aylin

72 10 2
                                    


Perlahan atlan mendekati zoe, ia menundukkan kepalanya sedikit, mengecup kening perempuan di depannya itu beberapa menit, setelah itu atlan memalingkan wajahnya ke bawah tak berani melihat kedua mata Zoe

"Maafin aku ya.."
Ucap atlan tiba tiba membuat zoe sedikit kebingungan, apa yang di maksud atlan? Mengapa tiba tiba ia meminta maaf

"Apa yang salah kak?"
Tanya zoe mencoba menatap kedua mata atlan

Atlan menggeleng pelan "kakak enggak tau.." atlan membuang nafasnya pelan, ia berjalan kecil menuju sepeda yang ia pakai

Pagi pagi sekali atlan mengajak Zoe untuk jalan jalan sekaligus olahraga, sudah lama ia tak merasakan udara pagi di hari Minggu yang segar ini, mereka menaiki sepeda menjelajahi kota

"Kenapa jadi canggung gini sih kak"
Keluh zoe, ia mengikuti langkah atlan pelan pelan menuju sepeda

"Naik"
Ujar atlan

Mereka melanjutkan perjalanan nya tampa arah, keliling kota serta menikmati udara segar sembari berbincang bincang

Zoe menyenderkan kepalanya di punggung atlan "kakak jangan pernah tinggalin aku yah, ayo janji bakal terus sama aku apapun yang terjadi" gumam zoe namun masih terdengar jelas

Atlan mengangguk kecil, "iya" jawab atlan

Seakan tak puas dengan jawaban atlan Zoe kembali bertanya "janji? Kakak gak akan pernah ninggalin aku?"

Lagi lagi atlan hanya mengangguk kecil

Zoe menegakkan badannya, kini ia tak lagi bersandar pada punggung atlan, zoe merasa ada yang berbeda dengan atlan hari itu, entah mengapa?

"Zoe.. kita pulang aja yah"
Ucap atlan terus mengayuh sepeda

"Loh.. enggak jadi main badminton nya kak?"

"Next time yah"

"Oke"

••••••••••

di sisi lain jean sedang mengetik pesan untuk seseorang namun entah mengapa setelah beberapa bait kata yang ia tulis kembali di hapus oleh nya, berulang ulang ia melakukan hal itu, menulis dan menghapus berujung tak jadi di kirim

Jean berdecak kesal, "kenapa gue jadi hilang berani gini sih!" Kesal Jean

Ia melihat ke sekitar ujung ujung rumah, sepi, rumah pohon ini sepi tak seperti beberapa tahun lalu, putaran memori selalu saja terputar di benaknya "kangen.." lirih Jean hampir tak bersuara

Tak!
Suara lemparan keras dari luar rumah pohon membuat lamunan Jean buyar, perlahan jean mengintip dari jendela melihat apa yang berasal dari bunyi itu

Seorang gadis dengan dres pink motif bunga-bunga serta rambut kuncir dua tengah berdecak kesal di bawah sana

Suara itu berasal dari ponsel yang gadis itu lempar membentur pohon di bawah

Melihat itu Jean turun dari rumah pohon, ia berniat akan membantu sang gadis yang kesusahan

Belum lagi turun, gadis itu sudah melihat jean terlebih dahulu, decakan kesalnya berubah nada menjadi decakan kagum saat mata mereka bertemu "woahh.. prince.." ucap nya

"H-halo.."
Sapa nya sembari melambai lambaikan tanganya

Jean menjawab sapaan nya sedikit canggung "h-hai.."

obs'd me [On Going] Giselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang