Chapter 62

130 7 0
                                    

Tidak terasa acara anniversary sekolah sudah sampai di penghujung acara, satu minggu telah berlalu. Acara akhir adalah liburan ke vila yang diadakan oleh satu sekolah bagi yang ingin ikut. Namun hanya sekitar setengah murid yang ikut, kebanyakan lebih memilih bersantai di rumah atau mungkin karena tidak punya ongkos.

Ini juga waktunya Aldira dan Norren kembali ke gender awal mereka. Saat ini mereka berada di mansion Vionika. Di sana ada Vionika, Aldira, Norren, dan entah kenapa Fildan selalu ikut.

Suasana di mansion... entahlah, bisa di bilang cukup ribut karena satu manusia yang tidak ingin di suntik.

Orang itu adalah Aldira. Ya! Si gadis yang biasanya tampak cool itu sekarang tengah membuat keributan karena tidak mau di suntik. Ia menyesal waktu itu tidak setuju saja saat mau di suntikan lewat infus. Lebih baik pergi ke from night menggunakan dress dan heels dari pada harus di suntik.

"Aldira cuma jarum kecil doang!" Vionika yang mencoba menyuntikkan suntikan itu ke lengan Aldira tanpa kesusahan karena Aldira terus melawan padahal sudah dipegang oleh Norren dan Fildan.

"Gak mau anjeng!! Emangnya gak ada pil aja napa?! Tablet lah tablet!! Minum dua puluh biji juga gw gak masalah!"

"Al gak sakit woy gw juga udah!" ujar Norren.

"Kaya di gigit semut doang Al!" lanjut Fildan.

"Gak mau ya anjeng!! Pala bapak kau digigit semut! Yang ada kaya di gigit semut Alaska! Gw bukan takut suntikanya ya!! Lo gak tau diem aja culun!!"

Fildan memegangi tangan kiri Aldira sedangkan Norren memegang tangan kiri Aldira. Sedangkan kakinya sudah di ikat di kursi. "Lo pada ini pemaksaan!! Gw gak mau bangsat kalian m*m*k ng*ntod k*nt*l!!"

Fildan tercengang mendengar betapa kasarnya mulut Aldira. Rasanya seperti ingin dia cip*k saja agar diam—berbeda dengan Norren dan Vionika yang sudah terbiasa dengan mulut kotor Aldira yang selalu mengabsen semua kebun binatang dan bahasa kasar."Al malu sama tampang dan image lo!!"

"Bodo amat monyet lagian sekarang lagi gak di sekolah juga bangsat—"

BUGH

Aldira langsung pingsan karena Vionika memukul tengkuknya dengan keras.

Fildan yang melihat itu sedikit khawatir. "Gapapa nih sampai pinggang gitu?" tanya Fildan.

Norren dan Vionika mengangguk bersamaan. "Bagusnya tadi gw pukul aja pake botol kepalanya, tapi ada sesuatu yang jadi penghalang."

"Kayanya gw nyasar..."

••••

Siang ini adalah hari dimana acara liburan tiba. Semua orang sudah berkumpul di sekolah dan bersiap-siap untuk pergi ke bus masing-masing.

Aldira yang sedang duduk sambil bersandar pada tas besarnya terlihat menghela nafas sambil menatap layar ponselnya, membaca pesan dari adiknya, Alaksa.

Awalnya Alaksa melarang Aldira pergi dan ingin ikut, alasannya katanya tidak ada yang memasakkan makanan untuknya. Tapi pada akhirnya Alaksa mengalah dan memilih untuk menginap di rumah temannya. Aldira tau pasti jika paling hanya satu malam Alaksa menginap di rumah temannya, sisanya pasti akan tinggal di rumah salah satu pacarnya.

Ia heran dari mana adiknya itu memiliki sifat playboy seperti itu. Seingatnya orang tua mereka walaupun brengsek tidak ada yang selingkuh—ah ya, ayah mereka kan bajingan tukang selingkuh.

Helaan nafas kembali keluar dari mulutnya. Aldira hanya bisa berharap Alaksa tidak melakukan hal-hal aneh dengan pacarnya.

"Al, ayo berangkat. Bus nya udah sampe." ujar Fini yang datang untuk memberitahu para murid jika bus yang akan mereka tumpangi sudah datang.

Aldira pun mengangguk dan berdiri. Ia menenteng tas nya dan pergi menuju bus. Ia hanya membawa satu tas Palazzo saja, karena ia hanya membawa alat-alat yang di perlukan saja dan pakaian secukupnya. Ah... dan karena kali ini mereka—Aldira dan Norren akan berjauhan dengan Vionika, jadi sebagai jaga-jaga mereka membawa anting dan lencana khusus AlRENKA atau 3QOB yang selalu mereka bawa saat menjalankan misi. Untuk jaga-jaga jikalau terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, jadi mereka bisa saling mengabari dan memberitahu lokasi.

Semua murid masuk ke dalam bus masing-masing. Aldira duduk di samping Norren yang sedari tadi mendumel karena tidak bisa duduk di samping Ezio karena beda kelas dan juga Fildan tidak memperbolehkannya.

"Ah bangsat si cireng sialan." umpat Norren.

"Diem kon!" bentak Aldira sambil memasang headphone nya.

••••

Hanya butuh waktu lima jam perjalanan dengan bus, mereka pun sampai di tujuan. sebuah vila yang berada di bukit. Vila itu sudah di sewa oleh sekolah mereka selama lima hari.

Karena hari juga sudah sore, jadi semua murid di suruh untuk beristirahat di kamar masing-masing. Satu kamar berisi dua kasur yang bisa di huni oleh dua orang, jadi terdapat 4 orang dalam satu kamar. Teman sekamar bisa dipilih sesuai keinginan sendiri. Awalnya Norren ingin sekamar bersama Ezio, tapi Fildan dan guru melarangnya karena laki-laki dan perempuan dilarang satu kamar. Apa lagi Norren dan Ezio, dikhawatirkan nanti Ezio diapa-apain oleh Norren.

"K*nt*l lo pikir gw cewek apaan?!" bentak Norren dengan tidak terima.

Fildan menatap Norren dengan ekspresi datar. "Cewek gila." ujarnya jujur.

Norren melotot dan hendak menumbuk Fildan, tapi Aldira segera menariknya untuk mencari kamar.

Mereka pun menemukan kamar untuk mereka. Aldira satu kamar dengan Norren, Fini, dan Neva. Jika lupa, Neva adalah teman satu kelasnya Norren.

"Lo tidur bareng gw." ujar Aldira sebelum Neva mendahului.

"Lah kok gitu?!" ujar Neva tidak terima.

Aldira menatap Neva dengan ekspresi datar dan mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa emangnya?"

Neva langsung tergagap dan mendengus. "Ck, yaudah deh."

"Duh santai dong, gw gak usah di perebutin gini~" ujar Norren dengan seringai tipis.

"Dih siapa yang perebutin lo? Najis banget, lagian kalo dia ngotot juga tinggal gw belah lo jadi dua biar rata." Norren hanya mendengus dingin menanggapi ucapan Aldira.

Aldira berjalan menuju kasur dan menyimpan tasnya, di ikuti oleh Norren. Ia membuka tasnya untuk mengambil sesuatu.

"Nyari apa?" tanya Norren.

"Handuk." jawab Aldira.

"Mau mandi? Gw duluan, bye." sebelum sempat mendahului, Aldira segera meraih kerah belakang Norren.

"Gw dulu anjing." ujarnya sambil berjalan melewati Norren, tapi Norren melakukan hal yang sama seperti yang Aldira lakukan padanya.

"Lepas woy!" berontak Aldira.

"Gw dulu!"

Pada akhirnya mereka malah berkelahi, tapi tidak sampai saling banting, tonjok, tendang seperti saat itu.

Tanpa di sadari keduanya, Fini dan Neva sudah berada di depan kamar mandi yang ada di dalam kamar itu. "Kalau gitu kami duluan ya~" ujar Neva dengan nada mengejek.

"Mandinya berdua berdua ya biar cepet. " ujar Fini sambil tersenyum manis lalu mereka pun masuk ke kamar mandi.

Norren dan Aldira yang menyaksikan itu terdiam. Walaupun gerakan mereka terhenti, mereka masih saling menjambak rambut dan mendorong wajah.

"Lah asu." ujar mereka bersamaan sambil memasang ekspresi datar.

ALRENKA (Aldira)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang