Chapter 10

10.6K 989 145
                                    

Tandai jika ada typo🙌

~Selamat Membacaaa~

"Bang Gibran" Panggil salah seorang murid laki-laki dari arah belakang.

Gibran menghentikan langkah nya metika dia dan anggota Defensor yang muslim hendak melaksanakan shalat duha di masjid sekolah.

"Lo di panggil kepsek Bang"

Gibran mengernyitkan dahinya bingung. Tumben sekali. Seingat nya dirinya sama sekali tidak membuat masalah.

"Kenapa?"

"Gue gatau Bang, Pak Yanto cuman nyuruh gue buat panggilin lo doang" Ucap murid tersebut yang bernama Ical.

Gibran menganggukan kepalanya tanda mengerti.

"Kalian duluan"

"Lo bikin masalah Bang?" Tanya Ghifar heran yang dibalas gelengan oleh laki-laki itu.

"Lah terus ngapain Pak Yanto manggil lo?" Gibran hanya mengedikan bahunya saja acuh. Selanjutnya dia pergi meninggalkan teman-temannya.

"Nasib punya Abang triplek ya Ghif" Celetuk Kenzie terkikik geli melihat wajah Ghifar yang di tekuk.

"Berisik lo. Cabut!"

Selama perjalanan di koridor sekolah yang terlihat sepi karena kebanyakan siswa sedang berada di kantin, Gibran berjalan tegak dengan mata tajam bak elang nya. Namun perjalanannya terhenti kala dirinya melewati pintu UKS dan mendengar suara rintihan seseorang.

Gibran menghentikan langkahnya dan celingukan sendiri. Suara itu berasal dari dalam UKS. Perlahan dia membuka pintu UKS untuk melihat suara siapa didalam sana.

"Akh Ya Allah hiks sakit banget"

Gibran terdiam di ambang pintu kala netranya melihat seorang perempuan yang akhir akhir ini selalu menganggu pikirannya.

"Kenapa?"

"Astagfirullah Ya Allah" Gadis itu terperanjat kaget ketika mendengar suara seseorang dari arah belakang nya.

"Gibran" Gumam nya lalu buru-buru dia menghapus air matanya.

"Kenapa?" Tanya Gibran lagi yang masih berdiri di ambang pintu.

"Gapapa" Cicit perempuan itu menunduk.

"Bohong itu dosa!"

Skak! Perempuan itu meringis kala mendengar ucapan menusuk dari Gibran.

"Maag" Jawab nya pelan.

Gibran menghela nafasnya pelan. Dia melihat sekeliling koridor yang nampak sepi. Lalu tak sengaja matanya menatap punggung Adik kelas nya yang sedang berjalan menuju kantin.

"Panji" Panggil Gibran yang sama sekali tidak di respon oleh laki-laki itu.

"Samuel" Panggil nya lagi mencoba mengingat nama Adik kelasnya, namun hasilnya masih nihil.

"Woy lo yang lagi jalan" Gibran mengucapkan kata maaf dalam hatinya kala ucapannya tadi kurang sopan.

Habisnya dia sama sekali tidak mengingat nama laki-laki itu. Laki-laki itupun menoleh dan menunjuk dirinya sendiri.

"Gue Bang?"

"Iya"

Diapun berlari pelan menuju arah Gibran "Kenapa Bang?"

2G (Sequel ARFA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang