Chapter 29: Sacrifice (💠)

36 5 0
                                    

Yuki saat ini masih terus mengarahkan serangannya ke arah Ashera, dia sangat ingin menghabisi sang Raja Vampire itu karena sudah membuat dirinya, Ryota serta orang-orang yang disayanginya menderita.

"Seperti biasa kau tidak pernah berubah, ya. Luna...."

"Namaku bukanlah Luna. Namaku sekarang adalah... Tsukishiro Yuki. Orang jahat sepertimu tidak pantas memanggilku dengan nama itu lagi!" seru Yuki dengan penuh amarah saat ini dia dalam mode Vampire masih memberikan serangan kepada Ashera

Karena pengaruh dari cahaya bulan biru Kagura, Futaro, Nagato dan Eito yang saat dalam mode serigala kekuatannya semakin kuat dari biasanya. Hal itu, membuat Ashera kewalahan menghadapi para remaja itu.

Bagaimana bisa mereka memiliki kekuatan yang sangat kuat?


Para remaja Vampire dan Werewolf juga masih terus bertarung melawan Ashera, akhirnya dia melayangkan serangan ke Yuki tanpa pikir panjang Haruto langsung melindunginya hingga dia mengalami luka di punggungnya.

"Haruto!"

"Yuki, kau tidak apa-apa?" lirih Haruto sambil menatap wajah sang kekasih dengan lembut

"Aku tidak apa-apa, tapi lukamu...."

"Yuki, luka ini tidak sebanding dengan rasa penyesalanku selama 227 tahun. Aku sudah bilang padamu kalau selalu melindungimu...."

"Haruto... terima kasih kau telah menjadi kekasihku...."

Ashera datang ke tempat mereka dan hendak mengarahkan serangannya ke Haruto, "Sepertinya aku akan menghabisimu terlebih dahulu, Haruto...."

Dia langsung mengarahkan serangan ke Haruto dan Yuki, tak berselang lama ada sebuah bola cahaya berwarna biru dengan gradasi perak menangkis serangan dari sang raja Vampire itu. Di hadapannya, sudah ada Ryota yang memegang grimoire-nya serta senjata berwujud seperti gabungan dari pistol dan juga pedang berwarna senada dengan grimoire-nya.

"Maaf, sudah membuat kalian menunggu...."

"Kak Ryota/Ryota!" seru Yuki dan yang lainnya dengan ekspresi terkejut


"Haruto, aku akan mengobati lukamu. Aincart Spell: Lunar Healer"

Tiba-tiba ada sebuah cahaya berwarna biru yang menyelimuti Haruto disaat yang bersamaan lukanya sembuh tanpa meninggalkan bekas namun hanya menyisakan noda darah pada pakaiannya.

"Lukaku langsung sembuh," ujar Haruto yang takjub melihat kekuatan yang dimiliki Ryota saat ini

"Sebaiknya kalian istirahat saja, sisanya serahkan saja padaku. Lagi pula... waktuku sudah tidak banyak lagi...."

Yuki langsung menemui kakaknya dan memberikan satu pukulan maut hingga membuat pemuda itu meringis kesakitan. Dia melihat wajah adiknya dipenuhi amarah dan kesedihan disaat yang bersamaan.

"Kak Ryota, kejam sekali. Kenapa kau selalu menanggung bebanmu seorang diri?! Shiki bilang kau akan menghilang setelah menggunakan grimoire Aincart dan Sephiroth Key selalu saja egois, tidak pernah jujur kepada dirimu serta keras kepala!"

Ryota langsung memeluk sang adik sambil mengusap kepalanya dengan lembut, "Maafkan aku tidak bisa menjadi kakak yang baik untukmu, baik di kehidupan sebelumnya maupun di kehidupanku yang sekarang...."

"Kak Ryota, selalu saja bersikap seperti itu untuk menenangkan diriku disaat sedang marah...."

"Yuki, walaupun aku sudah tidak lagi bersamamu... aku akan selalu mengawasimu di manapun kau berada karena kau adik kecilku," ujar Ryota sambil melepaskan pelukannya dari sang adik

Dia langsung pergi dan bersiap untuk bertarung melawan Ashera, karena sudah menjadi tugas yang telah ditakdirkan oleh Asgardian.

"Ashera... akulah lawanmu jadi jangan sakiti orang-orang yang aku sayangi lagi!"

"Hahaha... seperti biasa kau tidak pernah berubah... Rion"

Lalu terjadilah pertarungan di antara mereka, Larna dan Takahiro akhirnya dapat melihat pertarungan dari kedua penjaga forbidden grimoire untuk kedua kalinya. Kemampuan Ryota bisa dibilang setara dengan Ashera, pemuda itu memanfaatkan kemampuan bertarung jarak dekat dan jauhnya sementara Ashera lebih menggunakan potensial dari grimoire itu sepenuhnya.

"Kemampuan bertarungnya sedikit berbeda...." ucap Larna yang takjub melihat kelihaian Ryota dalam bertarung

"Itu karena Ryota dan Yuki sedari kecil sudah dikasih pelatihan keras sebagai seorang Hunter sehingga mereka dapat melindungi diri mereka disaat aku pergi menjalankan misi...."

"Karena Ryota petarung jarak jauh hingga dekat pantas saja dia men-summon Gunsword" ucap Takahiro sambil memasang pose berpikirnya.

"Tentu saja, senjata sebenarnya aku membuatnya khusus untuk Ryota tapi karena pengaruh kekuatan grimoire itu senjatanya berubah menyesuaikan kemampuan penggunanya," jelas Haima dengan singkat

Mereka hanya bisa mengawasi pertarungan Ryota dan Ashera dari kejauhan. Tak berselang lama, Shiki dan yang lainnya baru saja tiba. Mereka dikejutkan dengan Ryota yang bertarung melawan Ashera.

Shiki melihat kecepatan bertarung Ryota yang berbeda dari biasanya, tampak terkejut apakah seperti ini kemampuan dari seorang Hunter dan Bluemoon Vampire?

"Kalian semua baik-baik saja?" Tanya Futaro

"Hn"

Sementara itu, Ashera masih terus mengarahkan serangannya kepada Ryota. Dia tampak kebingungan kenapa pemuda itu belum menggunakan grimoire-nya sama sekali. Ryota tak henti-hentinya menangkis serangan sambil menembakkan peluru dari energi Shaman kepada sang raja Vampire itu.

Disaat dirinya hendak menghindari serangan dari Ryota. Tiba-tiba tubuhnya tidak bisa bergerak, tanpa disadari ada sebuah lingkaran sihir yang mengikat dirinya. Pemuda yang ada di hadapannya saat ini hanya bisa mengulas senyuman yang begitu tipis.

"Bagaimana bisa dia dapat menghentikan gerakanku?" Tanya Ashera sembari berusaha terlepas dari pengaruh lingkaran sihir dari Ryota

"Sejak awal setelah aku mendapatkan kembali ingatanku yang hilang... aku sekarang mengerti kenapa kau sangat menginginkan kekuatan dari forbidden grimoire ini. Kau telah dibutakan oleh ambisimu... aku benar-benar kasihan padamu, padahal dulu kau sudah seperti kakak bagiku...."

"Berhentilah menceramahiku!"

"Seperti biasa kau tidak pernah jujur kepada dirimu sendiri. Aku juga awalnya sama sepertimu, di panti asuhan saat aku dan Yuki dikurung semua orang memperlakukan kami dengan kasar bahkan aku memutuskan untuk menutup diriku kepada siapapun," ujar Ryota sembari mengingat kembali masa-masa berada di panti asuhan

"Apakah itu benar?"

"Tentu saja, ketika aku pertama kali melihatmu sebenarnya kau itu orang yang sangat baik. Apakah hanya karena perasaanmu yang tidak terbalaskan di masa lalu membuatmu terjerumus ke dalam jurang kegelapan?"

"Aku... aku tidak sebaik itu pada siapapun...."

"Ashera, kumohon hentikan semua ini dan mulailah menjalani kehidupan yang baru. Aku yakin diluar sana kau akan menemukan seseorang yang sangat peduli dirimu apa adanya"

"Ryota...."

Tiba-tiba Ryota merasakan aura yang begitu kuat yang tidak lain berasal dari grimoire Dark Raziel. Di saat yang bersamaan Ashera langsung berubah menjadi Vampire yang ganas dan tak terkendali saat ini dia benar-benar dikuasai sepenuhnya oleh kekuatan dari grimoire itu.

Tanpa pikir panjang dia langsung mengarahkan serangannya pada Yuki dan yang lainnya, melihat hal itu Ryota tidak tinggal diam lalu menggunakan grimoire-nya.

"Aincart Spell: Lunar Barrier!"

Lalu sebuah aura pelindung melindungi mereka dari serangan itu, Ryota sedang berusaha untuk menghentikan keganasan dari Ashera dia memutuskan untuk menggunakan kartu as terakhirnya.

"Sepertinya tidak ada cara lain lagi... Aincart Spell: Lunar Sephiroth Seal!"

Ryota menggunakan kekuatan terakhirnya untuk menghentikan Ashera, tetapi kekuatannya tidak cukup untuk menghentikannya saat ini dia benar-benar kewalahan. Tak berselang lama, Yuki dan yang lainnya langsung membantunya sontak hal itu membuatnya terkejut.

"Kak Ryota, aku akan membantumu bagaimana pun juga kita ini saudara kembar!"

"Yuki..."

"Sebagai keenambelas ksatria kerajaan Ascart kami juga akan membantumu!" seru Haruto sambil mengerahkan seluruh kekuatannya diikuti oleh keenam adiknya

"Bagaimanapun juga ini sudah menjadi tugas kami membantumu!" seru Kagura sambil memberikan semangat diikuti kedelapan adiknya.

"Ryota, aku akan membantumu karena kau adalah putraku yang paling aku sayangi"

"Pangeran, kami bertiga akan membantumu!" seru Larna diikuti anggukan dari Takahiro dan Phenex

"Ryota, kami juga akan membantumu!" seru Yuito sambil mengerahkan kekuatannya bersama ketiga adiknya"

Melihat perjuangan mereka, Ryota merasa terharu dia sangat bersyukur memiliki orang-orang yang selalu menyayangi dirinya. Berkat kekuatan mereka, Ryota berhasil menghentikan Ashera serta menyegel dan menghancurkan grimoire Dark Raziel.

Dia melihat sosok Ashera dalam wujud aura mengulas senyuman padanya, "Ryota... terima kasih sudah membebaskanku. Sekarang aku bisa beristirahat dengan tenang...."

Selamat tinggal, semoga kau bisa beristirahat dengan tenang. Ashera Claes, jika kau terlahir kembali aku berharap kau bisa memiliki masa depan yang cerah.

Batin Ryota sambil mengulas senyumannya dan air mata yang bergulir mulus di pipinya.

ᴀɪɴᴄᴀʀᴛ ʟᴜɴé: ᴛʜᴇ ꜰᴏʀʙɪᴅᴅᴇɴ ɢʀɪᴍᴏɪʀᴇ [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang