Chapter 25: Egoistic (💠)

21 6 0
                                    

Di hari yang cerah, Ryota dan yang lainnya bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Sephiroth Altar. Sebelum itu, mereka memutuskan untuk memastikan situasi di kota. Mereka melihat banyak sekali mayat yang tergeletak di sekitar kota. Melihatnya saja, sudah membuat mereka bergidik ngeri apakah sebanyak itu Vampire yang diciptakan oleh Luz. Berbeda dari Vampire kelas bawah pada umumnya mereka tidak berubah menjadi abu layaknya Malnomen.

"Perbuatan Ashera, benar-benar tidak bisa dimaafkan kenapa harus warga yang tidak bersalah menjadi korbannya?" pikir Haruka dengan tatapan yang begitu sayu

"Haruka, jangan bersedih kita pasti akan menghentikan raja sialan itu... perbuatannya memang tidak bisa dimaafkan...."

"Kak Asahi...."

"Kak Asahi, Haruka, sudahlah jangan menangis seperti itu... aku jadi ingin menangis...."

"Kak Asahi, Kak Haruka, Kak Tatsumi, jangan bersedih kita pasti bisa menghadapi semua ini"

"Makoto, seperti biasa kau selalu memberi semangat untuk kami"

Ketika itu, Ryota begitu terharu melihat kebersamaan para Werewolf itu. Namun, kebersamaan itu akan menjadi yang terakhir baginya dia masih belum ingin memberitahukan hal ini pada yang lainnya. Dari kejauhan Yuta dan Shinoa melihat sifat Ryota yang sedikit berbeda terutama Shiki yang dari tadi selalu berada di sampingnya.

"Shinoa, apakah kau merasa ada yang aneh di antara Ryota dan Shiki?"

"Setahuku Shiki itu orangnya tidak mudah akrab dengan siapa saja kecuali bersama saudaranya, memangnya kenapa Yuta?"

"Bukan apa-apa, Shinoa hanya sedikit curiga saja apakah sebaiknya kita menanyakan hal ini pada mereka?"

"Baiklah...."

"Oh iya soal lokasi Sephiroth Altar letaknya ada di utara kota ini tepatnya di sekitar hutan Aonohara," ujar Tiara sambil memperlihatkan GPS-nya

"Tiara, seperti biasa kau selalu bisa diandalkan"

"Ngomong-ngomong, Yuta, Shinoa dari tadi aku memperhatikan kalian mengobrol dengan serius apa yang sebenarnya kalian bicarakan?"

"Bukan apa-apa, kok. Hanya pembicaraan biasa saja...." ujar Shinoa sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Oh begitu, ya"

Yuta dan Shinoa akhirnya merasa lega karena Tiara tidak terlalu merasa curiga. Ryota dan yang lainnya memutuskan untuk beristirahat sejenak setelah sampai di hutan Aonohara.

"Perjalanan kali ini benar-benar melelahkan... Kak Wataru nanti gendong aku...."

"Gak mau! Jangan bersikap manja seperti itu... Sota"

"Baiklah...."

"Kak Wataru, Kak Sota, sudahlah jangan bertengkar...." ujar Nazuna sambil melerai kedua kakaknya yang sedang bertengkar

Sementara itu, Haruto sedang bersama dengan Yuki sesekali dia melirik ke arah gadis itu entah kenapa jantungnya berdetak cukup kencang? Ketika Yuki menatap balik ke arahnya sontak wajahnya menjadi memerah seperti tomat.

"Haruto, wajahmu kenapa memerah seperti itu?"

"Eh? Yuki apakah kau melihat wajahku yang memerah?"

"Hn, Haruto... boleh kita mengobrol berdua saja?"

"Baik"

Yuki mengajak Haruto ke tempat yang agak jauh dari teman-temannya.

"Haruto... sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu... kalau aku―"

ᴀɪɴᴄᴀʀᴛ ʟᴜɴé: ᴛʜᴇ ꜰᴏʀʙɪᴅᴅᴇɴ ɢʀɪᴍᴏɪʀᴇ [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang