“Papa!”
Ryota terbangun dengan keringat dingin membasahi tubuhnya, sepertinya dia mengalami mimpi buruk. Lalu dia tersadar sudah berada di kamarnya dan melihat Yuki serta Osafune dan Giou bersaudara.
“Ryota, kau tidak apa-apa?”
“Begitulah… aku hanya sedikit bermimpi buruk saja”
“Soalnya Phenex membawamu dalam keadaan pingsan saat berada di perpustakaan”
“Phenex?”
“Dia adalah salah satu orang kepercayaan dari Master Larna. Selain itu, dia adalah wakil kepala sekolah di sini,” ujar Haruto sembari menenangkan Ryota yang saat itu baru terbangun dari tidur karena mengalami mimpi buruk.
“Yuki, tadi di dalam mimpiku aku melihat papa, Larna dan Takahiro dalam bahaya serta sesosok pria yang membawa grimoire berwarna hitam serta para pasukan Malnomen. Sosok pria itu terlalu samar tapi aku bisa merasakan ada gelombang kekuatan yang sangat kuat pada grimoire miliknya, gelombang kekuatan itu mirip sekali dengan grimoire yang bersemayam di dalam tubuhku.” Ryota menjelaskan mimpi yang dia alami tadi dengan kedua tangannya yang gemetaran sembari memegang selimut, ini untuk pertama kali dia merasakan ketakutan akibat dari mimpi itu.
Yuki pun mengusap tangannya agar membuat Ryota merasa tenang, baginya ini bukan sekali atau dua kali kakaknya mengalami hal seperti ini. Mereka begitu terharu melihat keakraban sepasang saudara kembar itu, lalu Ryota melihat keluar jendela dan ternyata sudah malam.
“Oh iya, bukankah kita seharusnya malam ini pergi berburu ke hutan Kumogahara?”
“Kalau soal itu, kau tidak perlu khawatir kami sudah berburu banyak sekali darah hewan tentu saja berkat bantuan dari para Werewolf ini,” tunjuk Nazuna pada Giou bersaudara sambil mengulas senyumannya
“Kami membantu kalian karena kebetulan kami juga ingin berburu beberapa hewan di sana. Ryota, ini minumlah.” Futaro memberikan kantung darah kepada Ryota
“Terima kasih, Futaro”
“Sama-sama, sepertinya sudah waktunya kami pulang. Sampai jumpa, Ryota, Yuki”
Giou bersaudara memutuskan untuk pulang ke sekolah mereka, di kamarnya kini hanya adik dan Osafune bersaudara. Ryota masih memikirkan tentang mimpi yang dialaminya tadi, semoga saja mimpi yang dia alami tidak menjadi kenyataan.
“Kak Ryota, kau masih memikirkan mimpi yang tadi?” Tanya Yuki yang melihat kakaknya sedari tadi hanya melamun sambil meminum darah
“Kurasa begitu, tapi aku berharap mimpi tadi tidak menjadi kenyataan”
“Aku pun berharap begitu, tapi tiba-tiba perasaanku tidak enak seperti merasakan sebuah bahaya”
“Aku yakin, paman Haima akan baik-baik saja selama bersama Master Larna jadi kalian jangan khawatir. Sepertinya ini sudah waktunya kita kembali ke kamar masing-masing”
“Iya, sampai jumpa besok”
“Hn, sampai jumpa”
Osafune bersaudara keluar dari kamar Ryota, sementara Yuki masih ingin menemani kakaknya sebagai saudara kembar mereka memiliki perasaan dan ikatan yang saling terhubung satu sama lain.
“Yuki, kenapa kau belum kembali ke kamarmu?”
“Aku ingin menemani Kak Ryota sampai bisa kembali tidur, ingat tidak sejak kecil setiap aku mengalami mimpi buruk kau selalu menemaniku sampai tertidur karena saat itu aku sangat ketakutan. Jadi, sekarang aku yang akan menemanimu sampai tertidur lelap”
“Yuki, maaf selama ini aku belum bisa menjadi kakak yang baik untukmu,” lirih Ryota dengan tatapan sendu
“Jangan bicara seperti itu, bagiku Kak Ryota adalah kakak yang terbaik dan selalu melindungiku walaupun terkadang kau bersikap begitu dingin”
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀɪɴᴄᴀʀᴛ ʟᴜɴé: ᴛʜᴇ ꜰᴏʀʙɪᴅᴅᴇɴ ɢʀɪᴍᴏɪʀᴇ [✅]
Fantasy[15+] Ada adegan kekerasan dan penuh darah. Astermite City, kota yang memiliki sebuah daya tarik yang begitu unik dan merupakan kota yang maju di kawasan Asia. Ryota dan Yuki, seorang Hunter muda memiliki kemampuan istimewa dan di atas rata-rata yan...