Chapter 22

8.4K 961 349
                                    

~Selamat Membacaaa~

     Perkemahan di bubarkan dan mereka semua di pulang kan malam itu juga. Para Guru terpaksa harus membatalkan acara ini karena mereka di kejutkan dengan anggota Defensor yang tiba – tiba saja membawa seseorang dengan darah dimana – mana. Bayu yang sudah tidak sadarkan diri pun di berikan pertolongan pertama terlebih dahulu sambil menunggu ambulance datang menjemput dirinya.

     "Bisa kamu jelaskan bagaimana kronologi nya Gibran?" Tanya Pak Candra selaku ketua panitia acara tersebut.

     "Awal nya kita mencari Ghifar Pak, karena tadi dia telfon saya kata nya tersesat saat sedang mencari kayu bakar. Tapi pas kita masuk kehutan, kita malah menemukan Bayu yang sudah tergeletak di tanah dengan berlumuran darah" Jelas Gibran panjang lebar.

    "Gibran ngomong 36 kosa kata" Bisik salah satu siswi yang mendengarkan penjelasan Gibran dengan terkagum – kagum.

     "Lo tadi videoin gak? ini harus jadi alarm pagi gue nih di pagi hari biar cepet bangun"

     "Gibran kalo lagi gitu ganteng banget"

     Begitulah kira nya bisikan – bisikan para kaum hawa.

     "Lalu dimana Ghifar?" Tanya Pak Candra lagi.

     Gibran terdiam. Dia tidak menemukan Ghifar disana tadi. Apa Ghifar pergi setelah mendengar teriakan Rizky?

     "Saya disini Pak"

     Ghifar datang dengan nafas ngos – ngosan seperti sudah berlarian. Dia menatap Gibran dan tersenyum tipis.

     "Darimana kamu?"

     "Saya kesasar Pak" Ucap Ghifar. Memang awal nya dirinya tersesat ketika sedang mencari kayu bakar dan memilih memisahkan diri dengan anggota Defensor ketika dirasa tubuh nya mulai bereaksi lain.

     "Dia bohong" Gumam Aila dibelakang para murid dengan mata yang sudah membengkak juga tangan yang gemetar berkeringat dingin.

     "Kalian kenal korban itu?" Tanya Pak Candra.

     "Mereka teman kita Pak, beda sekolah" Jawab Gibran.

     "Dih sejak kapan kita berteman sama harimaung" Gumam Kenzie pada Demian.

     "Sejak saat itu senyumku menjadi palsu" Jawab Demian asal.

     "Lo pada diem dulu napa" Desis Rizky kesal.

     "Yasudah kalo begitu, kalian semua langsung naik bus dan kita pulang. Korban biar Bapak dan beberapa panitia lainnya yang urus. Ini harus di laporkan ke pihak polisi karena sepertinya dia korban pembunuhan berancana, bukan hanya sekedar kecelakaan"
Ucap Pak Candra memberitahu.

     Salah satu diantara mereka bergerak gelisah. Dia berharap polisi tidak menemukan jejak apapun. Bisa sangat bahaya jika kasus ini diperpanjang. Akan ada banyak pihak yang tau dan kecewa.

     Sedangkan Aila menatap Ghifar tanpa minat. Dia mengepalkan tanagnnya kuat -kuat. Aila merasa muak melihat wajah tidak berdosa dari Ghifar. Laki – laki itu bersikap tenang dan seolah tidak terjadi apa – apa.

€~€

     "Abaaaaaang Abang buka pintunyaaaa Abang Abang Abang" Teriak Ghisella dari luar kamar Gibran.

     "Gak dikunci Dek" Ucap Gibran dari dalam.

     Gibran sudah sampai di rumah nya tadi sekitar pukul 10 malam. Saat ini dia sedang merebahkan badannya yang sangat melelahkan. Dia juga sedang memikirkan kejadian beberapa jam lalu yang sangat menguras pikirannya.

2G (Sequel ARFA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang