Chapter 8

9.5K 965 122
                                    

"Cukup menjadi sederhana dan lihat siapa yang menerima kita apa adanya. Kekurangan lo akan diterima oleh hati yang memang ditakdirkan buat lo"
Muhammad Ghifari Fakhri Abiyan

~Selamat Membacaaa~

     Malam ini dikediaman Bapak Muhammad Arkan Atalaric Abiyan sedang dihebohkan dengan kelakuan si Bungsu yang membuat mereka geleng-geleng kepala.

     "Adek... kenapa hemm?" Tanya Arkan lembut sambil terkekeh.

     "Ayah sebentar aja yah please.... Adek belum lancar hafalannya"

     "Mau sama Ayah aja hafalannya?"

     "NO! Adek udah janji minggu lalu mau setor surat ini sama Abang, soalnya Adek kalah main cacing yah" Ucap Ghisella lesu.

     Jadi ceritanya minggu lalu si kembar dan juga Ghisella bermain permainan cacing. Mereka sama-sama berjuang memanjangkan cacing mereka dari ponsel. Dan jika salah satu diantara mereka kalah duluan, maka mereka akan di beri hukuman.

     Hukuman untuk Ghisella yaitu menghafal surat Al-jin. Kalian tahu bagaimana susah nya menghafal surat itu? sangat membutuhkan perjuangan yang amat besar. Dan jika kedua Abang nya yang kalah, maka Ghisella bebas berbelanja apa saja selama satu minggu. Si kecil Ghisella yang kalah, harus menyetorkan hafalan itu pada Abang nya, dan terjemahan surat itu pada Kakak nya. Dikarenakan dia belum menghafal 3 ayat terakhir, maka dia berinisiatif mengunci Abang dan juga Kakak nya di dalam kamar.

     "Terus kenapa di kunci Abang sama Kakak nya?" Tanya Isfa lembut disamping Arkan.

     "3 ayat lagiiiii aja Bun, Adek belum hafal" Pinta Ghisella sambil mengerjapkan matanya lucu.

     "Adek cantik... Anak nya Ayah Arkan terhormat dan Bunda Isfa tercantik, bukain dooooong" Teriak Ghifar dari dalam kamar.

     "Sumpah yah, Om Raka bener-bener berhasil nyuci otak Adek kita Bang" Ucap Ghifar pada Gibran yang sedang terduduk santai.

     "Ghisella itu cerdik dan aktif, gue apresiasi sama pikiran kreatif nya" Jawab Gibran terkekeh.

     Menurut Gibran Adiknya itu sangat cerdik dan kreatif. Selalu ada saja kelakuan yang dia buat untuk menyelamatkan dirinya dari hal yang menurutnya bahaya. Yah, walaupun tingkah lakunya selalu membuat orang geleng-geleng kepala.

     Dia masih ingat jelas 1 bulan lalu saat Adiknya hendak mencoba memasak telor ceplok karena Bundanya yang sedang di cafe, Ghisella memakai panci milik Bundanya di kepala untuk menghindari cipratan minyak. Dirinya dan juga Ghifar yang saat itu baru pulang sekolah, langsung di buat terkejut dan tertawa melihat tingkah konyol Adiknya.

     "Yaudah gimana kalo Adek hafalin dulu surat nya, biar Abang sama Kakak setoran hadist dulu sama Ayah?" Tanya Arkan lembut.

     "OK! Boleh banget Yah, yang lama yah" Ucap Ghisella terkikik.

     "Mana kuncinya?" Pinta Isfa pada Anak bungsunya.

     Ghisella memberikan kunci itu pada Bundanya. Dia langsung berlari kearah belakang Ayah nya, takut-takut kedua Abang nya mengamuk walaupun mustahil.

Ceklek

     "Akhirnyaaaa... mana si bocil nih" Ghifar langsung mencari Adik Bungsu nya yang nakal itu.

     "Apa hem?" Tanya Arkan bersidekap dada.

     "Ah Adek curang beraninya bawa pawang" Ucap Ghifar pura-pura merajuk.

2G (Sequel ARFA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang