Part 14

441 45 3
                                    

20 Mei 2023

•••

Hari pun berlalu, sore itu Brendon sudah pulang dari rumah sakit, si pemuda seperti biasa hanya menjawab seadanya pertanyaan demi pertanyaan keluarganya yang lain sebelum akhkrnya, usai makan malam, Brendon masuk ke kamar. Sejauh ini, dia tak memimpikan soal itu saat tidur, jadi sepertinya akan aman seterusnya.

Kesalahpahaman itu akan lurus, pada waktunya.

Punya perasaan pada Sarah? Ibunya yang benar saja. Dia tak ada rasa pada siapa pun, ini hanya soal mimpi mengganggu di mana Sarah menjadi pemeran di dalamnya, Sarah yang polos dan lugu begitu liarnya sampai Brendon tak tahan.

Argh! Jangan pikirkan!

Brendon pun bermeditasi guna membuat segala kejorokan dalam diri, hingga setelah lelah melanda, barulah ia terlelap.

Tenang dan damai.

"Brendon, Baby, are you wake up?" tanya seseorang sambil menepuk pipinya, Brendon membuka mata dan menemukan sosok itu,

Si cantik bermata cokelat terang dengan rambut bergelombang, oh wajahnya itu ....

Oh mimpi ini ....

Bangun! Bangun!

"Hey, Babe, aku memakai madu di seluruh tubuhku sekarang, tolong cicipi aku sebelum semut mendahuluinya." Wajah cantik itu semakin mendekat, memperjelas diri, menyapu jarak antar keduanya.

Wajah cantik Sarah, dengan bibir merah merona yang mulai mendarat di bibirnya.

"Sa-Sarah, hen-hentikan ... ja-jangan!"

Lagi dan lagi, dia diperkosa wanita itu, tanpa bisa terbangun sama sekali dan terus dibawanya ke kenikmatan kenikmatan berbahaya.

"Sarah, I love you so much ...." Dia tak tahu kenapa di dalam mimpi bisa mengucapkan itu.

Sampai akhirnya pemuda itu terbangun pagi harinya. Dalam keadaan seluruh badan basah kuyup. Napas terengah, detak jantung berdebar, dan tegak berdiri.

Rasanya, dia mau berteriak.

Ada apa sebenarnya dengan isi kepala Brendon? Dia benar-benar jijik pada diri sendiri dengan mimpi tak senonoh tersebut, apalagi adegannya bersama sosok yang dia kenal sebagai kenalannya.

Uh, tenang-tenang, untungnya dia tak akan ke kampus untuk beberapa hari ke depan.

Meditasi lebih banyak, menghilangkan aura negatif, dan yah itu cukup.

Dia punya banyak waktu untuk semua hal tersebut, dan dia dilayani pembantunya di kamar, tak usah khawatir tentang hari esok. Semuanya akan berjalan baik-baik saja.

Semuanya akan baik-baik saja.

Namun, itu hanya wacana sepertinya, Brendon terlalu percaya diri, karena malam harinya mimpi yang sama terulang lagi.

Apa?! Apa yang sebenarnya harus Brendon lakukan?!

Oh, benar ....

Untuk mendistraksi pikiran ini, dia perlu memikirlah hal rumit tetapi mampu terus dia ingat. Benar, sangat benar, bermain rubik, tanya jawab matematika, atau gym sekalian, atau apa pun. Semua Brendon lakukan hingga akhirnya dia kelelahan dan tepar dengan nyenyak malam itu.

Kali ini, Brendon bisa full senyum, karena sepenuhnya mimpi gilanya tak lagi muncul. Dia tak mengingat mimpi apa pun.

Pagi hari yang segar, Brendon siap berangkat ke kampus, cerah berseri membuat sarapan pagi untuk ayah dan ibunya yang baru bangun, seketika terheran akan tingkah putra bungsu mereka, tak seperti biasanya Brendon begitu. Keluar rumah, menjalankan motor dengan kecepatan sedang, dan sampai di kampus dengan selamat.

Brendon memakirkan motor di parkiran khusus kampus, suasana masih agak sunyi karena super pagi, dan mulai dia menyusuri koridor.

"Eh, Sarah, bisa ikut gue sebentar gak? Ada urusan sebentar." Itu adalah suara yang menghentikan langkah Brendon.

BERSAMBUNG ....

•••

Jangan lupa klik bintang dan berkomentar jika suka 🤗

SEDIA ISTRI SEBELUM KAWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang