Prolog

39.2K 1.6K 123
                                    

_Assalamu'alaikum_

Absen dulu masih ada readers setiaku gak niiiiiiih???💃🏻🙌

Semua yang tersaji dalam cerita ini tokoh, alur, kejadian, tempat, begitu juga cast adalah fiksi ya gaes. Apabila ada KESAMAAN nama, tokoh, latar, cast dan kejadian, itu merupakan murni ketidaksengajaan, bukan karena PLAGIAT🙏🏻 Mohon di ingatkan juga jika ada typo atau kesalahan dalam penulisan.

Mohon bijak dalam membaca!!!

Kalin tau cerita ini lewat jalur mana??🥳

WARNING🐲

1. Suka? Silahkan nikmati, jika tidak suka silahkan tinggalkan, gausah DRAMA kaya mantan!!
2. Spill tipis-tipis tiap chapter bakalan aku post di tiktok yaaaaa
3. Ini cerita keduaku, silahkan berkomentar & vote sebanyak banyak nya dan support akuu hihi
4. Jangan PLAGIAT yah bestih, dilarang bawa cerita dari lapak orang lain juga disini!!!
5. Vote & Comment ditunggu disetiap chapter yaaaa


~Selamat Membacaaaa~


     "Bundaaaa kaos kaki Abang dimanaaa"

     "Buuuun jam tangan Kakak gak ada"

     "Sayaaaaang I pad aku ilaaaaang"

     Isfa menghembuskan nafasnya kasar. Dia mematikan kompor dan menaruh makanan yang telah dia buat di meja makan. Selalu seperti ini, setiap pagi hari-harinya akan diisi oleh ketiga bayi besarnya yang berteriak memanggil dirinya karena barang mereka yang katanya hilang. Yah, kebiasaan buruk Arkan menurun pada kedua anak bujang nya.

     "Abang... Kakak.... Ayaaaah... coba sini turun" Panggil Isfa dari bawah.

     Mereka bertiga keluar dari kamar dengan tampilan yang masih acak-acakan.

     "Mampus, lo sih Bang" Ucap Ghifar menyalahkan sang Abang.

     "Lo tuh teriak nya kekencengan" Sahut Gibran merasa tidak terima disalahkan.

     "Lo tuh teriak nya kekencengan" Sahut Gibran merasa tidak terima disalahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Begini kira-kira gambarannya😌)

     "Gara-gara kalian istri Ayah marah" Ucap Arkan dari arah belakang dengan dingin.

     Mereka berdua menghembuskan nafasnya lelah. Selalu seperti ini. Padahal sifat buruk mereka juga menurun dari sang Ayah. Lalu merekapun menuruni tangga dengan kepala menunduk seperti Anak kecil.

2G (Sequel ARFA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang