Part 24

236 37 1
                                    

13 Juni 2023

•••

Sarah menggeleng. "Enggak usah, Tante, Brendon. Aku bisa pulang sendiri kok."

"Halo, Papah pulang!"

Sebuah suara mengalihkan perhatian mereka, semua menoleh dan menemukan pria tua tetapi begitu keren dan masih tampan serta hot menghampiri. "Ooooh, ini Sarah ya? Ini kan calon mantunya?"

What?! Sarah melongo akan ungkapan seenak jidat itu.

"Iya, Pah. Benar. Brendon, kamu sudah melamar Sarah? Sarah, apa jawaban kamu? Kalau ya, kami segera akan ke rumah menemui orang tua kamu."

Sarah syok bukan main, dia menatap Brendon, ini ternyata tak cuman anaknya, orang tuanya sama sedengnya. Padahal ibunda Brendon tampak normal lho.

Brendon, agak kikuk. "Mah, Pah, nanti astaga ...." Brendon mengingatkan. Dia agak berbisik pada ibunya entah apa.

Namun setelah itu, dia kelihatan paham dan menatap suaminya. Semoga bukan bisikan aneh. Setelahnya, mereka terdiam, dan Brendon tiba-tiba mengenggam tangan Sarah dan menariknya bersamanya keluar.

"Brendon, aku bisa pulang sendiri!" Sarah menghempaskan tangan dari genggaman Brendon.

"Aku khawatir kamu kenapa-kenapa kalau sendirian, Sarah. Biar aku antarkan kamu, oke?"

Sarah diam, dia memang takut sendirian, tapi dia ingat sesuatu. "Bukannya saat aku sendirian, kamu yang nyium aku? Katanya, kamu lecehin aku?"

Brendon menggeleng. "Enggak, aku gak akan begitu, aku berani bersumpah. Aku akan antarkan kamu dengan selamat pulang ke rumah, aku berjanji."

Astaga, bukan itu maksud Sarah! Dia mendengkus pelan. "Gak, aku akan tetap pulang sendirian."

"Kalau begitu, biarkan aku ngekorin kamu, buat memastikan kamu baik-baik aja sampai pulang, bagaimana?"

"Ck, ribet. Terserahlah, ya udah anterin aku pulang." Brendon tersenyum mendengarnya, dan jarang-jarang Sarah melihat Brendon tersenyum selebar itu.

Yah, lumayan makin ganteng.

Ugh, apa yang dia pikirkan!

"Ayo." Brendon membukakan pintu mobil, dia memang belum melepas jaket dan masih memegangi kuncinya karena selepas pulang dari membeli cincin tadi langsung menemui Sarah.

Sarah masuk ke bangku sisi penumpang, tepat di samping pengemudi yang kini Brendon duduki. Beneran deh cowok satu ini.

Mulai, mobil berjalan ....

"Sarah, apa kamu mau aku antar jemput?" tanya Brendon tiba-tiba.

Cowok ini sepertinya serius sekali ingin merebut hati Sarah. "Rumah kita berlawanan dari kampus Brendon, gak usah ribet."

"Tak masalah, kok. Lebih hemat kan daripada kamu naik ojek online?"

Sarah mendengkus. "Iya, tapi kamu yang boros."

"Gak papa--"

"Brendon, hentikan, aku gak suka kamu begini! Kamu ini beneran serius mau bikin aku jatuh cinta apa? Sebaiknya kamu fokus ke masa depan kamu aja Brendon! Kamu calon pemimpin perusahaan, jangan mikir yang aneh-aneh selain itu, sadar Brendon, sadar!"

"Uh ...." Brendon seakan tertampar realita.

Benar kata Sarah, masa depannya itu ....

"Aku sudah menulis ulang semuanya di kepalaku, Sarah." Sarah menatap heran Brendon. "Kamu salah satu masa depanku."

Sarah menepuk kening, mabok ni orang, andai ada sesuatu yang bisa dilempar Sarah pasti akan melemparnya pada Brendon.

Eh, ada sih, cuma Brendon tengah menyetir, dia khawatir mereka kecelakaan.

Memang isi otak si sedeng ini sulit sekali ditangani, sulit diprediksi, apa karena ciuman serta mimpi basah saja bisa serunyam ini? Bukankah prinsip Brendon kesannya terlalu rapuh.

Pusing!

"Terserah kamu ajalah, aku pusing mikirin kamu!"

Brendon hanya tersenyum akan ungkapan tersebut. Lagi dia tersenyum begitu, Sarah melihatnya dari kaca spion yang ada, benar-benar deh.

Gak waras.

BERSAMBUNG ....

•••

Jangan lupa klik bintang dan berkomentar jika suka 🤗

SEDIA ISTRI SEBELUM KAWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang