"Jangan membunuh keindahan harimu dengan memikirkan hari kemarin, percayalah ada hal-hal yang indah setiap harinya"
Muhammad Ghifari Fakhri Abiyan
~Selamat Membacaaa~
Sesampainya di kelas, Gibran mendudukan dirinya dengan kesal diatas bangku. Dia menundukan kepalanya pada lipatan tangan. Nafasnya memburu dan jantungnya malah semakin menggila.
"Lah lo kenapa Bang?" Tanya Ghifar heran.
"Lo abis mulung dimana Gib nenteng nenteng sepatu?" Tanya Kenzie asal.
"Ayah Arkan jatuh miskin sampe Gibran nyeker gitu?" Tanya Demian pada Ghifar.
Plak
"Omongan itu doa! Sekate kate lo ngatain bokap gue miskin" Balas Ghifar kesal.
"Sakit bego!" Gerutu Demian mengelus bahunya yang barusan Ghifar geplak tanpa dosa.
"Gib lo sakit? Telinga lo merah banget" Kini Rizky yang membuka suara.
"Bang lo....."
"Diem!"
Mereka semua kicep mendengar peringatan dari Gibran. Gibran terlihat sangat aneh. Mereka semua masih diam memandang Gibran dengan tatapan bingung.
"Lo pada mending shalat duha sana, gue tadi udah duluan" Ucap Gibran tanpa mengangkat kepalanya.
"Lo curang banget bwang shalat duluan tanpa dede" Seru Ghifar heboh.
"Hooh, atit hati dede Enzie ditinggalin duluan" Sambung Kenzie seperti tali silaturahmi.
"Ck! Dah sono lo pada shalat gausah ngedrama" Ucap Gilang yang merasa terganggu dengan obrolan unfaedah mereka.
"Yaudah yok lah gas"
Ghifar dan anggota Defensor lainnya yang muslim bergegas menuju mushala untuk menunaikan shalat duha bersama. Sedangkan Rizky dan Gilang kembali duduk ditempat mereka masing-masing tanpa menghiraukan Gibran yang masih juga menunduk.
"Lo buat gue gila Ayla" Desis Gibran kesal sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Astagfirullah Ya Allah ini kenapa gak mau berenti sih jantungnya" Gumam Gibran merasa prustasi dengan dirinya sendiri.
Disisi lain Ghifar dkk sedang berjalan ria menuju mushala. Sesekali mereka menciptakan drama untuk mengisi keheningan selama perjalanan. Ghifar memicingkan matanya tajam ketika netranya melihat kearah bawah pohon disamping mushala. Disana ada seorang gadis yang sedang terduduk sendiri. Dia seperti mengenal gadis itu.
"Lo pada duluan aja, gue mau ada urusan dulu bentar" Ucap Ghifar tiba-tiba.
"Yaelah sok sibuk banget lo pake segala bilang ada urusan" Serobot Demian.
"Berisik lo! Dah sana buruan jalan duluan semunya"
Mereka semua mengedikan bahunya acuh dan kembali melanjutkan perjalanan. Sedangkan Ghifar sendiri berjalan ria menuju bawah pohon.
"Sendirian bae Neng"
Aila terjengat kaget ketika dia mendengar suara seseorang dari belakang tubuh nya.
"LO! Bikin gue jantungan aja!" Sentaknya kesal.
Ghifar terkekeh melihat Aila yang lagi-lagi dia buat kesal.
"Gak baik sendirian di bawah pohon gini, kemasukan penghuninya baru nyaho lo" Ucap Ghifar menakut-nakuti.
"Lo juga ngapain samperin gue? Bukannya gak baik berduaan sama yang bukan mahram!" Ketus Aila sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
2G (Sequel ARFA)
Fiksi RemajaSepuel dari cerita ARFA✨ Biasakan follow dulu sebelum baca🙌 "Gue duluan Ay" "Astagfirullah" Isfa dan Arkan membelalakan matanya kaget. "Kalian pacaran?" Tanya pasutri itu berbardngan. "E-eh enggak kok Tante... Om" Jawab Ayla sopan. "Terus? Kenapa...
