Chapter 2

735 21 1
                                    

"Ketakutan itu seharusnya di lawan, bukan di takuti"
*Aldira*

Sepuluh menit sudah berlalu, itu artinya waktu menghapal materi sudah habis. Tepat saat waktunya mengerjakan ulangan, Aldira terbangun.

"Baiklah anak anak waktu menghapal habis, silahkan kalian tutup buku dan kerjakan soal ini." Ketua kelas mengambil kertas ulangan yang di berikan guru dan membagikannya ke setiap meja. "Ibu beri waktu 30 menit untuk mengerjakan soal ulangan, dimulai dari sekarang." Semuanya segera mengerjakan ulangannya. padahal baru dimulai tapi mereka sudah pusing, ada yang menggigit pulpen karna frustasi, ada juga yg mengacak acak rambutnya, contohnya Fini yg sekarang tengah menggigit kukunya sambil menjambak rambutnya frustasi. Fini sudah keringat dingin karna memang materi ulanganya tidak ada yang ia mengerti. Sedangkan Aldira yg baru bangun malah menguap lalu menatap malah pultas ulanganya. Tapi tak ayal dia tetap mengerjakannya agar bisa segera tidur kembali.

Sudah 15 menit berlalu, dan Aldira sudah selesai dengan ulanganya. Dia meringis ngilu merasakan tanganya perih karna tergores oleh besi meja yg tajam saat hendak menyimpan pulpennya di bawah meja, itu mengakibatkan sobekan di telapak tangannya. Ia memejamkan matanya sebentar untuk menenangkan detak jantungnya lalu pergi ke depan untuk mengumpulkan pultas "Udah bu." Ucapnya sambil meletakan pultas ulangannya di meja guru.

"Eh udah? yang bener kamu ngerjainya, jangan jangan ngasal lagi." ucap guru itu, curiga karna ini baru 15 menit dan yang lain juga masih mengerjakan. Apa lagi tadi saat waktu menghapal materi Aldira malah tidur.

"Saya udah bu." Ulangnya lalu pergi menuju pintu keluar. Langkahnya terhenti saat guru itu menghentikannya.

"Mau kemana kamu? ini masih jam pelajaran." Aldira berbalik lalu mengacungkan tanganya yg terluka "Ke UKS bersihin ini."

Guru itu nampak terkejut melihat darah di tangan Aldira bercucuran sampai sikunya. "Astaghfirullah, itu kenapa? yaudah sana ke UKS." terlihat kekhawatiran di raut wajah.

Aldira lalu pergi tapi dia tidak berniat ke UKS, dia malah pergi ke WC dan membasuh lukanya. "Fuck." gumam Aldira. Dia menggigit bibir bawahnya karena pendarahanya tidak mau berhenti.

Aldira memiliki gangguan pembulu darah (Kelainan Hemofilia). Kelainan Hemofilia merupakan kelainan yang dimana saat terluka dan mengeluarkan darah, darah tersebut akan terus mengalir dan susah berhenti. Kelainan hemofilia biasanya diturunkan dari orang tua. Hal itu disebabkan oleh kurangnya pembekuan darah. Ini berbahaya karna kelainan hemofilia biasanya disertai dengan darah rendah. Sehingga jika mengalami luka besar akan cepat kehabisan darah jika pendarahanya tidak di hentikan.

Karena pendarahanya tidak mau berhenti dan rasa perihnya semakin menjadi, akhirnya Aldira pergi ke UKS. Saat membuka pintu UKS terlihat ada seorang siswi tengah tertidur., tapi tidurnya terusik karna suara pintu terbuka. Aldira menghampiri siswi yang merupakan anggota PMR itu.

"Kenapa? kamu sakit? muka kamu pujat." ucap siswi tersebut.

"Enggak, gw cuma nyari plester sama obat merah." jawab Aldira menunjukan lukanya. Siswi itu terkejut melihat darah di tangan Aldira yang mengalir dengan derah sampai bercucuran ke lantai

"Ih sini aku olesin alkohol dulu biar pendarahan berhenti, sebelum itu bersihin dulu tangan kamu." ucap siswi itu panik lalu melesat pergi mencari kotak P3K, sedangkan Aldira membasuh lukanya. Setelah itu Aldira duduk di kursi.

Siswi itu kembali sambil membawa kotak P3K dan mengobati tangan Aldira. Saat tanganya tengah di obati, dia meringis sesekali saat kapas yg sudah ditetesi alkohol itu menyentuh lukanya. Hatinya berdetak kencang, berbeda dengan wajahnya yang tenang. Siswi yang terngah mengobati tangan Aldira itu bisa merasakan jika tangan Aldira sedikit gemetar.

Setelah selesai di obati, Aldira pergi dari sana, namun bukannya kembali ke kelas ia malah pergi ke rooftop sekolah. Ia menyandarkan badannya di tembok lalu merosok ke bawah sebelah tanganya menangkup wajahnya sehingga matanya tertutup lalu menyugar rambutnya ke belakang. Aldira menggigit bibir bawahnya sambil mengumpat beberapa kali dalm hatinya, terlihat dari raut wajahnya yg pucat dan terlihat frustrasi. Ia menghela napas untuk menenangkan dirinya lalu merogoh rokok yang berada di saku rok rempel pendek sepaha berwarna abu-abu itu lalu menyalakanya di mulutnya.

Aldira memiliki Algophobia atau ketakutan berlebihan terhadap luka/rasa sakit. Penderita Algophobia akan merasa pusing, mual, muntah, gemetar, jantung berdebar atau berkeringat dingin, ketika dia merasa sakit. Algophobia merupakan salah satu gangguan kecemasan yang di akibatkan oleh faktor lingkungan, suatu kejadian pada masa lalu, dan kondisi psikologis lain yang menyertai. Bisa berupa trauma karna sering di siksa, misalnya oleh orang tua maupun di buly yang berakhir terluka. Ini disebabkan karna berlebihan dalam memprediksi rasa nyeri/bahaya yang akan didapat dari suatu perlakuan, sehingga mengakibatkan timbul banyangan akan nyeri yang amat sangat disertai ketakutan dari traumanya.

"I hate it." Gumamnya sambil menyesap rokoknya lalu memejamkan mata.

ALRENKA (Aldira)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang