Chapter 38

219 11 7
                                    

CEKLEK

Saat Aldira membuka pintu rumahnya, matanya langsung menyipit saat melihat Norren dan Vionika yang sudah ada di sana, sedang duduk santai di sofa sambil nonton TV, ditemani cemilan.

"Ngapain kalian disini?" ujar sang pemilik rumah yang baru saja datang sambil memasang ekspresi datar.

"Main lah." ujar Norren sambil mengunyah keripik. "Sambil ngabisin cemilan lo pastinya." lanjutnya.

"Sialan, dasar semah." umat Aldira.

Aldira melangkah masuk lalu menyimpan tas nya di atas sofa. Tapi sepertinya dia melupakan sesuatu, apa ya?

Benar juga, tadi dia kan menyeret Dion untuk ikut bersamanya agar terbebas dari Fildan. Tapi dimana dia sekarang? Aldira menoleh ke belakang, mencari keberadaan laki laki imut itu, Tapi nihilnya dia tidak menemukannya.

"Nyari apa Al?" tanya Vionika yang melihat Aldira seperti sedang mencari sesuatu.

"Anak anjing." jawabnya.

"Hah? bukannya lo gak suka anjing?" Norren pun mengangguk mengiyakan ucapan Vionika.

"Bukan anak anjing yang itu".

"Lah terus yang mana?" Aldira berjalan kembali menuju pintu untuk mencari 'anak anjing' yang dia maksud.

Ternyata Dion masih berada di sana, berdiri di depan pintu sambil bersandar di tembok. Matanya menatap ke langit, melihat langit yang kembali dipenuhi awan hitam, sehingga hujan turun membasahi bumi.

"Ngapain lo masih di situ?" tanya Aldira secara tiba-tiba membuat Dion tersentak kaget.

"E-eh?! gapapa kak, aku di sini aja nunggu ujan reda hehe." ucapnya sambil tersenyum canggung.

"Masuk dulu, ujannya deres, nanti kalo udah reda gw anterin ke rumah lo".

"Gapapa kak ak–"

"Udah masuk aja, lagian gw yang nyeret lo kesini." Aldira langsung menarik Dion untuk masuk ke dalam.

Akhirnya Dion pun menurut. Dia berjalan di belakang Aldira, tapi seketika dia jadi merasa tidak enak saat melihat bahwa di sana ada teman-teman Aldira.

"Eh? lo nyulik anak siapa, Al?" tanya Vionika saat melihat seorang laki-laki pendek yang berjalan di belakang Aldira.

"Oh ini toh anak anjingnya, haha iya sih lucu." sambung Norren sambil melihat Dion dengan senyum tipis. Tapi Norren segera tersadar jika target dia adalah Ezio, dan dia tidak boleh oleng.

"Dasar pecinta boty." ejek Aldira, yang mendapat tatapan tajam dari Norren.

"Bacot lo".

"Boty apaan?" ucapan Vionika sukses membuat Aldira dan Norren menoleh ke arahnya. "Kenapa? emang boty itu apa?" Vionika mengulangi pertanyaannya saat melihat Norren dan Aldira saling lirik.

Seketika mereka berkeringat dingin, karena bingung harus menjelaskan seperti apa. Karena jika Vionika sudah penasaran, dia tidak akan menyerah sebelum berhasil mendapatkan jawabannya.

Norren kemudian memberikan tatapan yang seolah mengatakan "Salah lo" kepada Aldira. Jadi dengan terpaksa Aldira yang harus menjelaskannya kepada Vionika.

"Boty itu... hewan lucu, he'em. boty itu hewan yang lucu. Kan si Ren suka sama yang lucu-lucu, jadi gw bilang kalo dia itu pecinta boty." Namun penjelasan Aldira mendapat delikan dari Norren. Tapi saat melihat Vionika percaya mereka langsung menghela nafas lega. Sedangkan yang di sebut boty, dari tadi hanya menunduk, tidak mengerti pembahasan yang dia dengar.

Aldira menyuruh Dion untuk duduk di sofa bersama Norren dan Vionika selagi Aldira menyimpan tas nya dan mengambil cemilan lagi.

Dion dengan gugup duduk di salah satu sofa tunggal di sana. Norren duduk di sofa di depannya yang terhalang oleh meja, sedangkan Vionika duduk di sofa di samping sofa yang di duduki Dion.
(Kebayang gak sih? jadi kaya letter U gitu)

ALRENKA (Aldira)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang