Chapter 11: The Awakening Power (💠)

35 11 0
                                    

“Lalu di mana grimoire Aincart Luné berada?” Tanya Shiki

“Hanya satu yang aku ketahui di mana grimoire itu berada…tapi ini masih dugaanku keberadaan grimoire Aincart Luné tersegel di dalam tubuh pangeran sebelum dia meninggal dan mengirim kalian ke masa depan saat kondisi kalian sekarat bersama sang putri…kini pangeran dan putri telah bereinkarnasi. Ada satu orang yang memiliki potensi kekuatan yang terkuat yaitu sang reinkarnasi pangeran yang selama ini selalu bersama kalian,” Tegas Larna dengan matanya yang berubah menjadi merah darah.

“Sang reinkarnasi pangeran…Tsukishiro Ryota,” gumam Haruto

“Kita ditakdirkan untuk melindungi pangeran dan putri”

***

Ryota baru saja datang ke asramanya dan melihat Yuki sudah ada di hadapannya, seperti biasa dia langsung melayangkan satu pukulan keras tepat di ulu hati kakaknya sementara yang mendapatkan pukulan itu hanya meringis kesakitan.

“Yuki, kenapa kau memukulku!?”

“Habisnya Kak Ryota selalu membohongi perasaanmu sendiri agar tidak membuatku khawatir, selama kita bersekolah di sini entah kenapa aku merasa seperti merasakan sesuatu yang aneh?”

“Aku juga merasakan hal yang sama… tadi aku bertemu dengan Bu Larna, ketika melihatnya seakan-akan aku seperti pernah melihat wajahnya di suatu tempat tapi ingatan di pikiranku begitu samar,” ucap Ryota sambil memijat kepalanya yang mulai terasa sakit

“Sepertinya sekolah ini memang menyimpan misteri, ya”

“Bukan hanya sekolah kita tapi sekolah dari Giou bersaudara juga, apakah alasan Shinoa datang mengincar kita karena misteri yang ada di sini?” pikir Ryota

“Apakah itu alasan mereka melindungi kita, Kak Ryota?”

“Memikirkannya saja sudah membuatku pusing, aku mau ke kamarku untuk istirahat”

“Baiklah, Kak Ryota”

Ryota memutuskan untuk ke kamarnya sambil melambaikan tangannya, Yuki hanya membalasnya dengan senyuman. Di kamar, Ryota mengganti seragam sekolahnya dengan kaus lengan pendek berwarna ungu dan celana training panjang berwarna hitam setelah itu dia merebahkan tubuhnya ke tempat tidurnya.

“Semua orang yang ada di sekolah ini kenapa bertindak berbeda, ya?” gumam Ryota sembari menatap langit-langit kamarnya

Karena mengantuk akhirnya dia tertidur lelap hingga ke alam mimpi. Di sebuah taman, Ryota melihat sesosok pemuda berpakaian bangsawan sedang bersandar di pohon sembari memegang sebuah buku dengan sampul berwarna biru dengan ornament perak berhiaskan permata berwarna biru serta lembaran kertasnya yang berwarna hitam.

“Akhirnya, kau datang juga… sudah lama aku menunggumu,” ujar pemuda itu lalu berdiri dan segera menemui Ryota.

“Sebenarnya siapa kau?”

“Aku adalah kau dan kau adalah aku, apakah kau masih melupakan jati dirimu yang sebenarnya?”

“Jati diriku? Aku tidak mengerti dengan apa yang kau ucapkan!?”

“Sampai kapan kau dan adikmu akan menyangkal hal ini?”

Ryota terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin yang membasahi dahinya, napas pemuda itu tampak tersengal lalu dia melihat keluar jendela dan ternyata hari sudah malam. Karena, mimpi yang dia alami membuat kepalanya terasa sakit sampai dia meremas selimut yang dia kenakan serta menjambak rambutnya sembari menahan rasa sakit yang dia rasakan.

“Kenapa sakit kepalaku lebih parah dari biasanya?” gumam Ryota

Tiba-tiba dia melihat jendela kamar yang terbuka sendiri, Ryota langsung berwaspada dan men-summon senjatanya. Lalu ada seseorang yang hendak membekap mulutnya dari belakang dengan gerakan yang cepat langsung menembakkan beberapa peluru ke arah orang itu dari ciri-cirinya sepertinya dia adalah Malnomen. Setelah menerima tembakan tersebut, Vampire kelas bawah itu berubah menjadi abu, karena insting membunuhnya yang kuat akhirnya memutuskan untuk menyelinap keluar dari sekolah.

ᴀɪɴᴄᴀʀᴛ ʟᴜɴé: ᴛʜᴇ ꜰᴏʀʙɪᴅᴅᴇɴ ɢʀɪᴍᴏɪʀᴇ [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang