Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan menjadi tahun. Sudah kurang lebih satu tahun ini Uma bekerja di toko baju milik ibu Risa. Sebenarnya Uma juga tengah mencari pekerjaan lain, bukannya tidak nyaman bekerja disana. Tapi Uma ingin mencari pengalaman baru, lagi pula uang gaji yang diberikan masih terasa kurang bagi Uma. Bukannya tidak bersyukur, tapi Uma sudah menghitung apa saja yang ia inginkan di masa depan, salah satunya membeli rumah untuk kedua orang tuanya. Tidak perlu mewah, setidaknya cukup nyaman untuk ditempati mereka bertiga dan kalau dilihat dari gaji yang diberikan oleh ibu Risa, sepertinya akan sangat lama agar Uma bisa menabung untuk membeli rumah impiannya.Sampai sebuah info disalah satu situs di sosial media menarik perhatiannya.
‘ DIBUTUHKAN PEGAWAI ADMINISTRASI ’
Uma juga sudah membaca persyaratan maupun informasi lain mengenai lowongan pekerjaan itu. Uma bersyukur, mungkin ini kesempatan baginya. Apalagi saat SMK ia juga mengambil jurusan Administrasi Perkantoran, dan lowongan ini bisa menjadi tempatnya untuk menguji hasil belajarnya selama ini.
“Hey! Senyam-senyum! Liatin apa, sih? Ali nge-DM kamu lagi?” tanya Risa yang baru datang dengan segas coffe ditangannya.
Uma mendelik, “Enggak, kok, Ali enggak pernah chat aku lagi, Sa, Ini tuh aku lagi baca lowongan kerja!” Uma memperlihatkan layar ponselnya yang terdapat banner lowongan pekerjaan pada Risa.
“Kamu enggak betah disini, Ma?” mata Risa berubah sendu.
“Bukannya enggak betah, Sa, aku Cuma mah coba cari pekerjaan yang emang sesuai sampai background kita aja, Sa!” jawab Uma, kembali menggulir layar ponselnya.
Risa menghela napas. Apa yang dikatakan Uma memang sebenarnya ada benarnya juga. Risa pun juga sudah bekerja disalahsatu perusahaan milik teman ayahnya, meski setiap sabtu ia juga harus kuliah. Tapi ia senang Uma bekerja ditempat ibunya ini, Risa jadi punya alasan untuk datang ketempat toko baju milik ibunya ini.
“Yaudah, gimana baiknya kamu aja, Ma.” Risa menyerah, dia tidak bisa memaksakan keinginannya pada Uma.
* * * *
Hari-hari berlalu tak terasa Uma sudah setengah tahun bekerja menjadi salah satu pegawai administrasi disebuah perusahaan yang cukup besar. Uma juga sudah masuk kuliah dengan jurusan ekonomi disalah satu Universitas swasta yang berada didaerahnya. Hari-hari Uma menjadi tambah sibuk setiap harinya. Setiap senin sampai jumat Uma akan bekerja dari pagi hingga malam, bahkan tak jarang Uma harus lembur karena pekerjaannya yang tertunda saat ia harus kuliah di hari sabtu. Sedangkan hari minggunya Uma hanya akan berada dirumah untuk beristirahat, Rumi pun selalu mengingatkan Uma untuk menjaga kesehatannya.
Hari minggu kali ini Uma habiskan dengan pergi ke Cafe yang dulu sering ia datangi. Sudah lama segelas matcha hangat yang menjadi kesukaannya dari cafe ini. Kali ini ia duduk di rooftop Cafe, semilir angin sore yang berhembus sesekali menerpa wajahnya, membuat hijab panjangnya pun ikut bergerak.
“Pesanannya, Kak!” Seorang pelayan yang wajahnya sudah ia hapal betul itu menghantarkan pesananya.
“Terimakasih, Kak!” ballas Uma.
Setelah pelayan wanita itu pergi, Uma mulai meneguk minuman pesananya dengan perlahan. Menikmati langit yang berwarna biru terang dengan gumpalan awan yang mempercantik langitnya.
Sudah satu setengah tahun Uma lalui dengan perasaan yang kadang membuatnya bingung sendiri. Jujur Uma sesekali memikirkan bagaimana keadaan sosok laki-laki itu. Laki-laki yang mengatakannya perasaannya pada Uma tepat setelah hari wisuda sekolahnya.
Entah ini layak disebut menunggu, atau tidak? Uma tidak berani menyimpulkan. Meskipun Risa sudah berkali-kali mengingatkan bahwa ia harus melupakan Ali, tapi tetap saja sulit bagi Uma. Entah perasaan ini ada sejak kapan, tapi Uma merasa sulit jika harus melupakan laki-laki itu. Seseorang yang pernah membuatnya merasa dilindungi, dan juga merasa nyaman. Meski Uma harus siap jika hasil dari penantiannya ini akan berakhir kecewa.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZZUMA (END)
EspiritualMenunggu kamu adalah hal yang tidak pernah aku kira akan seberat ini akhirnya. Tanpa kepastian ada apa diujung sana, apa cerita ini akan berakhir bahagia atau akhirnya aku hanya membuang waktu saja. AZZUMA INAYAH PUTRI, gadis akhir jaman yang memili...