18 Juni 2023
•••
"Weh, Brendon, tumben lo pake mobil, biasanya pake motor." Itu komentar teman Brendon yang nongkrong dekat parkiran, pemuda tersebut baru keluar dari mobilnya.
Brendon tak menjawab, dia ke sisi lain mobilnya, membukakan pintu untuk seseorang dan siapa sangka ....
"Wah, Sarah! Official kah itu? PJ woi PJ!"
Brendon menjentikan jari. "Kapan-kapan." Ia berkata ke arah mereka sebelum akhirnya berlalu bersama Sarah melewati mereka.
"Wezeeeh! Official cuy!"
Sarah yang mendengar itu, menatap Brendon heran. "Brendon, kamu janjiin PJ sama mereka? Kita kan belum jadian."
"Yah, traktir temen-temen gak masalah." Brendon menggedikan bahu, dan Sarah menghela napas, kalau begini pasti banyak yang mengira mereka sepasang kekasih.
Walau yah, mereka hampir menuju ke tingkat itu.
Sarah memilih diam tak berbicara, tetapi matanya menatap sekitaran, agak was-was. Brendon yang menyadari ekspresi tersebut bertanya, "Kenapa?"
"Si itu ...." Tanpa menyebut namanya, Brendon tahu ke mana maksud pembicaraan tersebut.
"Kamu gak usah khawatir, Irwin sudah di-DO, dan dia keknya bakalan berurusan sama pihak kepolisian." Mata Sarah membulat sempurna, ia berhenti dan menatap Brendon tak percaya.
"Kasus pelecehan?!"
"Lebih buruk, penggunaan obat-obat terlarang, dia makin kesandung batu dan apa kamu gak sadar dia sekarang jadi pembicaraan hangat di kampus?" Sarah sama sekali tak menyadarinya. "Kamu tenang aja, siapa pun gak akan bisa jahatin kamu, karena aku ada di sisi kamu."
Brendon kayak bodyguard saja.
"Syukurlah kalau gitu, makasih ya, Brendon." Sarah tersenyum manis pun juga Brendon.
"Bukan masalah, apa pun buat kamu." Mereka pun saling berjalan berdampingan, dan tanpa disangka Brendon mengambil tangan Sarah, pun menggenggamnya sedemikian rupa. Erat, tetapi tak menyakitkan, ini hangat dan nyaman hingga Sarah tak menolak.
Mereka teman, sejak lama, mereka punya nilai plus minus yang diketahui masing-masing, jadi tak akan heran mereka akan mudah menerima ini semua. Mungkin?
Semua mata kini tertuju pada mereka, yang seakan dunia hanya milik berdua, sepasang insan serasi antara pemuda berkacamata yang rupawan serta gadis cantik manis dengan gaya sederhana. Rumor beredar begitu saja, desas-desus kebersamaan hanya dalam satu kali lihat, Sarah dan Brendon itu ....
Pacaran!
Waktu di kampus seakan dihabiskan bersama, meski beda kelas beda matkul, syukur saja kebanyakan waktu mereka seirama. Kini, keduanya menuju perpus, tempat tersepi di antara paling sepi, hanya spesies insan seperti mereka yang berkutat pada buku-buku serta hal lain di sana.
"Sarah, kenapa kamu suka banget komputer di sini kebanding komputer di lab?" tanya Brendon, basa-basi, padahal dia tengah membaca buku.
Komputer di sini speknya juga lebih rendah, lebih banyak yang memilih di lab komputer.
"Aroma di sini campur sama aroma buku, jadi aku suka," kata Sarah. "Dan pasti lebih sunyi."
Alasan masuk akal.
"Aku juga suka kesunyian." Dan Sarah sepertinya tak perlu bertanya kenapa Brendon begitu. "Tapi aku gak suka kesepian, sendirian gak papa asalkan jangan sampai aku kesepian."
Kesepian memang kata yang menyakitkan kadang, bahkan di keramaian, bisa saja kita merasa sepi karena ketiadaan sesuatu atau seseorang yang kita sayangi. Masuk akal.
"Apa biasanya kamu ngerasa kesepian?" Sarah sendiri kadang merasakan itu, bahkan kala dia bersama orang banyak.
"Kadang, tapi saat ini enggak." Senyuman yang dilemparkan Brendon ke arah Sarah ....
Pintar gombal juga dia.
"Ada buku di sampingku, aku gak ngerasa kesepian kalau ada ini." Oh, buku. Sarah ngerasa kegeeran, kampret. "Dan kamu, tentunya."
BERSAMBUNG ....
•••
Jangan lupa klik bintang dan berkomentar jika suka 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
SEDIA ISTRI SEBELUM KAWIN
Romance18+ Brendon Yogantara si serius menjomlo selama sembilan belas tahun bukan tanpa alasan, ia pemuda dengan pemikiran masa depan matang. Namun, ada pikiran aneh yang akhir-akhir ini mengganggunya ... pencemaran otak!