Chapter 25

10K 991 167
                                    

~Selamat Membacaaa~

Cup

     "Pagi Bunda cantik"

     Isfa terjengat kaget ketika Gibran tiba-tiba saja mengecup pipinya.

     "Abaang ih ngagetin Bunda aja" Ucap Isfa tersenyum teduh.

     "Bunda kenapa ngelamun?" Tanya Gibran sedih.

     "Bunda gapapa sayang, ini lagi nungguin sayur sop nya mateng aja"

     Gibran tahu Bunda nya ini berbohong. Pasti Bundanya sedang memikirkan kejadian semalam. Ini yang dia dan Ghifar takutkan. Bundanya akan selalu khawatir dan kepikiran.

     "Tumben udah turun Bang" Tanya Isfa membuyarkan lamunan Gibran.

     "Iya, mau bantuin Bunda"

     "Udah selesai, tinggal pindahin sayur sop nya doang kok"

     "Barang nya gak ada yang hilang?" Tanya Isfa lagi sambil terkekeh.

     "Bundaaaaaa" Rengek Gibran manja.

     Isfa tertawa melihat kutub es versi 2 sedang merajuk. Sangat tidak cocok dengan wajah cool dan datar nya. Sama persis seperti Arkan.

     "Buuuuuunnnnnnn kaos Kakak ilang Buuunnn?" Teriak Ghifar dari kamarnya.

     "Tuh, bayi satu udah teriak. Abang samperin Isel gih, Bunda mau ke kamar Ghifar dulu" Ucap Isfa yang dibalas anggukan oleh Gibran.

     Setelah Isfa menaruh mangkuk yang berisi sayur sop di atas meja, dia langsung bergegas pergi menuju kamar Ghifar.

     "Jangan diacak Kak" Tegur Isfa ketika melihat Ghifar yang seperti ingin mengacak lemarinya.

     "Hehe enggak kok Bun ini lagi nyari"

     "Nyari itu bukan kaya gitu" Gemas Isfa mencubit pelan lengan atas Ghifar.

     Ghifar memperhatikan Bundanya yang sedang mencari kaos milik nya. Dalam hati dia tersenyum hangat melihat bagaimana tulusnya Isfa mengurus dia dan yang lainnya.

     "Semoga Ghifar bisa terus ngerepotin Bunda kaya gini sampai waktu yang lama ya Bun" Batin Ghifar mirirs.

     "Nih..... gak ada yang hilang Kak, cuman keselip doang" Ucap Isfa memberikan kaos yang dicari oleh anak nya.

     "Tadi mah gak ada Bunda"

     "Adaaa" Gemas Isfa.

     "Bun"

     "Hem? kenapa? Kakak mau apa?" Tanya Isfa beruntun.

     "Makasih yah Bun"

     Mati-matian Isfa menahan tangis nya agar tidak pecah. Wajah Ghifar seperti tersirat ketakutan yang amat dalam. Wajah itu kini sedikit terlihat pucat.

     "Sini peluk Bunda"

     Dengan senang hati Ghifar memeluk Bundanya dengan sayang. Ini rumahnya. Tempat pulang nya. Rumah paling nyaman yang dia punya. Tempat berteduh ketika hujan menghantam dunia nya.

2G (Sequel ARFA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang