Chapter 5

11.8K 1K 89
                                    

Tandai jika ada typo🙌

~Selamat Membacaaa~

     "Gib jadi ke markas kan?" Tanya Demian pada Gibran.

     "Kalian duluan aja, gue disuruh jemput Isel soalnya" Ucap Gibran.

     "Kita ke cafe Bunda gue dulu aja yok" Ucap Ghifar memberikan intrupsi.

     Mereka semua bersorak senang apalagi Demian dan juga Kenzie. Pasalnya jika mereka pergi ke cafe milik Bundanya 2G, maka mereka akan makan gratis sepuasnya.

     "Lo tau dong isi otak gue Dem" Ucap Kenzie pada Demian.

     "Pikiran kita sama bro" Balas Demian dengan cengengesan.

     "Makan mulu otak lo!" Ucap Gilang dengan kesabaran tipisnya.

     "Yeee perut kita ini perlu makan biar bisa menghadapi dunia yang kejam" Sahut Kenzie dengan dramatis.

     "Dunia gak baik buat Anak sholeh kaya kita Ken" Timpal Ghifar yang sedari tadi diam.

     Kenzie dengan kekuatan 5G nya tentu akan menyambut drama musikal itu dengan senang hati.

     "Iya, gue bingung banget bisa bisanya bokap bikin Anak sesholeh dan setampan gue"

     "Gue gak punya bokap tapi gue juga bingung Ken, bisa bisanya lagi bokap gue lebih milih turu di tanah" Ucap Demian nimbrung.

     "Dark banget buset" Rizky akhirnya angkat bicara setelah mendengar ucapan dari Demian.

     Gibran menghela nafasnya lelah. Menghadapi para sahabatnya yang sangat absurd ini sangat menguras energi.

     "Cabut keburu sore! Lang kabarin di group jam 7 malem kumpul di markas" Perintah Gibran yang langsung di angguki oleh Gilang.

     Mereka pun pergi meninggalkan sekolah dengan perasaan senang karena sebentar lagi makanan gratis akan menghampiri perut keroncongan mereka. Berbeda dengan Gibran yang membelokan motor nya terlebih dahulu menuju sekolahan sang Adik.

     Sesampainya di cafe milik Isfa, mereka semua disambut dengan ramah oleh para karyawan. Tentu dengan bisikan-bisikan kagum dari mereka melihat betapa tampan dan gagah nya Anak dan teman-teman bos mereka.

     "Assalamu'alaikum Bundaa" Ucap mereka semua pada Isfa yang kebetulan baru keluar dari ruangannya.

     Beberapa atensi pengunjung mengalihkan pandangannya pada mereka. Mereka semua memekik kaget melihat ketampanan cowok-cowok berseragam itu. Apalagi kaum hawa yang sudah mulai curi-curi pandangan dan caper.

     "Wa'alaikum salam, Anak-Anak Bunda udah pada dateng" Balas Isfa dengan lembut.

     Hati mereka menghangat mendengar suara lembut dan senyuman teduh dari wajah perempuan paruh baya yang sialnya masih terlihat cantik itu. Terlebih Demian dan juga Gilang yang selalu tersenyum dan terharu jika Isfa sudah memanggil mereka dengan sebutan Anak. Mereka memang telah kehilangan orang tua mereka, tapi Isfa dan juga Arkan tentunya dengan orang tua Kenzie dan juga Rizky selalu memperlakukan mereka seperti Anak kandung mereka sendiri.

     "Bunda makin cantik aja" Celetuk Kenzie memulai drama musikal nya.

     "Emang sejak kapan Bunda jelek?" Tanya Isfa pura-pura merajuk.

     Mereka semua tertawa riang tanpa beban. Hangat. Itu yang Isfa rasakan ketika melihat tawa riang dari wajah mereka. Isfa sangat menyayangi mereka semua seperti Anak kandung nya sendiri. Apalagi terhadap Demian dan juga Gilang, dia selalu memperhatikan kedua Anak tersebut.

2G (Sequel ARFA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang