Part 9

448 44 0
                                    

24 April 2023

•••

"Brendon, maka--" Sarah baru turun dan belum selesai berucap terima kasih, ketika Brendon langsung tancap gas tanpa babibu, bahkan tancap gasnya cukup ngeri untuk Sarah tak tersenggol. "Itu orang kenapa, sih, sebenernya?"

"Waaah! Kakak cantik banget!" pekik seseorang, Sarah menoleh dan menemukan sang adik nyatanya ada di luar. "Kakak, pergi pake motor, pulang kok pake mobil? Hm ...." Wajah anak itu terlihat curiga.

"Eh, kamu kenapa di luar! Ssttt, masuk masuk!" Dia tak mau kedengaran tetangga. Ia menyeret adiknya masuk dan menghadap orang tuanya.

"Emaak, liat Kak Sarah cantik banget!" pekik anak itu lagi.

"Waaah, ini anak sulung kita? Cantik banget! Gen dari Emak Bapak hebat kan?" Sarah tersenyum, mereka memuji-muji penampilan baru Sarah yang lebih glowing plus tanpa kacamata.

Yah, siapa peduli dengan tanggapan Brendon yang lain dari mereka, orang lain melihat Sarah tak apa. Dia melihat dirinya sendiri pun, sangat suka.

Sarah melepaskan kontak lensa dari matanya, meletakkannya ke wadah khusus agar tak kering, kemudian memakai kacamata. Dia sudah diingatkan soal pemakaian agar tak ada masalah ke depannya.

Sarah sudah bisa membayangkan bagaimana di kampus nanti orang-orang melihatnya. Pastinya, tak seperti Brendon yang melihat Sarah seperti setan!

Gadis itu pun tidur dengan nyenyak tanpa gangguan dan akhirnya, keesokan hari.

"Wah, ini elo Sarah kan?"

"Wah lo cans banget!"

"Astaga, Sarah! Lo glow up deh!"

Pujian demi pujian menghampiri, bahkan beberapa cowok yang dulu sama sekali tak melihat Sarah terlihat mendekati, tetapi semua ini bukan itu tujuannya. Sarah hanya ingin jadi Sarah yang baru, yang bisa menghadapi dunia dengan menunjang penampilannya. Meski pakaiannya masih sederhana seperti biasa tetapi dari segi wajah dan rambut, sudah beda, perbedaan yang besar.

Sarah berjalan dengan percaya diri menyusuri koridor, yah tanggapan tak selebai cerita-cerita soal cewek atau cowok tercakep, jadi biasa sajalah. Sarah terus berjalan seanggun mungkin hingga akhirnya sampai di depan kelas matkul pertamanya. Gadis tersebut sedikit melongok ke dalam di mana ada beberapa mahasiswa sudah nongkrong, kemudian duduk di kursi yang tersedia di sana. Dia memilih di luar saja.

"Hai!" sapa seseorang, Sarah yang baru mengeluarkan buku menoleh ke samping, seorang pemuda tampan duduk di sana tanpa babibu.

Oh, Sarah kenal dia, salah satu casanova kampus.

"Mm ha-hai, Irwin." Tak pernah Sarah disapanya, sama sekali.

"Lo Sarah, kan? Boleh minta nomor lo?" tanya pemuda itu, dan Sarah meneguk saliva.

Jujur, Irwin itu casanova, tapi dia pemangsa berjalan, playboy kelas kakap, Sarah jujur saja tak suka cowok sepertinya seganteng apa pun dia. Dia bukan gadis polos yang tak tahu modus beginian.

Dia harus coba mengelak.

"Buat apa?" Benar, buat apa minta nomor? Nambah-nambahin penikmat story?

Cowok ini tertawa saja. "Buat temenan, lo juga katanya sering bantu yang lain buat tugas kan?"

Alasan bagus. Sarah tak bisa menolak memberi nomor padanya, dan setelah itu sudah, ini akan jadi pembatas--Sarah hanya akan menanggapi jika ada sesuatu yang penting. Cukup. Toh, Sarah tak akan menyukai pemuda ini.

"Oh, oke." Sang pemuda memberikan ponselnya pada Sarah untuk si gadis mengetik nomornya sendiri.

Usai hal tersebut, Sarah menyerahkan ponsel kembali ke pemiliknya.

"Jadi, lo kuliah jurusan administrasi perkantoran ya?" tanya Irwin tiba-tiba, basa-basi.

"Mm iya." Sarah menjawab seadanya.

"Tapi hebat banget ya, lo bisa semua jurusan keknya." Irwin memuji, ada hawa-hawa caper di sana.

"Yah, thanks, ya." Sarah belajar cuek saja.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

SEDIA ISTRI SEBELUM KAWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang