Part 13

415 45 0
                                    

16 Mei 2023

•••

Saat keduanya masuk lagi ke ruangan Brendon, saat itulah Brendon yang tengah makan langsung tersedak. Dia kaget akan kedatangan ibunya serta gadis cantik di belakang wanita tersebut.

"Brendon, astaga!" Sang ibu segera mengurus Brendon, dia memberikan pertolongan pertama agar penghalang yang salah jalur masuk keluar dari mulut Brendon sebelum akhirnya memberikan minum. "Kamu gak papa?"

Brendon menggeleng, ia menunduk tak mau melihat siapa pun. "Kenapa ... kenapa kalian ke dalem? Aku lagi makan." Brendon menyeka bibirnya.

"Kami mau nemenin kamu makan, Brendon. Mamah ada beli makanan buat Mamah dan Sarah. Sarah, ayo sini duduk." Sarah ikut mengekor saja wanita itu, duduk di sofa yang tersedia di sana berdampingan berdua.

Mulai menyiapkan makanan untuk keduanya, dan setelah oke mereka pun makan bersama.

Namun sesekali, pandangan Sarah ke Brendon, yang kelihatan sangat enggan menatap ke sini. Agak menyebalkan. Ya sudahlah yang penting ibunda Brendon baik banget.

"Oh ya, Dokter bilang Brendon sudah bisa pulang hari ini juga, tapi ... Mamah bakalan larang kamu ke kampus dulu sampai kamu pulih, oke?" Brendon yang mendengarnya mengangguk.

Dilema, dia bahagia tak ke kampus, setidaknya penenang, tetapi dia kan suka sekali belajar.

"Oh ya, Tan. Kata suster tadi Brendon harus minum obat setelah makan siang." Kali ini, Sarah memberitahu.

"Makasih udah ngasih tau ya, Sayang."

Semua menyelesaikan makannya, Brendon meminum obat, dan dia bersyukur setelah itu Sarah pamit pulang. Ada helaan napas lega yang terdengar jelas dari mulutnya, hal yang menarik perhatian sang ibunda.

"Brendon, kamu ini sebenarnya kenapa, sih, sama Sarah? Kayak gak suka banget dia di sini nemenin kamu." Ibunya menyadari tingkah sang putra yang begitu enggan, menatap Sarah saja dia tak mau. "Brendon! Kenapa?"

"Udah, Mah, aku gak ada kenapa-kenapa sama dia." Brendon mendengkus, dia menarik selimut demi menutupi tubuhnya.

"Terus tadi kenapa, Sayang? Biasanya kamu baik sama Sarah." Ibunya lumayan tahu, karena Sarah satu-satunya teman terdekat Brendon. Namun, semenjak kejadian itu ....

"Oh, Mamah keknya tau, kamu ...." Anaknya kan agak unik.

"Apa, sih, Mah?"

"Kamu suka ya sama Sarah? Dia cantik banget sampai bikin kamu berdebar gak biasa ya? Kamu gak suka perasaan kek gitu?" Brendon menatap heran ibunya.

Berdebar? Ada sih, tapi bukan perasaan yang ibunya maksud. Ini berbahaya, dia pria yang liar.

"Mamah tahu kamu gak menerima kalau jatuh cinta duluan sebelum ambisi kamu tercapai, tapi Sarah bukan perempuan biasa. Dia wanita luar biasa. Di balik pria sukses, ada wanita luar biasa di belakangnya."

"Enggak ada perasaan itu, Mah!" pekik Brendon tak terima, terlebih ibunya asal membaca apa yang terjadi, padahal bukan itu.

Perasaan apa? Dengan Sarah pun tak ada. Ini hal lain, yang sulit diucapkan karena sangat memalukan.

Ibunya tersenyum geli. "Iya, Sayang, iya. Mamah ngerti, kok."

Brendon mengusap wajahnya kasar. "Mamah enggak ngerti, sama sekali enggak ngerti."

"Kalau gitu bicaralah, sebenarnya kenapa?" Brendon mengabaikan ibunya, dia membalik badan agar membelakangi kemudian menutupi setengah wajahnya dengan selimut. "Brendon ...."

"Aku capek, Mah. Aku mau tidur." Ibunya menghela napas, bingung, meski dia yakin sepertinya putranya memang suka pada Sarah.

Brendon, sekali lagi, sikapnya unik. Jadi, bisa saja sikap menghindarnya adalah karena rasa suka yang membuat Brendon, si pemikir ke depan, merasa terganggu karena di luar jadwal visi misinya. Terserahlah apa, semoga Brendon menemukan jalan keluar untuk itu.

Akan tetapi, kalau anaknya ingin menikahi Sarah, Sarah menantu impian juga.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

SEDIA ISTRI SEBELUM KAWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang