Chapter 13

340 15 5
                                    

"Keluarga bukanlah rumah untuk pulang"
*Aldira


WANING CHAPTER INI MENGANDUNG KEKERASAN DAN TRAUMA ‼️

"PAA HENTIKAN!!" Teriak Aldira

Aldira berlari menghampiri orang tuanya dan adiknya itu. Aldira menarik Alaksa lalu menyembunyikanya di belakangnya. Alaksa sudah berkaca-kaca dan pipinya yang melebam

"Kamu berani teriak?, hah!" ucap papa Aldira.

PLAKK

Satu tamparan keras mendarat di pipi mulus Aldira. saking kerasnya wajahnya sampai tertampar ke samping dan keluar darah di bibir Aldira.

Aldira kembali menatap ayah dan ibunya itu. Aldira kemudian memeluk dan menutup telinga Alaksa dan menyuruh Alaksa menutup matanya

"AKU KAN UDAH BILANG JANGAN PUKUL ALAKSA!! CUKUP AKU AJA!! PAPA KAN UDAH JANJI!!" Teriak Aldira

"SIAPA YANG KAU PANGGIL PAPA!? DASAR ANAK SIALAN TIDAK TAU TERIMA KASIH!! BERANINYA KAU MEMBENTAK ORANG TUA MU!!"

PLAAKK sebuah tamparan mendarat lagi di pipi Aldira, tapi kali ini lebih keras dari yang tadi dan membuat darah keluar dari hidung dan mulut Aldira.

Rasa sakit yang mulai membesar membuat phobia nya muncul lagi. Aldira masih memeluk Alaksa tapi badanya mulai gemetar walau sedikit.

"SAYA TIDAK SUDI PUNYA ANAK SEORANG PEMBUNUH!!!, NYESEL SAYA LAHIRIN KAMU" Teriak ibunya Aldira.

"SALAH KAMU KARNA SIPATNYA NURUN DARI KAMU" Teriak ibunya Aldira lagi tapi kali ini ke ayahnya Aldira.

"KAMU AJA YANG GAK BENER NGEDIDIK NYA!! KOK MALAH NYALAHIN SAYA!!"

"DARI DULU KAMU GAK PERNAH NGURUSIN MEREKA DAN MALAH MAIN SAMA WANITA LAIN!!"

"EMANG KAMU PERNAH NGURUS MEREKA? HAH!?"

Aldira menunduk dengan wajah menggelap. Saat Orang tuanya sedang berdebat Aldira memilih pergi dan menbawa Alaksa ke kamar milik Aldira. yang cukup dekat dengan ruang tengah.

Alaksa tengah berjalan di belakang Aldira sambil genggaman tangan. "Kak" panggil Alaksa pelan dan di balas deheman oleh Aldira.

sampai di kamar Aldira, Aldira menyuruh Alaksa di ranjang."Kakak gapapa?" tanya Alaksa.

Aldira menyondongkan badannya agar sejajah dengan alaksa, lalu mengusap puncak kepala Alaksa lembut lalu berujar"Gapapa" lalu tersenyum hangat.

"Tunggu di sini bentar ya? kakak ambil cemilan dulu sekalian ambil es buat ngomores pipi kamu" Aldira menyentuh pipi Alaksa dengan telunjuknya."Nanti kita nobar film horor" Aldira tersenyum mata tertutup lalu di angguki lucu oleh Alaksa.

Aldira berdiri tegak kembali lalu berjalan menuju pintu. Tapi langkahnya terhenti lalu dia berbalik dan berjalan kembali menuju Alaksa.

Aldira melepas headphones yang tergantung di lehernya kemudian memakaikanya kepada Alaksa."Pake ini ya? sambil nunggu kakak kamu dengerin musik dulu jangan di lepas oke?" lalu di angguki Alaksa

Aldira menyeting lagunya dari hp nya lalu membesarkan volume suaranya agar suasana di luar tidak terdengar.

Aldira berjalan menuju pintu kamar, kemudian setelah di luar kamar Aldira menutup pintunya lalu bersandar di sana.

Tubuhnya merosok ke bawah dan terduduk, dia menundukan kepalanya dengan kedua tangannya memegangi memegagi kepala.

Badanya sudah gemetar merasakan sakit di pipi dan mulutnya, tamparanya sangat kuat jauh dari tambaran Reya. "cukup kakak aja yang rasain, kakak gak mau nanti kamu jadi kaya kakak" gumam Aldira sambil mengigit bibir bawahnya lalu berdiri dan menuju ruang tengah.

•••

Alaksa merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil menikmati lagu dari handphones nya.

Bermenit-menit berlalu tapi Aldira tidak kunjung kembali. Alaksa duduk dan hendak mengcari Aldira. Tapi saat hendak berdiri, pintu kamarnya terbuka dan manpak Aldira yang masuk sambil membawa kantung es, P3K, setumpuk ceminlan, dan minuman kaleng.

"kak"

Alaksa berlari menghampiri Aldira dan menganbil cemilan dan minumannya lalu meletaknya. Aldira juga meletakan P3K di meja lalu menarik Alaksa untuk duduk jemudian mengompres pipi Alaksa.

Alaksa masih terdiam. Selang beberapa saat Alaksa memegangi tangan Aldira yang sedang mengompreskan es di pipinya.

"Kak! kakak kenapa?." tanya Alaksa khawatir

Hidung Aldira yang tadinya hanya berdarah sedikit sekarang sudah bercucuran. bibir Aldira juga sobek cukup besar. Pelipis nya juga berdarah walau sedikit, area atas pipi Aldira luka, ke 2 pipinya lebam, dan bagian tulang hidung Aldira juga luka.

Alaksa bisa merasakan badan Aldira yang gemetar hebat sedari tadi. tanganya dingin, wajah Aldira pucat dan napas Aldira sedikit terengah-engah seperti sesak napas.

"Gapapa kok, tadi cuma kepeleset aja di dapur" Ucap Aldira sambil tersenyum."Makanya itu kakak bawa P3K"

"Yaudah kak sini aku obatin" Alaksa meraih kotak P3K yang berada di atas meja lalu mengobati luka Aldira.

••••

Kakak beradik itu sekarang tengah nobar di laptop sambil memakan cemilan. sampai Alaksa memecah kengerian di antara mereka, karna mereka nonton film horor.

"Kak"

"hmm"

"kok mama sama papa berantem mulu?"

mendengar pertanyaan Alaksa Aldira terdiam sejenak."kamu punya pacar kan?"

"punya banyak lagi"

"berapa?"

"lima"

'gak aneh' batin Aldira

"kamu pernah berantem sama pacar kamu?"

"pernah gara gara ketahuan punya banyak pacar"

"mama sama papa juga sama, kalo dalam cinta berantem itu gak aneh, itu proses menuju kebahagiaan" jelas Aldira 'Sebenernya gw gak ngerti soal cinta, jadi jawab ngasal aja deh' lanjutnya dalam hati.

"tapi kenapa kok papa sering mukul mama?"

"kamu pernah mukul cewe gak?"

"enggak"

"kamu jangan tiru papa kamu, ya? jangan pernah mukul cewe cuma gara² masalah sepele trus kamu berantem sama dia"

"iya, gak bakal"

Beberapa saat kemudian bahasa mereka kembali seperti biasa.

"Kak bosen"

"tidur aja di sini"

"baru jam 7 malem gak ngantuk"

Aldira lalu menutup laptopnya lalu menyimpannya di meja belajar.

"kakak mau kemana?"

"main ke Vio sama Norren"

"gw ikut"

Aldira dan Alaksa turun tapi di hentikan oleh orang tuanya yang tengah duduk di ruang tengah.

"Kemana kamu?"

"ke luar" jawab Aldira dingin lalu melesat pergi tanpa dengarkan perkataan orang tuanya.

BANTU VOTE, KOMEN, AND FOLOW GUYYS, ITUNG ITUNG SEDEKAH KEBAHAGIAAN

ALRENKA (Aldira)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang