Chapter 6

11.6K 990 85
                                    

Hollaaaa kangen si kembar gak niiiih🙌 Tandai jika ada typo yah🥳

~Selamat Membacaaa~

Dihari minggu yang cerah ini, Ibu rumah tangga yang mempunyai Anak 3 itu tengah sibuk memasak di dapur. Dia tidak sendirian, kini 6 bujang nya ikut turun tangan. Anggota Defensor hari ini berniat untuk melakukan rutinitas mereka seperti biasa, pergi ke panti asuhan untuk memberikan sedikit rezeki yang mereka punya.

Isfa berencana untuk memasak, yang nantinya makanan itu akan dibagikan untuk para Anak panti asuhan. Mengapa lebih memilih memasak? Karena Isfa sendiri yang menginginkan untuk memberikan makanan itu dengan hasil prakaryanya. Tentu dengan senang hati ke-6 bujang nya membantu Bunda mereka, walaupun sebenarnya mereka lebih ke mengacaukan.

"Keeeen jangan dimainin terus sayur nya, udah masukin sekarang tuh air nya udah mendidih"

"Demiaaaaan yang bener pasang box nya, nanti hancur"

"Ikyyy talenan punya Bunda jangan di dudukin!"

"Abaaaaang tadi pisaunya ditaruh dimana bekasnya?"

"Ish Kakak! Bukan gitu cara masukin sayurnya ke plastik!"

Begitulah sekiranya pekikan lantang dari mulut Isfa yang memarahi ke-5 bujangnya. Bukannya para bujang itu merasa ikut kesal, mereka malah terkekeh sesekali tertawa lebar mendengarkan omelan dari Isfa.

Sudah dari subuh mereka disini, dan omelan Isfa belum juga mereda. Ada saja drama yang mereka ciptakan. Dan kalian tau si manusia yang kesabarannya setipis tisyu? Kini laki-laki itu sedang ditugaskan berdiam diri didepan kompor sambil mengocek sayuran yang sedang Isfa masak.

Bukan itu yang menjadi perhatian mereka. Tapi wajah sangar itu kini sedang tersenyum paksa dengan celemek yang melekat ditubuhnya. Jika senyuman dia memudar, maka kanjeng ratu akan berkata...

"Gilaaaaang! Gak baik muka ditekuk depan rezeki. Harus senyum yang lebar biar makanannya enak"

"Gilang kan nonis Bun" Celetuk Demian sambil cekikikan.

"Emang kata rezeki cuman boleh buat orang islam aja hah?" Tanya Isfa sangar.

"Mampus lo, celupin aja ke sayur Bun muka si Demian, mubazir dia idup juga, jadi beban negara" Ceketuk Kenzie memanasi.

"Buset dah tu mulut apa sambel merecon pedes banget. Gue aduin Om Arkan nyaho sia biar di jait mulut lo, gak bae ada didunia mulut kaya gitu" Balas Demian tak kalah pedas.

"Berisik lo pada! Punya mulut overdosis banget kalo ngomong" Ucap Rizky kesal. Mati matian dia menahan kantuk karena subuh-subuh dirinya sudah berada disini.

"Rizky! Jangan kaya gitu mulutnya Bunda gak suka!" Ucap Kenzie memulai drama musikalnya.

"Bun tuh Bun Kenzie ngeledek Bun" Ucap Demian berlagak melaporkan kelakuan Kenzie.

"Ban Bun Ban Bun. Bunda gue itu" Sahut Ghifar mendelik sebal.

"Bunda gue!" Ucap Gibran dengan dingin.

"Bun masa dedek dinistain terus Bun" Ucap Demian dramatis.

Isfa terkekeh mendengarkan celetukan para bujangnya yang sangat lucu.

2G (Sequel ARFA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang