Part 17

272 43 0
                                    

1 Juni 2023

•••

"Bertahan, Sar! Bertahan!" Brendon kini mengantarkan Sarah untuk pulang, tetapi bukan pulang ke rumah gadis itu karena takut membuat khawatir orang tuanya, dia memutuskan untuk pulang ke rumahnya sendiri di mana ada orang yang bisa membantu dan mengurus Sarah yang dalam pengaruh obat meresahkan.

Apa lagi kalau bukan obat peransang.

Persetan Irwin dan kejailannya bersama teman-temannya, mereka petaka kampus, Brendon harus punya siasat cara agar pemuda berengsek itu dikeluarkan dari kampus. Sudah banyak gadis dikerjai, merasa dia paling tampan tak terelakkan.

"Ugh, Brendon, aku lemes banget ...." Sarah hanya bisa menggumam, dia memeluk erat Brendon yang mengendarai motor dengan kecepatan lumayan tinggi, sambil menahan tegangan yang juga ikut meninggi.

Ayolah, jangan sekarang, situasi lagi mendesak.

Syukurlah, tak lama, mereka sampai di rumah. Brendon langsung saja menggendong Sarah dengan gaya bridal, untung tubuhnya tegap berisi dan Sarah mungil, jadi mudah digendong, segera Brendon masuk ke rumahnya.

"Mah! Mamah!" Brendon berteriak, memanggil sang ibu, tetapi tak ada seorang pun yang datang. "Maaaah!" Kembali, dia memanggil.

Tiada yang datang.

"Bibiii! Papah! Kakak!" Brendon memanggil yang lain, setidaknya bibilah, karena ayahnya dan kakaknya pasti ada di tempat lain.

Syukurlah, tak lama bibi datang.

"Ada apa, Tuan Muda?" tanya sang pembantu, terheran dengan yang dibawa tuan mudanya, ada gadis muda yang tampak setengah sadar.

"Bi, tolong siapin air anget, bawa ke kamarku. Bantu aku ya, Bi," pinta Brendon, dan sang bibi dengan patuh melakukannya.

Brendon menuju kamarnya, pun membaringkan Sarah ke kasur, Sarah masih sangat gelisah. "Brendon, panas ...."

"Tenang, ya, Sar. Tenang. Nanti Mamah dateng buat ngurus lo." Karena dia tak bisa di sini, Sarah benar-benar menggodanya dalam keadaan terlemah, gadis itu dalam bahaya jika dia terus berada di sekitarnya.

Brendon segera keluar dari kamar dan tak lama bibi datang.

"Bi, tolong minumin ke temenku ya!"

Bibi mengangguk. "Baik, Tuan Muda." Meski dia tak tahu kenapa gadis itu, tetapi dia tetap menurut, tampaknya gadis ini ... mengalami sesuatu.

Brendon sendiri, langsung menghubungi sang ibu di luar. Tak butuh waktu lama diangkat.

"Mah, Mamah lagi di mana?" tanya Brendon to the point.

"Sayang, sebentar Mamah lagi ketemu teman Mamah. Ada apa? Suara kamu kayak khawatir." Ibunya menjawab bingung.

"Mah, Sarah dijebak orang, Mah. Dia dikasih obat peransang di minuman sama makanannya, terus dia ... pokoknya Mamah ke sini, deh, pulang ke rumah! Dia udah diurusin Bibi!"

"Hah?! Apa?!" Ibunya terkejut. "Baik, Sayang. Mamah bakalan pulang segera. Tunggu, ya."

Lega setelah menelepon.

"Tuan Muda." Brendon menoleh, bibi menghampirinya.

"Kenapa Bi? Temenku udah dikasih minum?"

"Dia ... keknya ngigau, Tuan Muda. Temen Tuan Muda sebenarnya kenapa? Temen Tuan terus manggil-manggil Tuan Muda."

"Bi, jagain aja dia ya. Mamah nanti bakalan pulang," pinta pemuda itu.

"Brendooon ...." Namun, suara Sarah terdengar dari luar, dengan nada kesakitan. Brendon yang mewanti diri tak mau masuk, akhirnya menghampiri Sarah.

"Sar, lo kenapa? Lo tenang oke? Mamah nanti dateng." Brendon menenangkan Sarah.

Sarah menggeliat gelisah dan lemas di balik selimut, bahkan matanya tak terbuka sama sekali. "Pusing ...."

"Tunggu sebentar, oke? Bi! Bibi!" Brendon menoleh keluar, bibi mana kok tak ikut ke sini.

"Brendon ...." Sarah meringis lirih, membuat Brendon menatapnya, sendu.

Pasti dia sangat tak nyaman sekarang.

"Sar, lo tenang, oke?" Namun, Sarah seperti tak mendengar ucapan Brendon, terus saja gelisah, wajahnya begitu memerah padam. "Sarah ...."

BERSAMBUNG ....

•••

Jangan lupa klik bintang dan berkomentar jika suka 🤗

SEDIA ISTRI SEBELUM KAWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang