30 April 2023
•••
"Lo mau baca buku, ya? Sorry gue ganggu lo." Sudah tahu nanya. Sarah hanya senyum dan menyimpan itu semua dalam hati. "Gue pergi dulu ya, Sar. Nanti gue hubungin lagi."
"Oke, Win." Setelah Irwin pergi, Sarah menghela napas lega. Dia kembali membaca buku dengan tenang sebelum akhirnya waktu belajar tiba.
Berlangsung dengan baik, Sarah pun segera pergi menuju kantin untuk makan siang, dan lalu menuju perpustakaan guna berkutik pada komputer yang tersedia di sana. Jujur saja, Sarah rasanya tak sabar ingin punya laptop sendiri, dia masih menabung untuk hal itu dan sebentar lagi sepertinya ia akan mendapatkannya. Semua uang Sarah sudah ditata dengan baik.
Omong-omong, entah kenapa di perpustakaan terasa sepi, ada sih beberapa orang tapi entahlah, ada yang kurang.
Benar juga ....
Brendon biasanya akan di sini, habitat nerd itu, tetapi batang hidungnya sama sekali tak kelihatan. Ke mana dia? Tak mungkin bolos ke perpustakaan.
Lalu, pucuk dicinta ulam pun tiba, tumben Brendon datang tak seawal biasanya, biasanya dia duluan ada.
Oh, ada yang berbeda dari Brendon.
Pemuda itu kelihatan loyo, lelah, lesu, kurang tidur. Ia berjalan menuju kursi yang selalu dia jadikan tempat duduk, duduk di sana, kemudian ....
Lho, tidur?!
Biasanya Brendon memanfaatkan waktunya untuk membaca, hobinya, tetapi kali ini dia yang kelihatan sangat lelah ketiduran begitu saja. Apa karena kemarin? Tapi tak terlalu malam dan kemarin Brendon tampak segar meski agak aneh saat melihat Sarah entah kenapa maksudnya. Brendon tak lagi kesambet karena Sarah mirip sosok hantu atau orang yang meninggal atau apa kan?
Dilihat-lihat, meski kelakuannya meresahkan, Brendon kasihan.
Sarah perlahan mendekatinya, dia agak khawatir Brendon ketakutan jadi dia memakai kacamata yang dia bawa--jaga-jaga kalau dia mau melepaskan lensa kontak. Berdiri di samping Brendon yang tepar, Sarah menggoyangkan bahunya.
"Brendon, bangun," ucapnya.
"Hah!"
"HAH!" Karena Brendon tiba-tiba bangun duduk, Sarah jadi ikut memekik, terperanjat karenanya. Semua mata kini tertuju pada mereka, meski sebentar.
Brendon diam seakan memproses apa yang baru saja terjadi.
"Brendon, kamu kenapa? Kurang tidur?" Brendon lalu menoleh ke Sarah, awalnya diam, sampai perlahan dia melongo syok. Segera dia menunduk sambil melipat pahanya. Tangannya meremas-remas satu sama lain. "Brendon, sebenernya kamu kenapa, sih, dari kemarin?"
Tingkah kemarinnya balik lagi, Brendon yang takut pada Sarah.
"Hei, jawab dong, kamu gak liat aku kayak setan kan?" Sarah berani tanya karena tak ada ibunda Brendon. Sungguh dia heran dengan tingkah cowok unik ini.
"Ck, gue gak papa." Brendon berdiri, dia sama sekali tak menatap Sarah pula tak menjawab pertanyaannya sama sekali. Pemuda itu pun berbalik, tetapi baru ingin berjalan ia duduk lagi sambil memegang kepalanya.
Tiba-tiba pusing.
"Brendon, kamu gak papa?" Sarah khawatir.
Brendon diam, ia memejamkan mata erat-erat sambil memijat keningnya. "Gue gak papa. Lo sana aja pergi, gak usah urusin gue."
Sarah tak tega, tapi kalau itu diminta ya sudahlah, Sarah tak memaksa. Masih banyak orang di sini, jadi Sarah tak perlu ikut membantu kan? Toh Brendon ... baik saja kan?
Meski begitu, Sarah tahu hati kecilnya ingin menolong si pemuda, tetapi saat ini dia akan duduk kembali di tempatnya, memandang dari kejauhan pemuda yang masih memegang kening dan meringis sakit itu.
Dia kenapa sebenarnya, sih?
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
SEDIA ISTRI SEBELUM KAWIN
Romance18+ Brendon Yogantara si serius menjomlo selama sembilan belas tahun bukan tanpa alasan, ia pemuda dengan pemikiran masa depan matang. Namun, ada pikiran aneh yang akhir-akhir ini mengganggunya ... pencemaran otak!