Tandai jika ada typo🙌
~Selamat Membacaaa~
Hari senin merupakan hari yang amat berat dan terlihat menyebalkan bagi sebagian siswa/i. Ketika 2 hari kemarin mereka libur, kini mereka kembali mengawali aktivitas harian mereka dengan bangun lebih awal untuk mengikuti upacara hari senin. Seperti kebanyakan orang pada umumnya, kini Kenzie dan juga Demian sedang berkolaborasi untuk meminta bolos upacara pada sang ketos.
"Ayolah Ky, sekaliiiiii ini doang kok, yah yah kepala gue pusing nih" Adu Kenzie dramatis.
"Kata Ayah gue orang bohong itu dosa nya mantep" Celetuk Ghifar pedas.
Kenzie mendelikan matanya sebal pada Ghifar. Kecebong itu selalu saja mengganggu kesenangannya.
"Diem lo Anak Ayah!"
"Lah guemah emang Anak Ayah Arkan, lo Anak siape? Om Raka aja ogah ngakuin lo Anak" Balas Ghifar tengil.
"Huwaaaaa Babang Gibran bantuiiiin, Ghifar jahat tuh"
Mulai lah drama musikal dipagi hari yang menghebohkan warga sekolah. Kenzie ini urat malu nya seperti sudah putus. Jika orang lain tidak suka menjadi pusat perhatian, lain hal nya dengan Kenzie yang sangat suka menjadi pusat perhatian dan selalu caper.
"Berisik Ken, sampe lo lumutan juga Rizky gak bakalan ngizinin" Ucap Gibran dengan muka datar andalannya.
"Heh lo dedemit tumbenan banget anteng" Ucap Kenzie pada Demian.
"Ck! Capek gue caper juga kaga di respon sama doi" Keluh Demian pasrah karena Rizky tak kunjung memberikan izin.
"Gibran"
Semua anggota Defensor yang sedang berada di parkiran memusatkan perhatiannya pada seorang gadis yang dengan beraninya memanggil kutub es.
"Eh" Ayla terkejut ketika dia menjadi pusat perhatian. Padahal dia hanya memanggil Gibran, tapi kenapa semua pasang mata tertuju padanya.
Merasa Ayla yang malah terdiam dan semua orang memusatkan perhatian pada gadis itu, Gibran pun melangkahkan kaki nya untuk mendekat.
"Kenapa?" Tanya Gibran dingin.
Ayla terdiam karena merasa malu saat anggota Defensor masih memperhatikan mereka. Gibran yang menyadari itupun mengikuti arah pandang Ayla.
"Jangan diliatin!" Perintah Gibran mutlak.
Refleks mereka semua memutar kepala dan membuang muka cengo mereka.
"Kenapa?" Tanya Gibran lagi.
"Ah ini... aku mau kembaliin cadar yang kemarin Tante Isfa pinjemin ke aku" Ucap Ayla sambil membuka ranselnya.
Dia menyerahkan cadar itu pada Gibran sambil tersenyum manis. Gibran membuang mukanya lalu beristigfar. Senyuman Ayla sangat tidak baik untuk jantung nya. Bahkan sampai saat ini Gibran masih belum mengetahui apa penyebab dari jantung nya yang selalu berdetak dengan kencang jika menyangkut Ayla.
"Buat lo"
"Hah?" Tanya Ayla bingung.
"Buat lo aja cadarnya"
"Loh emang nya kenapa? Inikan punya Tante Isfa"
"Bunda gue punya banyak cadar, ada lagi?"
"Eumm gak ada cuma mau ngasih ini aja" Jawab Ayla seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2G (Sequel ARFA)
Teen FictionSepuel dari cerita ARFA✨ Biasakan follow dulu sebelum baca🙌 "Gue duluan Ay" "Astagfirullah" Isfa dan Arkan membelalakan matanya kaget. "Kalian pacaran?" Tanya pasutri itu berbardngan. "E-eh enggak kok Tante... Om" Jawab Ayla sopan. "Terus? Kenapa...