28 Mei 2023
•••
Brendon pun juga tak menyangka Sarah yang biasanya people pleaser bisa berkata hal tersebut, sepertinya ucapan Brendon memang keterlaluan.
"Maaf, gue gak bermaksud keterlaluan, gue cuman khawatir." Brendon berkata, ada penyesalan di nada suaranya, dan Sarah diam bungkam. "Gue rasa gue terlalu fokus ke dunia gue sendiri tanpa mikir dunia orang lain."
"Bu-bukan salah kamu, maaf aku jadi curhat." Sarah malah minta maaf.
"Enggak, elo gak salah, memang seharusnya lo nyolot balik. Gak seharusnya juga lo terlalu lembek sama diri lo sendiri. Sesekali nolak sesuatu gak papa, kalau itu bikin lo gak nyaman." Brendon menghela napas. "Maaf ya, Sar."
"Iya ... gak papa." Sarah rasa ungkapan Brendon juga ada benarnya.
"Dan gue juga makasih, buat kemarin." Kini keduanya bersitatap, saling melemparkan ekspresi hangat sejenak, dan Brendon seketika membuang wajahnya dengan cepat.
Nah, baru tadi normal, sekarang Brendon ke mode aneh lagi. "Brendon, sebenarnya kamu kenapa sih dari kemarin? Aku bingung, kamu liat mukaku kayak liat hantu. Memang aku penampakan atau apa?"
"Gue gak maksud begitu." Brendon mendengkus sebal, sedikit memijat keningnya.
"Brendon, kamu pusing lagi?"
"Sar, untuk saat ini, kita jangan terlalu banyak interaksi dulu."
"Emang kenapa?" Sarah bingung, Brendon sedikit membenarkan celananya.
"Pokoknya, jangan, jangan ganggu gue. Gue gak maksud benci elo, tapi sungguh lo harus jaga jarak sama gue!" Brendon langsung berdiri, pun berlari begitu saja tanpa penjelasan lebih lanjut.
"Brendon?" Sarah melongo, sebenarnya dia kenapa sih?!
Selepas kejadian itu, sesuai keinginan Brendon, Sarah menjauhinya, dan Brendon sendiri pun jaga jarak. Saat mereka sematkul pun Brendon ada di bangku ujung jauh di sana dari Sarah.
Namun, sesuai perkataan Brendon, Brendon sama sekali tak membencinya, pemuda itu meninggalkan sebuah catatan kecil bersama roti dan air mineral di perpustakaan kala Sarah ingin mengerjakan sesuatu di komputer yang selalu jadi temannya. Catatan dengan emotikon senyum hangat.
"Ya gue letakkin atas nama Brendon, gue mau ngerjain tu cewek cupu, sok-sokan banget jual mahal sama gue kek ratu aja padahal mah babu."
Itu suara Irwin kepada teman-temannya bersama tawa geli.
"Keliyengan tuh di perpus, moga aja ketemu satpam atau tukang bersih-bersih biar kena trabas."
Brendon yang mendengarnya terkejut bukan main, sialan anak-anak bangsat sok berkuasa itu. Segera si pemuda berlari menuju perpustakaan, dan tanpa disangka Sarah mulai meneguk minuman yang diberikan Irwin atas namanya.
Brendon langsung saja merampasnya, mengagetkan Sarah.
"Eh, Brendon?"
"Jangan diminum, Sar! Ini bukan dari gue, tapi Irwin CS yang mau ngejain elo! Lo belum minum ini kan?" Brendon mencium botol itu, ada aroma aneh di sana.
"Eh, mm belum ...." Sarah menggeleng pelan, dan Brendon menghela napas lega.
Pria muda itu duduk di hadapan Sarah. "Lo bisa gak sih, lebih hati-hati lagi? Kayaknya mustahil gue ngasih lo diam-diam kek gini."
Sarah sadari, Brendon tipe blak-blakan.
"Maaf, Brendon. Aku gak tau." Sarah ketakutan, apa yang mau dilakukan Irwin CS pasti bukan hal sepele. Dia takut. "Uh ...." Sarah tampak gelisah setelahnya.
Gelisah yang tak biasa.
"Sar, bukannya lo belum minum ini?" Reaksi Sarah mulai aneh, seluruh tubuhnya berkeringat dan memerah.
"Be-belum ...." Namun, mata Brendon tertuju pada roti yang sudah dimakan setengah.
BERSAMBUNG ....
•••
Jangan lupa klik bintang dan berkomentar jika suka 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
SEDIA ISTRI SEBELUM KAWIN
Storie d'amore18+ Brendon Yogantara si serius menjomlo selama sembilan belas tahun bukan tanpa alasan, ia pemuda dengan pemikiran masa depan matang. Namun, ada pikiran aneh yang akhir-akhir ini mengganggunya ... pencemaran otak!