Chapter 23

8.5K 999 271
                                    

~Selamat Membacaaa~

     "Pagi Mas Broh semuaaaaaaa" Ucap Kenzie yang baru saja datang menghampiri anggota Defensor yang sudah berkumpul di parkiran.

     "Cieee lo udah baean sama si Om ya?" Tanya Ghifar pada Kenzie.

     "Yoi Mas Broh" Sahut Kenzie tengil.

     "Om Raka nyumpal lo pake apa?" Tanya Gilang pedas.

     Kenzie mendelik sebal pada Gilang yang malah tersenyum smirk.

     "Abis dapet siraman rohani dari Ibunda Ratu gue" Celetuk Ghifar membuat Kenzie tambah menekuk wajah nya.

     "Siraman rohani apaan Ghif?" Tanya Demian kepo.

     "Berisik lo pada ah, bagus-bagus gue udah tobat" Ucap Kenzie kesal.

     Gibran terkekeh melihat Kenzie yang seperti anak kucing dengan wajah ditekuk nya. Dia sangat ingat jelas kemarin malam Om Raka menghubungi Ayah nya hanya untuk meminta memberikan Kenzie siraman rohani. Arkan menolak karena Anak itu sama saja jika dirinya yang memberitahu. Jadilah Isfa yang turun tangan. Pasal nya remaja berusia 17 tahun itu akan sangat anggun dan menurut jika Isfa yang menasihati dirinya.

     Kenzie pernah bilang bahwa Isfa merupakan Bunda kedua untuk nya. Walaupun setelah mengatakan itu dia mendapatakan tatapan tajam dari 3 bayi Isfa, tapi si tengil Kenzie tetap saja dengan pendiriannya. Bagi Kenzie dan semua anggota Defensor yang lainnya, Isfa merupakan sosok Ibu yang selalu mengayomi dengan lembut.

     "Dapet berapa juz Ken? Hebat banget lo pulang kemah langsung kajian" Ucap Ghifar jail.

     "Gue sama Bunda gue kemaren bener-bener Ibu dan anak yang gak bisa di pisahin, Bunda Isfa bener-bener sayang banget sama gue" Sahut Kenzie tengil.

     Gibran dan Ghifar mendelikan matanya tajam pada Kenzie.

     "Heh! Bunda gue gausah lo sebut-sebut pake mulut lemes lo" Sentak Ghifar kesal.

     "Nyenyenyeee" Balas Kenzie tengil.

     Anggota Defensor menatap jijik pada Kenzie. Laki-laki itu memang sangat childish dan lebay. Sewaktu dulu, Raka dan Sasa telalu memanjakan dan menuruti semua keinginan laki-laki itu. Alhasil sampai saat ini jika kemauan nya tidak di turuti, laki-laki itu akan merajuk dan marah-marah tidak jelas.

     "Gue mau ke toilet dulu" Ucap Gilang memisahkan diri.

     Gibran melihat Gilang yang berjalan sambil mengeluarkan ponsel dan seperti sedang menelpon seseorang. Dia mengernyitkan dahinya bingung ketika Gilang malah berjalan menuju belakang sekolah, dan bukan menuju toilet. Ketika dia hendak mengikuti laki-laki itu, Ghifar menarik tangannya.

     "Ngelamun mulu lo Bang, udah bel tuh, ayok" Ajak Ghifar pada sang Abang.

    Gibran kembali menatap kearah Gilang yang sudah menghilang dari pandangannya. Mengapa Gilang berbohong?

€~€

     Istirahat telah tiba. Seluruh siswa/i Aleksandria Pratiwi bergegas pergi menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang keroncongan. Begitu juga anggota Defensor yang sudah berkumpul di pojok kantin.

     Sesekali mereka semua tertawa ketika salah satu dari mereka melontarkan candaan dan itu selalu sukses membuat kaum hawa menjerit heboh melihat ketampanan mereka yang bertambah berkali-kali lipat ketika sedang tertawa.

     "Duluan aja makan, gue mau ke toilet dulu" Ucap Ghifar pada anggota Defensor.

     Mereka semua mengangguk dan melanjutkan memesan makanan. Gibran menatap kearah Ghifar dengan tatapan yang sulit diartikan. Jika dia mengikuti adiknya, maka pasti yang lain akan curiga. Tapi jika dia tidak mengikuti sang adik, dia takut terjadi sesuatu lagi pada adiknya.

2G (Sequel ARFA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang