nangis-nangis lagi dah . Cinta hati aku tak comel kalau nangis . Dan aku tak suka tengok kau nangis . " Kahar memujuk .
YOU ARE READING
THE KAPLA'S CINTA HATI
Fanfiction" Andai kau bulan , biarlah aku menjadi buminya . " Kahar berkata manis . " Bumi ? Kenapa bukan bintang ? " Aireen pelik . Pick up line si Kahar tak sampai ke otaknya . " Kalau aku jadi bintang , ada banyak saingan sebab bintang ada banyak . Nanti k...