Chapter 18

8.6K 950 187
                                    

~Selamat Membacaaa~

Saat ini anggota Defensor sedang berkumpul di kantin sekolah. Gilang dengan kesabarannya yang setipis tisyu itu merasa sangat risih ketika para kaum hawa dengan terang-terangan selalu memuji dan menatap mereka dengan tatapan yang menurut nya aneh.

"Ck! Gue pinjem ruangan operasi Om Arkan aja kali ya"Celetuk Gilang tiba-tiba.

"Buset dah buat apaan Lang?" Tanya Demian menelan saliva nya berat.

"Mau gue bantai tu cewek-cewek jelalatan"

"Lang" Peringat Gibran menepuk bahu Gilang.

"Huft" Gilang menghela nafasnya berat.

"Serem juga yeh barongsai kalo udah ngambek" Bisik Kenzie pada Rizky.

"Gue aduin tau rasa lo" Kekeh Rizky ketika melihat Kenzie yang langsung kicep.

"Gue ke toilet dulu" Pamit Ghifar terburu-buru pada sahabatnya.

"Mau kemana lo?" Teriak Kenzie.

"Dia tadi bilang toilet bego" Sahut Gilang dengan nada ngegas.

"Yeh kesabaran setipis tisyu nyambung aja lo" Ucap Kenzie membuat Gilang menatap dirinya dengan tajam.

"Hehe peace"

Merekapun melanjutkan acara makan nya yang sempat tertunda.

"Lama bener si Ghifar, makanan gue udah mau abis lagi" Ucap Kenzie sambil memegang perutnya yang begah.

"Gue susul Ghifar dulu" Ucap Gibran beranjak dari duduknya.

"AAAAAA ADA MAYAT ADA MAYAT"

Teriak seorang siswi yang berlari dari arah laboratorium menuju kantin.

"Buset suara sape tuh" Demian dan beberapa geng inti menatap ke arah siswi yang tadi berteriak.

"Kenapa?" Tanya Gilang menghampiri siswi tersebut.

"A-ada mayat di laboratorium toloooong banyak darah d-disana" Ucap siswi tersebut sebelum kesadarannya menghilang.

"Mayat?" Gumam Gibran.

Suasana kantin seketika heboh dengan berita yang mengejutkan itu. Mereka berbondong-bondong berlarian menuju ruang laboratorium untuk memastikan berita tersebut.

"Ky, lo sama yang lain cek ke laboratorium, gue mau cari Ghifar dulu" Ucap Gibran yang diangguki oleh Rizky dan beberapa anggota inti. Gibran berlari mencari adiknya yang sedari tadi menghilang.

"Lo dimana Ghif?" Gibran merasa prustasi kala tidak menemukan adik kembarnya.

"Gudang belakang sekolah" Gibran berlari menuju gudang belakang sekolah.

Dia sangat yakin Gihifar pasti berada disana. Tidak mungkin Ghifar pergi menuju toilet jika selama ini. Dan benar saja dugaanya. Dia menemukan Ghifar yang sudah berlumuran darah dan tersenyum kearah nya.

"Sorry Bang" Ucap Ghifar merasa bersalah.

"Udah enakan?" Tanya Gibran menghiraukan ucapan kembarannya.

"Plong banget rasanya bang, tapi masih sedikit gak enak" Jawab Ghifar sambil tersenyum.

"Gue mau cuci tangan dulu" Lanjutnya lagi.

"Jangan di toilet sekolah, yang ada nanti lo ketauan" Cegah Gibran.

"Lah terus dimana dong?"

2G (Sequel ARFA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang